Pembunuhan Pejabat Bank BUMN
Pengusaha Jambi Otak Pembunuhan Kacab Bank Sesumbar Beli Helikopter, Bolehkan Berbohong dalam Bisnis
Jambi geger. Pengusaha asal Tebo, Dwi Hartono (DH) diduga jadi dalang pembunuhan kepala cabang bank BUMN di Jakarta
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM, JAMBI - Pengusaha asal Jambi, Dwi Hartono (DH) diduga jadi dalang pembunuhan kepala cabang bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta.
Ilham Pradipta mengalami peristiwa mengerikan di sebuah area parkir pusat perbelanjaan di Jakarta Timur. Dia diculik sejumlah pria lalu dimasukkan ke sebuah mobil.
Sekitar 12 jam kemudian, Ilham ditemukan tewas di sebuah area persawahan di Bekasi. Ada dugaan, Ilham dihabisi setelah menemui nasabah bermasalah di antaranya memiliki kredit macet pada cabang bank yang dipimpin Ilham.
Kasus penculikan dan pembunuhan ini mendapat atensi dari pimpinan Polri. Tim reserse segera bergerak dan menangkap para pelakunya.
Di antaranya adalah Dwi Hartono, pengusaha dan motivator bisnis yang pernah sesumbar mau beli helikopter dan punya prinsip membolehkan berbohong untuk kebaikan.
Kabar penangkapan Dwi Hartono menghebohkan warga Jambi, khususnya warga Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo. Rimbo Bujang merupakan kampung halaman Dwi Hartono.
Dwi Hartono dikenal sebagai orang sukses di Rimbo Bujang. Dia dikenal pengusaha muda yang sukses menjalankan usahanya di Pulau Jawa.
Dwi Hartono sering mengundang artis di berbagai acara besar di Rimbo Bujang.
Dwi Hartono juga dikenal sebagai sosok hedon yang penampilannya selalu perlente, mobil mewah, pakaian branded, bahkan ada yang menyebut dia pernah naik helikopter untuk bepergian.
Sebelum ditangkap atas kasusnya pembunuhan, Dwi Hartono sempat diundang Tribunjambi.com untuk podcast.
Berikut wawancara eksklusif Tribunjambi.com dengan Dwi Hartono:
TANYA : Benarkah Dwi Hartono membeli helikopter? Jarang-jarang pengusaha dari jambi membeli helikopter, gimana ceritanya?
Sebenarnya kemarin sudah indent, sudah ngurus perizinan dan segala macam, jadi nanti setelah helipad yang di Rimbo Bujang unit 6 sudah siap berkunjung ke kampung berikutnya biar bisa mendarat di Rimbo Bujang.
Depan rumah orangtua persis, seluas dua hektare mudah-mudahan teman-teman yang ada di Rimbo Bujang unit 6 bisa membebaskan lahannya.
Ngomong-ngomong berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli helikopter?
Relatif mas, jadi gini saya itu berawal dari mimpi, orang itu ketika punya mimpi harus bisa mengikhtiarkan diri, mimpi itu diikhtiarkan minimal depan istri depan anak, orangtua dan keluarga besar.
Syukur-syukur kalau sudah berani ke masyarakat luas, harapannya dengan kita punya mimpi yang kita ikrar kan alam semesta akan mendukung.
Teman-teman yang positif energi mendukung untuk mendoakan kita, seperti itu.
Kemudian, mimpi yang kita ikhtiar itu juga kita potong menjadi kecil-kecil mas, potong kecil menjadi sebuah rencana yang terukur dan sistematis.
Dengan seperti itu kemudian kita menjadi termotivasi mas, puji tuhan alhmdulillah hari ini setiap mimpi yang saya tulis mimpi yang saya ikhtiarkan selalu diberikan oleh Tuhan mas.
Ini juga yang sering saya sharing dengan teman-teman di sana, kita tidak boleh membatasi diri, kita tidak boleh salah memiliki mindset, saya tidak mampu saya bodoh saya bukan siapa-siapa saya tidak punya modal itu harus disingkirkan dari pikiran kita mas.
Mestinya harus diganti dengan optimisme, saya punya banyak kelebihan saya punya semangat yang bisa melakukan hal, mestinya punya mimpi apapun alam semesta harus mendukung mas.
Kemudian peluang, potensi akhirnya akan mendekat apalagi kita potong kecil-kecil dan disusun dengan cara yang sistematis mas, akhirnya bukan suatu hal yang sulit untuk kita wujudkan mas, begitu kira-kira mas.
Helikopter tipe apa yang dibeli?
Ini tipe Bell berapa gitu ya mas. Saya googling harga 2 miliyaran lebih mas?
Sekitar 20 puluh miliar mas, tadi kalau mas tanya harganya berapa ya relatif, kita mau tipe yang seperti apa mau jenisnya seperti apa mau seater-nya berapa, yang jelas harga 10 M juga ada 20 M juga ada 100 Milyar juga ada mas tergantung tipe mas.
Tadi mas Dwi cerita tentang helipad ya, apa rencana terkait mempersiapkan helipad di depan rumah orangtua mas?
Jadikan gini saya besar di sana mas, dari kecil orangtua awal mula transmigran kita dari Jawa, sempat transmigrasi ke Palembang di Lahat kalau tidak salah di SP 4 di kampung itu saya lahir di sana mas.
Sekitar 6 tahun saya pindah ke Rimbo Bujang Jambi, saya cukup berkesan lah, walaupun SMP kelas 3 pindah lagi ke Ambarawa, Jateng.
Sekali lagi Rimbo Bujang adalah tempat asal kita cukup berkesan meninggalkan banyak cerita bahkan orangtua kakak kandung serta ipar masih tinggal di Rimbo Bujang ke depannya harapannya ketika ada helipad di sana kita akses lebih cepat, lebih mudah nantinya kita turun ke sana langsung ke Rimbo Bujang tidak setahun apa 2 tahun sekali, bisa jadi setiap bulan mas.
Dan harapannya saya bisa membuka lapangan pekerjaan di sana begitu mas, kalau kita cuma turun setahun sekali bagaimana mungkin kita cukup waktu yang panjang dan dengan kunjungan yang lebih rutin kita punya akses yang mudah, jadi harapannya jadi kalau ingin sewaktu turun bisa turun di depan rumah orangtua.
Mas Dwi sempat berada pada titik terbawah akhirnya bisa mencapai ke titik sekarang, bisa diceritakan?
Jadi gini mas, sekitar tahun 2012 usaha saya sempat bangkrut dan meninggalkan hutang miliaran
Itu kalau boleh tahu usahanya apa ya mas?
Usahakan masih remeh temeh mas game online, warnet, PS 2 kemudian ada Coffe Shop, kemudian ada juga warteg, itu semua tidak terkontrol dan SDM kurang kurang kita pantau ada beberapa yang bermasalah dikarenakan dikorupsi dengan manajemen yang kurang, singkat cerita dan akhirnya tutup.
Sampai kita punya hutang macam-macam bahkan mobil pun tidak punya rumah pun tidak punya bahkan motor pun diambil sama leasing mas.
Sampai titik terendah itu kita pengen ngontrak rumah senilai 10 juta dalam satu tahun saya minta uang sama bapak orangtua saya ditolak mas.
Bapak waktu itu bilang begini, kamu katanya pintar dari kecil kamu sekolahnya juara terus kenapa kamu sekarang tidak bisa survive, bukti kan sama papa kamu bisa maju dan berkembang, mulai hari ini papa tidak akan pernah bantu kamu silahkan mikir sendiri.
Itu sampai sekarang kalimat yang menjadi sebuah pecutan mas .
Itu sudah berkeluarga ya mas?
Sudah mas, lagi kencang-kencangnya anak itu butuh susu kaleng mas, karena yang masih kecil itu umurnya kurang lebih 6 bulan lah kemudian yang pertama kurang lebih 2 tahun lah
Artinya mas menyikapi dengan positif ya?
Rasa sedih itu ada, sempat kaget sedih, tetapi kita saya mengambil kesimpulan orangtua ini sedang mengembleng saya, orangtua memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, saya simpulkan seperti itu.
Saya dibeginikan, bahasa orang Jawa sana disapih dilepeh tidak boleh nenen lagi atau tidak boleh manja lagi dan bergantung sama orangtua.
Akhirnya saya listing bangunan relasi saya catat satu persatu saya punya teman siapa saja yang mungkin saya bisa manfaatkan dalam hal positif.
Singkat ceritanya mas, saya punya teman yang punya klinik kecantikan mas cuma satu cabang saat itu saya minta tolong sama dia, bro boleh nggak klinik kamu ini saya free chest kan.
Jadi gini bro jika ada orang yang membuka klinik kecantikan tetapi dia tidak paham caranya biar saya mengkonsepkan.
Padahal saya belum punya pengalaman men free chest kan mas.
Saya modal nekad aja mas.
Pada waktu itu saya harus berpikir kreatif, kalau ada investor datang kamu bilang bahwa klinik ini punya kita berdua ya, kita ada MoU dulu mas.
Pada waktu itu bukan niat untuk menipu mas, berbohong dalam hal positif saya pikir tidak jadi masalah mas.
Jika ada investor yang datang sekian persen untuk saya sekian persen untuk teman saya mas
Waktu itu teman mas Dwi welcome ya dengan tawaran mas?
Welcome mas, karena dia tau saya ini punya kelebihan mas, saya ini orangnya orang yang tidak punya malu saya skill negosiasi mas dan saya dikenalkan teman-teman cukup kreatif melihat peluang makanya teman ini percaya sama saya mas. Singkat cerita lah mas saya dapat uang 2 miliyar dari hasil profit klinik kecantikan tersebut.
Berapa banyak yang bekerja sama waktu itu mas?
Kurang lebih 22 cabang mas, di Sumatra itu ada di Palembang walaupun sekarang klinik tersebut sudah banyak yang bangkrut juga tapi masih ada yang bertahan juga mas.
Itulah awalnya saya bangkit ketika saya tidak punya apa-apa mas
Sering saya kata kepada teman-teman saya di Rimbo Bujang kalau ingin sukses jangan batasi diri kita dengan siapapun, ubahlah mindset kita.
Jangan pernah mengatakan saya tidak punya modal saya tidak punya skill, saya tidak sekolah saya tidak punya teman tidak punya jaringan itulah yang keliru mas.
Dari segi finansial mas Dwi sudah bebas ya, mas Dwi punya kampung halaman di Tebo, apa punya niat untuk menjadi orang nomor satu di Tebo mas?
Ini sering pertanyaan yang sering dilontarkan ke saya mas, bahkan ada juga yang mau ketemu saya di Jakarta untuk persoalan itu
Sampai hari ini saya belun tertarik untuk berpolitik mas, saya masih memaksimalkan diri saya kapasitas diri, manfaat diri agar kedepannya bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Saya masih asyik di dunia usaha mas untuk sekarang saya nasih fokus di dunia usaha mas.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com
Sosok Dalang Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ternyata Seorang Pengusaha Startup dan Motivator Bisnis |
![]() |
---|
Polisi Bekuk 4 Inisiator Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ditangkap di Solo dan PIK |
![]() |
---|
Polisi Bergerak ke Surabaya Setelah Dapat Info Penting dari Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Pejabat Bank BUMN Diduga Dibunuh Usai Lakukan Penagihan ke Debitur Kol 5 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.