Kasus Pembunuhan di Jatiluhur
Ancaman Pembunuhan Itu Nyata! Polsek Jatiluhur Diduga Sepelekan Laporan Dea yang Tewas di Rumahnya
Pelaku pembunuhan di Jatiluhur diduga sangat mengetahui situasi rumah Dea yang sepi karena suami Dea pergi bekerja dari pagi sampai petang.
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Rafi tak menyangka bahwa pertemuan dengan sang kakak pada akhir pekan tersebut menjadi hari terakhir pertemuannya.
Dea merupakan sosok yang penyayang kepada keluarga. "Teteh (Dea) mah baik, kalau ketemu kami adik-adiknya suka nawarin jajan," kata Rafi.
Baca juga: Didatangi 24 Orang, Pemilik Ruko di Karangbahagia Bekasi Jadi Korban Pengeroyokan
Rafi mengatakan bahwa sang kakak sempat bercerita terkait ancaman yang dilakukan oleh seseorang. "Ia pernah cerita ke keluarga, soal ancaman lewat WhatsApp," ucapnya.
Sosok Dea yang baik dan kerap bergaul pun juga diungkapkan oleh tetangganya, Salbiah.
"Dia baik, suka bergaul sama semua orang, suka negor juga. Saya engga dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ucapnya.
Perihal ancaman ini juga diungkap oleh ayah dan ibu korban, Sukarno (65) dan Yuli Ismawati (55).
"Pernah cerita, sempat diancam berturut-turut selama tiga bulan. Bahkan orang itu sempat masuk ke dalam rumah juga dipergoki oleh pembantu, pas itu langsung kabur," ujar Sukarno saat ditemui Tribunjabar.id di lokasi kejadian, Selasa (12/8/2025).
Sukarno mengatakan, anaknya itu juga diancam pembunuhan melalui chat WA.
Sementara itu, Yuli Ismawati juga membenarkan mengenai ancaman pembunuhan lewat pesan elektronik tersebut.
Sebagai orangtua, Yuli khawatir dan menyarankan putrinya melaporkan ancaman tersebut ke pihak kepolisian dan menyarankan memasang CCTV di kediamannya.
"Sudah lapor Babinsa, sampai ke Polsek Jatiluhur, tapi engga ada yang datang," ungkap Yuli sambil menangis.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.