Berita Pendidikan

Keren, Mahasiswa KKN Unsika Sulap Sampah Plastik dan Oli Bekas Jadi Paving Blok

Proses pembuatan paving blok ini menggunakan bahan sampah plastik 50 persen, oli bekas 30 persen dan pasir 20 persen.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
SAMPAH PLASTIK/ Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menunjukkan paving blok menggunakan bahan sampah plastik dan oli bekas saat lokakarya sekaligus penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang II tahun akademik 2024/2025 di Aula Syekh Quro Unsika, Jumat (7/2/2025). Mereka mengharapkan inovasi itu dapat mengurangi sampah plastik di masyarakat. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menyulap sampah plastik dan oli bekas menjadi paving blok.

Hal itu mereka lakukan saat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada awal Januari 2025.

Inovasi paving blok mereka tularkan kepada masyarakat setempat agar menjadi solusi mengatasi persoalan sampah plastik dan pemanfaatan oli bekas.

Ketua KKN di lokasi tersebut, Ghufron Suhendra mengatakan, pihaknya berjumlah 21 mahasiswa.

Kegiatan KKN di sana melakukan edukasi kepada masyarakat terkait edukasi sampah, bank sampah dan kelanjutannya itu pembuatan paving blok dari bahan sampah plastik.

"Selain kita ada juga produk lainnya seperti kerajinan tangan, briket, pot dari botol plastik, pembasmi hama tikus hingga paving blok ini," katanya usai kegiatan lokakarya sekaligus penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang II tahun akademik 2024/2025 di Aula Syekh Quro Unsika, Jumat (7/2/2025). 

Mahasiswa Unsika2-7feb
SAMPAH PLASTIK/ Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menunjukkan paving blok menggunakan bahan sampah plastik dan oli bekas saat lokakarya sekaligus penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang II tahun akademik 2024/2025 di Aula Syekh Quro Unsika, Jumat (7/2/2025). Mereka mengharapkan inovasi itu dapat mengurangi sampah plastik di masyarakat.

Sementara itu, koordinator produk KKN di Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes, Muhamad Farhan menjelaskan, proses pembuatan paving blok ini menggunakan bahan sampah plastik 50 persen, oli bekas 30 persen dan pasir 20 persen.

"Itu semua dicampur lalu dibakar dan cetak berbentuk paving blok," kata Farhan.

Dia menuturkan, setiap satu buah paving blok itu menghabiskan bahan sampah plastik 700 gram, oli bekas 400 gram dan sisanya 20 persen pasir.

Sehingga, dari sisi ekonomi penggunaan sampah plastik sebagai bahan paving blok sangat ekonomi dibandingkan jika harus dijual begitu saja.

Dari sisi ekonomi paving blok sangat ekonomis, karena harganya sangat revelan dari satu paving blok saja harganya Rp 3.500, jika sampah plastik saja hanya dihargai Rp 2 ribu per kilogram.

Baca juga: Sunardi Ternyata Mata Duitan, Sebelum Habisi Nyawa Istri, Jaminkan Sertifikat Tanah Buat Foya-Foya

Baca juga: Pj Bupati Bekasi Minta Pejabat OPD Rumuskan Efisiensi Anggaran

"Itupun satu paving blok hanya 700 gram, tidak sampai satu kilogram. Artinya sangat ekonomis," beber dia.

Adapun untuk kekuatan paving blok berbahan baku sampah plastik itu, Farhan menyebutkan sangat kuat. Meskipun belum diuji secara resmi melalui proses laboratorium.

"Ketahanan belum kami tes secara data, tapi Insyaallah kuat. Sudah kita coba tahan banting dan gesekan. Tapi memang kita perlu uji lab dahulu," katanya.

Dapat Penghargaan Kategori KKN Desa Terbaik

Farhan menyampaikan, kelompoknya mendapatkan penghargaan dari kampus, sebagai kategori KKN desa terbaik.

Penilaiannya mulai dari program kerja maupun produk yang dihasilkan selama kegiatan KKN tersebut.

Baca juga: Cek Detail Harga Emas Batangan Antam Beragam Ukuran di Bekasi, Jumat Ini Melorot Rp 10.000 Per Gram 

Baca juga: Tak Ada Indikasi Gangguan Jiwa, Polisi Nilai Sunardi Sehat Jasmani Rohani usai Habisi 2 Nyawa

"Kami juga bersyukur mendapatkan penghargaan kategori desa terbaik di Kecamatan Pedes," ujarnya.

Farhan berharap produk yang dihasilkan dengan disampaikan kepada masyarakat ini dapat berkelanjutan.

Tidak hanya saat ada momentum KKN saja, tetapi bisa terus diterapkan oleh kehidupan sehari-hari di masyarakat.

"Harapannya untuk paving blok sendiri karena kami bekerjasama dengan Bumdes, ini dapat menjadi solusi berkelanjutan. Tidak hanya saat ada momentum KKN saja tapi kami harap masyarakat sendiri dapat melanjutkan inovasi ini dan menjadi solusi khususnya masalah sampah plastik di lingkungannya," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsika, Dr. Dayat Hidayat mengapresiasi terhadap mahasiswa atas pengembangan inovasi ketika KKN di masyarakat.

Ia mengharaplan inovasi itu tentunya harus berkelanjutan penggunaanya oleh masyarakat.

Baca juga: Nikita Mirzani Akan Polisikan Reza Gladys Jika Tak Terbukti Lakukan Pemerasan?

Baca juga: Pencuri Spesialis Mobil Pikap Diringkus Polisi, Awalnya Dicurigai karena Sibuk Modifikasi

"Banyak ya, ada inovasi pembasmi hama tikus, ada juga paving blok pakai sampah plastik. Tentu itu pilihan bagaimana masyarakat atas inovasi yang dihasilkan mahasiswa," katanya.

Menurutnya, ada tiga hal dalam setiap pelaksanaan KKN oleh mahasiswa. Mulai dari pengabdian masyarakat, interaksi sosial, hingga pengembangan ekonomi kemasyarakatan.

Pihaknya mengharapkan mahasiswa tidak hanya membantu membuatkan tapi bagiamana menggunakan hingga memasarkan. Sehingga pendidikan dan kesejahteraan meningkat.

"Banyak juga yang sudah bekerjasama dengan Bumdes, bahkan ada yang Bumdes-nya mati tidak berjalan dia bangkitkan kembali oleh mahasiswa," tandasnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved