Pengamat Menilai Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Tidak Ada Urgensinya
wacana pemberian gelar pahlawan kepada Presiden ke-2 RI Soeharto yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) dinilai sebagai ide usang.
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyoroti wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto.
Menurutnya wacana yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) tersebut merupakan ide usang.
"Usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional tidak miliki urgensi, sematan pahlawan tidak membuat jasa Soeharto bertambah, pun jika tanpa gelar sekalipun tidak membuat jasa Soeharto hilang, ia tetap bapak pembangunan nasional Indonesia," kata Dedi, Sabtu (3/5/2025).
Dedi menambahkan, wacana tersebut menandakan minimnya gagasan. "Ide semacam ini usang, menandai minimnya gagasan kementerian sosial dalam rangka menyejahterakan masyarakat," kata dia.
Menurutnya Kemensos seharusnya segera menyelesaikan persoalan sosial yang ada di tengah masyarakat.
"Isu kesejahteraan, konflik publik hingga pemerataan bantuan negara pada masyarakat yang lebih merata dan berdampak," tandasnya.
Sebelumnya Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan semangat kerukunan dan kebersamaan menjadi dasar penentuan gelar kali ini.
“Nah, semangatnya Presiden sekarang ini kan semangat kerukunan, semangat kebersamaan, semangat merangkul, semangat persatuan. Mikul duwur mendem jero,” kata Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Gus Ipul memastikan proses pengusulan Pahlawan Nasional 2025 dipastikan berjalan transparan dan efektif.
Kemensos dan TP2GP memastikan bahwa tokoh-tokoh yang diajukan memiliki kontribusi besar bagi bangsa, selaras dengan semangat persatuan dan kebersamaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Jadi memenuhi syarat melalui mekanisme. Ada tanda tangan Bupati, Gubernur, itu baru ke kami. Jadi memang prosesnya dari bawah,” kata Gus Ipul.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.
Dari jumlah tersebut, empat nama merupakan usulan baru, sementara enam lainnya merupakan pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” kata Mira Riyati.
Peluncuran Buku Sejarah Nasional Diduga Terkait Rencana Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto |
![]() |
---|
Wali Kota Bandung Kecewa, Tak Diajak Bicara oleh Kemensos & Pemprov Terkait Perobohan SLB Pajajaran |
![]() |
---|
Amnesty Internasional Tolak Usulan Soeharto jadi Pahlawan Nasional, Apa Alasannya? |
![]() |
---|
Cara Daftar PIP 2025 yang Cair Mulai 10 April, Siswa SMA Bisa Dapat Rp 1,8 Juta per Tahun |
![]() |
---|
Mensos Jelaskan Bantuan Sosial Disalurkan Mei 2025, Begini Cara Mendapatkan Bantuan dan Syaratnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.