Polemik Lukisan Yos Suprapto
Yos Suprapto Bertekad Melakukan Perlawanan atas Pembredelan Pameran Lukisannya di Galeri Nasional
Yos Suprapto berencana mengambil langkah hukum untuk melawan tindakan pembredelan pameran lukisannya di Galeri Nasional
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Seniman senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto, mendapat perlakuan sewenang-wenang.
Pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, secara tiba-tiba dihentikan.
Awalnya, kurator menilai, ada lima lukisan Yos Suprapto yang menggambarkan caci maki kepada seorang tokoh nasional.
Pameran kemudian dihentikan dan ruang pameran dikunci. Bahkan Yos Suprapto pun dilarang mengakses karya-karyanya.
Yos Suprapto berencana mengambil langkah hukum untuk melawan tindakan pembatalan pameran lukisan bertajuk ‘Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan’ di Galeri Nasional Indonesia.
Yos menjelaskan, langkah hukum bakal diambil jika pihak Galeri Nasional Indonesia tidak memberi akses ke masyarakat untuk menikmati karya-karyanya.
"Seandainya masyarakat luas tidak bisa mengakses ke pameran saya, dan tetap terkunci seperti ini, bahkan saya seorang senimannya saja tidak bisa masuk, lebih baik saya akan menggunakan pendekatan hukum untuk mendapatkan kunci membuka pintu itu," kata Yos saat konferensi pers di Gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Meski begitu, Yos mengaku belum dapat memastikan kapan langkah hukum itu akan diambil.
Namun, dia menyatakan akan mengambil tindakan tersebut. "Saya akan menggunakan pendekatan hukum,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, bahwa tak menutup kemungkinan untuk membuka dialog dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam masalah ini, sebelum nantinya benar-benar mengambil langkah hukum.
Yos juga berharap ada penjelasan terkait nasib karya-karya miliknya yang telah siap dipamerkan dan masih terpajang di Galeri Nasional Indonesia.
Lebih lanjut, dia juga berencana untuk menyatakan sikap tidak bersedia melanjutkan pameran, setelah langkah hukum itu diambil.
“Saya akan membawa pulang karya-karya saya, menurunkan karya-karya saya dan saya bawa pulang, ke Jogja," ujar Yos.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional mencederai kebebasan berekspresi.
"Melarang karya seni Yos Suprapto karena mengandung kritik terhadap bekas Presiden Joko Widodo adalah hal yang keliru dan tidak bertanggung jawab," kata Usman melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/12/2024).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.