Berita Bekasi
Kecewa Diputus Kerja, 500 Warga Datangi RDF Milik Jakarta di Bantargebang
Kedatangan mereka ke lokasi tersebut ingin menyampaikan aspirasi kepada pihak perusaahaan agar memprioritaskan pekerja dari warga lokal.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, BANTARGEBANG — Sekitar 500 warga Kota Bekasi ramai-ramai mendatangi lokasi Refuse Derived Fuel (RDF) Plant UPST yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta di Kecamatan Bantargebang pada Rabu (16/7/2025).
Salah satu warga, Hepi Khairulsaleh mengatakan ratusan orang itu berasal dari empat kelurahan, yakni Bantargebang, Sumur Batu, Ciketing Udik, dan Cikiwul.
Kedatangan mereka ke lokasi tersebut ingin menyampaikan aspirasi kepada pihak perusaahaan agar memprioritaskan pekerja dari warga lokal.
"Kami agendanya menuntut hak kami dimana RDF ini telah menerima karyawan di luar dari warga Bantargebang dan penerimaannya itu secara online dan bagaimanapun kami itu orang Bantargebang adalah orang tani yang jadul dan tidak mengerti akan online," kata Hepi saat ditemui di lokasi, Rabu (16/7/2025).
Hepi menjelaskan para warga juga diduga ditipu oleh pihak perusahaan yang semula dijanjikan akan memprioritaskan warga sekitar untuk bekerja.
Namun kenyataanya perusahaan diduga justtu merekrut karyawan melalui sistem seleksi online dan warga sekitar tidak dipekerjakan.

"Kami dijanjikan pada saat ngebangun ini yang akan kerja adalah orang Bantargebang bukan orang mana-mana, tahu-tahu kami tidak diterima dan apakah kami punya kekuatan di situ tidak ada, kami punya kekuatan hukum adat hari ini," jelasnya.
Hepi menuturkan sebelum perusahaan ini beroperasi, tercatat ada lebih kurang 250 karyawan dari warga sekitar yang dipekerjakan.
Hanya saja durasi mereka bekerja di lokasi tersebut kini tidak lagi diperpanjang.
"Harapannya adalah RDF menerima karyawan dari Bantargebang, Cikiwul, Ciketing Udik, dan Sumur Batu, tidak usah pakai online karena kami bertanggung jawab kok," tuturnya.
Sementara seorang warga Bantargebang yang pernah bekerja di perusahaan tersebut, Rinansyah menyampaikan kecewa dengan keputusan tidak diperpanjang kontrak, sehingga dirinya memutuskan untuk mengikuti aksi dengan sejumlah rekan senasib.
Baca juga: Meski Jalani LDR, Patricia Gouw Tak Cemburu dan Takut Suaminya Selingkuh
Baca juga: Tanpa Rasa Takut, Dhika Pacu Jalur Senang Aksi Menarinya Viral dan Mendunia
Baca juga: Ungkap Kasus Bayi Dibuang di Cakung, Polisi Cari Rekaman CCTV
Baca juga: Tagana Ajari Seluruh Murid Sekolah Rakyat Bekasi Teknik Mitigasi Bencana
"Saya udah pernah kerja di pabrik ini bahkan saya sudah pernah kerja di sini dan katanya mau dipekerjakan tapi mana hasilnya, ternyata orang lain yang dipekerjakan," ucap Rinansyah.
Laki-laki yang sempat bekerja lebih kurang satu bulan di perusahaan itu juga berharap ada kebijak prioritaskan warga sekitar dalam perekrutan karyawan.
Selain itu untuk aturan atau syarat bekerja juga diharap tidak perlu menggunakan ijazah.
Karena untuk dapat bekerja syarat utama menurutnya adalah niat dan tanggung jawab.
"Waktu itu saya kerja milih-milih sampah dan pendidikan tidak ada jaminan pendidikan tinggi cuma KTP, saya pengennya ya warga Bantargebang ya kerja di sini semua gitu," pungkasnya.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.
Penantian 20 Tahun, Umat Katolik Cikarang Terharu Bupati Bekasi Resmikan Gereja Paroki Ibu Teresa |
![]() |
---|
KPU Kabupaten Bekasi Gelar FGD Soal Penerapan E-Voting di Pemilu dan Pilkada 2029 |
![]() |
---|
Wujudkan Destinasi Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang, 13 Jembatan Bakal Didesain Ulang |
![]() |
---|
Pengurus Baru Dilantik, NasDem Kabupaten Bekasi Targetkan Raih 7 Kursi DPRD di Pemilu 2029 |
![]() |
---|
Pemkab Bekasi Tetapkan Kawasan Stadion Wibawamukti Jadi Lokasi CFD, Digelar Sekali Tiap Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.