Pilkada Kota Bekasi

Dikhianati Partai Golkar dan Calon Pasangan Pilkada, Nofel Saleh Blak-Blakan Dukung Herkos-Gushol!

Bahkan, Nofel Saleh Hilabi digadang-gadang maju bersama Tri Adhianto, kader PDIP, yang juga pernah satu bulan menjabat sebagai Wali Kota Bekasi. 

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
Tribunnews.com/Lendy Ramadhan
Kader Golkar Nofel Saleh Hilabi --- Nama Nofel Saleh Hilabi, kader Partai Golkar, mendadak lenyap dari kancah Pilkada Kota Bekasi 2024. Sebelumnya, Nofel Saleh Hilabi sempat menyatakan diri maju sebagai bakal calon wali kota Bekasi. 

Saya seorang politisi yang berangkat dari pedagang dan juga pengusaha, pedagang atau pengusaha itu mengedepankan komitmen perihal apa yang kami ucap dan apa yang kami lakukan, karena kalau saya ingin membangun sebuah kota berarti harus mempunyai komitmen dalam membangun permulaan dan itu yang selalu saya pegang prinsip.

Pada saat itu sebelum saya berkomunikasi intens kepada Tri Adhianto, justru komunikasi yang lebih intens kepada saya adalah Heri Koswara atau Herkos dari PKS yang sekarang bersama calon wakil nya Sholihin atau Gushol dari PPP. Awal-awal pak Herkos itu membangun komunikasi dengan saya untuk meminta saya menjadi pendampingnya atau wakilnya.

Karena kebetulan DPP PKS saat itu Herkos diminta segera menentukan calon wakil, lalu saya bilang kalau partai Golkar itu tidak bisa terburu-buru, biasanya kami butuh waktu ada survei pertama, survei kedua, dan survei ketiga untuk melihat apakah orang tersebut layak diusung atau tidak.

BERITA VIDEO : HERI KOSWARA DAN SHOLIHIN NAIK VESPA KLASIK DAFTAR PILKADA

Kemudian saya tanya ke Herkos apakah bisa menunggu atau tidak, karena Herkos ini diminta sama DPP PKS untuk segera, maka Herkos bilang 'Bang Nofel izin ya, saya harus menentukan segera pasangan, mungkin kalau Golkar terlalu lama boleh tidak saya pilih calon yang lain?' jawab saya silahkan, karena politik dinamis, akhirnya pak Herkos menentukan dengan Gushol.

Setelah itu saya berpikir Herkos adalah pemimpin yang memiliki integritas, sopan santun dan akhlak, karena komunikasinya baik, walaupun pah Herkos senior saya, tapi masih mau menghargai.

Berjalan waktu saya intens dengan pak Tri Adhianto, karena PDIP waktu itu pak Tri selaku ketua DPC PDIP masih menunggu putusan dari pusat siapakah yang akan maju Pilkada, apakah Tri atau Mochtar Muhammad (M2).

Tri sempat mendatangi saya untuk mengobrol, dan saya juga datang ke Tri, bahkan setiap turun ke wilayah untuk sosialisasi saya juga diajak, bahkan beliau pernah pesan kepada saya untuk memperbanyak Billboard atau Alat Peraga Kampanye (APK) dengan tujuan elektabilitas dan popularitas saya naik.

Tidak hanya itu, Tri juga sempat menyampaikan ingin bersama (duet di Pilkada) bersama Nofel Saleh, walaupun sebelumnya Tri juga sempat ditawarkan memilih dari sejumlah kader Golkar yang mendaftar Pilkada, tapi hanya nama Nofel yang ingin dipilih Tri.

Sampai akhirnya saya diberitahu oleh DPP Golkar yang saat itu Ketua Umum (Ketum) masih Airlangga Hartarto dan belum Bahlil Lahadalia, melalui Wakil Ketua Umum Bapilu nya Ahmad Doli Kurnia, kalau hasil survei terhadap saya mulai pertama, kedua, dan ketiga bagus teratas, kemudian Golkar akan memberikan kepada Nofel untuk rekomendasi.

Saya juga ditanya nyaman atau ingin duet dengan siapa, dan saya jawab kalau yang kerap berkomunikasi dengan saya adalah Tri Adhianto, setelah itu hasil survei saya dengan pak Tri cukup tinggi berdua, bahkan nilainya jika digabungkan mampu di atas 50 persen.

Selanjutnya Tri Adhianto diarahkan oleh DPP Golkar, jika serius berduet dengan Nofel Saleh wajib bertemu terlebih dahulu untuk memastikan keseriusan, kemudian datang dan ditanya oleh DPP Golkar kalau ingin berduet keinginannya dengan kader siapa, dan Tri menjawab bersama saya, hasil pertemuan itu DPP Golkar langsung memberitahukan kepada ketua umum yakni Airlangga. 

Setelah dari hal itu Tri Adhianto selalu menghubungi saya untuk menanyakan perealisasian kepastian duet tersebut, kemudian saya dengan Tri Adhianto berbagi tugas, saya di tugaskan untuk menjaga tanggung jawab rekomendasi ke partai Golkar, kemudian untuk PDIP l Tri Adhianto yang akan bertanggung jawab.

Tidak hanya itu, untuk partai-parlemen saya juga diharuskan untuk bertanggung jawab supaya dapat memberikan dukungan kepada duet kami.

Berjalannya waktu, total delapan partai non parlemen mamastikan memberikan dukungan kepada Nofel dan Tri , bahkan suratnya pun saya juga masih ada berupa rekomendasi, surat rekomendasi dari non parlemen juga saya jaga atau simpan karena itu juga menjadi syarat penerbitan rekomendasi dari DPP Golkar.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved