Unsika Pakai Kontainer Bekas untuk Ruang Kelas, Cellica Anggap Kampus Tak Punya Perencanaan Matang

Keputusan Unsika memakai peti kemas bekas sebagai ruang kelas, dikritik anggota DPR, Cellica Nurrachadiana.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ign Prayoga
TribunBekasi.com
Heboh, penggunaan kontainer untuk ruang kuliah di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Rencananya puluhan kontak peti kontainer itu akan digunakan untuk perkuliahan di Kampus 2 Unsika di Jalan Raya Tanjung Pura, Karawang. 

Dia menilai langkah ini tidak efisien jika dibandingkan dengan pembangunan ruang kelas permanen yang lebih kokoh dan bisa digunakan jangka panjang.

“Kenapa tidak dialokasikan langsung untuk pembangunan yang lebih bermanfaat dan berkelanjutan?" kata Cellica.

Selanjutnya poin keempat ialah solusi alternatif dengan melaksanakan kuliah online atau pembagian waktu.

Menurut Cellica, mekanisme pembelajaran online atau pengaturan waktu kuliah antarprogram studi bisa menjadi solusi sementara untuk mengatasi keterbatasan ruang belajar.

Hal ini dinilai lebih efektif dibandingkan pengadaan kontainer yang bersifat sementara.

Dan poin kelima ialah kebijakan cacat komunikasi.

Cellica menegaskan pentingnya komunikasi terbuka antara pihak rektorat dan berbagai pemangku kepentingan.

Menurutnya, kebijakan besar seperti ini harus dikaji bersama untuk mencegah polemik yang merugikan semua pihak.

“Komunikasi yang buruk hanya akan menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa dan masyarakat,” ujar Cellica.

Heboh, penggunaan kontainer untuk ruang kuliah di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).

Rencananya puluhan kontak peti kontainer itu akan digunakan untuk perkuliahan di Kampus 2 Unsika di Jalan Raya Tanjung Pura, Karawang.

Sementara itu, Humas Unsika, Anna Rosmalina menyebutkan kekurangan fasilitas ruang belajar di Unsika memaksa para mahasiswa menjalani perkuliahan di dalam kontainer.

Langkah darurat ini diambil karena kampus Unsika 2 mengalami defisit ruang kelas hingga 62 unit.

“Kekurangan ruang kelas sebanyak 62 unit memaksa kami untuk menggunakan kontainer sebagai solusi sementara,” ujar Anna.

Anna juga memaparkan, ada sebanyak 40 kontainer yang kini disulap menjadi ruang kelas, ruang dosen, ruang rapat, toilet, kantin, dan gudang.

Dari jumlah tersebut, hanya 20 kontainer yang digunakan untuk ruang kuliah.

“Kontainer dipilih karena penyediaannya lebih cepat dibandingkan pembangunan gedung permanen,” kata Anna. (MAZ) 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved