Presiden Prabowo Duduk di Samping Try Sutrisno, Benarkah Sinyal Menolak Usulan Pemakzulan Gibran?

Prabowo berbincang dengan Try Sutrisno yang termasuk purnawirawan Jenderal TNI yang mendukung pencopotan Gibran sebagai wakil presiden. 

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Youtube/Sekretariat Presiden
PRABOWO DI SEBELAH TRY SUTRISNO - Presiden RI Prabowo Subianto duduk berdampingan dengan Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno dalam acara halal bihalal Purnawirawan TNI AD di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025). Hal ini pun menjadi sorotan di tengah ramainya usulan para purnawirawan TNI tentang pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI.  

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto duduk di samping Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno, saat menghadiri acara halal bihalal Purnawirawan TNI AD dan keluarga besar TNI-Polri, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Mereka melingkar di meja bundar bersama Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin; Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X; dan Pelaksana tugas Ketua Umum PPAD, Mayor Jenderal (Purn) Komaruddin Simanjuntak.

Try Sutrisno merupakan purnawirawan Jenderal TNI yang mendukung usulan pencopotan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden. 

Saat memberikan sambutan, Prabowo juga tak menyinggung sama sekali soal sosok Gibran. 

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai momen itu sebagai sinyal politik ambivalen dari Prabowo yang dinilai belum secara tegas menolak aspirasi dari kelompok purnawirawan soal pemakzulan Gibran. 

"Sebetulnya kalau Pak Presiden tidak berkenan dengan usulan dari para apa namanya parawirawan ini, beliau bisa menyampaikannya dengan bahasa yang halus."

"Misalnya menyatakan bahwa mohon maaf untuk sementara ini fokus kita adalah membangun ekonomi, yang politik-politik nantilah sama setelah ekonomi kita ini mungkin jauh lebih baik. Itu semua orang juga paham artinya Pak Prabowo tidak berkenan dengan usulan khususnya poin yang terakhir itu ya poin pemakzulan itu," kata Ray Rangkuti, Selasa (6/5/2025), dikutip dari YouTube KompasTV. 

Alih-alih menyampaikan sikap tegas, Prabowo justru mengangkat tema heroisme dan semangat kebangsaan dalam pidatonya, seolah menghindari komentar langsung terhadap isu Gibran. 

Menurut Ray, jika Prabowo benar-benar ingin meredam isu pemakzulan, seharusnya ada 'settingan' simbolik yang lebih jelas. 

Misalnya, kata dia, dengan tidak duduk berdampingan dengan Try Sutrisno, atau justru melibatkan Gibran dalam satu panggung sebagai bentuk soliditas.

"Dan tentu saja Pak Prabowo dengan Pak Try yang bersamping-sampingan itu bisa dimaknai sebagai senior junior, tapi bisa dimaknai dalam bentuk posisinya Pak Prabowo ini masih fifty-fifty gitu."

"Sebab kalau misalnya ya secara politik itu ada keinginan untuk menolak ya permintaan dari para purnawirawan itu mungkin akan ada settingan-nya bagaimana agar kelihatan Pak Prabowo tidak berdampingan langsung dengan Pak Try," paparnya.

Menurut Ray, tidak adanya Gibran dalam acara tersebut juga menjadi sorotan. 

Padahal, kehadiran Gibran dinilai bisa menjadi penegasan, Presiden dan Wapres berada dalam satu barisan menghadapi tekanan politik. 

"Itu yang saya sebut mungkin akan sangat menarik tuh kalau tiba misalnya Pak Prabowo mengundang serta Gibran untuk hadir di dalam acara itu, gitu."

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved