Lippo Group Mengaku Sebagai Pemilik Lahan di Kemang yang Jadi Lokasi Bentrok Mirip GTA San Andreas

Lippo Group mengaku sebagai pemilik lahan di area terjadinya bentrokan di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/4/2025).

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Keributan antara dua kelompok terjadi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025) siang. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Bentrok antara dua kelompok terjadi di sebuah lahan kosong di wilayah Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025) siang.

Salah satu kelompok menggunakan senjata laras panjang. Mereka datang menggunakan berbagai kendaraan salah satunya mobil warna kuning.

Bagasi mobil warna kuning ini ternyata mengangkut persenjataan. Kasus bentrokan ini diusut polisi. 

Di sisi lain, Lippo Group mengaku sebagai pemilik lahan di area terjadinya bentrokan di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/4/2025).

Direktur Eksternal Lippo Group Danang Kemayan Jati menegaskan, orang yang menempati lahan itu tersebut adalah preman yang mencoba mengambil alih hak milik perusahaan. Menurutnya, tidak ada ahli waris yang menempati lahan tersebut.

“Enggak ada (ahli waris di sana). Itu preman semua,” ucap Danang saat dihubungi, Jumat (2/4/2025).

Danang menambahkan, Lippo Group telah memiliki lahan tersebut secara legal sejak 2014. Kepemilikan lahan dilengkapi dengan Surat Kepemilikan Tanah (SKT), dan dokumen lainnya yang dibawa pada saat terjadinya bentrokan.

“Intinya tuh kami memiliki tanah itu. Ada sertifikatnya tahun 2014. Sudah sebelas tahun yang lalu lah,” kata Danang.

Sekelompok orang yang mengeklaim sebagai ahli waris, mulai menduduki lahan itu sejak Maret lalu.

Pada hari terjadinya bentrokan, Danang mengaku kuasa hukum perusahaan berusaha untuk bernegosiasi dan meminta agar lahan tersebut diserahkan kembali.

Danang mengungkapkan, perusahaan telah menawarkan kompensasi. Namun, tawaran tersebut ditolak. “Kami sudah akan kasih kompensasi segala macam, mereka enggak mau,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti adanya dugaan mafia yang memprovokasi sekelompok orang tersebut untuk menduduki lahan milik perusahaan dan mengaku sebagai ahli waris.

“Kami enggak tahu aktor mana yang menyuruh duduki lahannya, enggak tahu dari mafia mana. Mafia kan bisa ngomong (sebagai) ahli waris,” katanya.

Menurut Danang, bentrokan terjadi ketika sekelompok orang utusan perusahaan yang berjumlah sekitar 20 orang, diserang dengan lemparan batu dari dalam area lahan.

Kendati demikian, Danang mengaku tidak mengetahui detail serangan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved