Kisah Warga Ciputat yang 2 Hari Ditahan Polsek, Dibebaskan Setelah Anaknya Tawarkan Ginjal di HI

Inilah kisah Syafrida Yani (49), wanita asal Ciputat, Tangerang Selatan, yang dilaporkan kerabatnya ke polisi atas tuduhan penggelapan uang dan HP.

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA
Dibebaskan usai anak nekat jual ginjal. Syafrida Yani (49) kini ditangguhkan penahanannya dalam kasus penggelapan usai kedua anaknya berniat menjual ginjalnya demi membebaskannya dari penjara. 

Awal Yani Dilaporkan

Sebelumnya, Farrel Mahardika Putra menjelaskan kasus tersebut berawal ketika ibunya diminta salah satu keluarga menjaga rumah.

“Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan."

"Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering ke luar negeri,” tuturnya, Kamis (20/3/2025).

Suatu ketika, pemilik rumah merasa kesal lantaran Syafrida Yani susah dihubungi karena tak memiliki handphone.

Syafrida Yani kemudian dibelikan handphone agar pemilik rumah dapat memantau pekerjaannya.

Pemilik rumah juga memberikan uang Rp10 juta untuk keperluan rumah seperti listrik hingga membayar asisten rumah tangga (ART).

“Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran rinciannya selalu dicatat ibu saya,” imbuhnya.

Lantaran sering dimaki, Syafrida Yani memutuskan untuk berhenti mengurus rumah tersebut.

Pemilik rumah yang tak terima dengan sikap Syafrida Yani membuat laporan ke Polsek Ciputat atas kasus penggelapan handphone serta uang.

“Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping. Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” ujarnya.

Syafrida Yani telah menunjukkan rincian pengeluaran uang Rp10 juta yang diberikan pemilih rumah.

Handphone juga telah dikembalikan, namun pemilik rumah enggan mencabut laporan.

“Namun tetep saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan,” katanya.

Farrel ingin mencari keadilan untuk ibunya dengan membentangkan poster di kawasan Bundaran HI.

Farrel dan adiknya membutuhkan biaya untuk membebaskan ibu sehingga muncul ide menjual ginjal.

“Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” katanya.

Sebagian artikel telah tayang di  TribunJakarta.com 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved