TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi sentra vaksinasi untuk para WNA Pengungsi dan Pencari Suaka yang digelar di Gedung Olahraga Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis (07/10/21).
Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DKI Jakarta dan (UNHCR) menyelenggarakan kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk para Warga Negara Asing (WNA) pengungsi dan pencari suaka yang berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Baca juga: Kuasa Hukum Anggia Novita Ungkap Ferry Irawan tak Bertanggung Jawab selama Menikah
Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat vaksinasi bagi seluruh lapisan masyarakat agar tercipta kekebalan komunitas.
Vaksinasi tahap 1 ini diberikan sebanyak 600 akseptor atau 1.200 vaksin (tahap 1 dan 2) dengan vaksin Sinopharm.
Anies menegaskan bahwa pandemi ini merupakan permasalahan kemanuisaan lintas bangsa dan teritori.
"Virusnya menular pada siapa saja baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing termasuk para pencari suaka," ujarnya, Kamis (7/10/2021).
"Ini masalah umat manusia di mana semua harus mendapatkan perlakukan sama dan setara, meskipun kita menyadari persis bahwa prioritas pertama adalah warga kita, tetapi jika ada sebagian(WNA pencari suaka) yang tidak tervaksin maka dampaknya juga ke kita," lanjut Anies.
Baca juga: Saham Facebook hingga Samsung Anjlok, Pertanda Era Teknologi Berakhir?
Tak hanya itu, Anies juga menjelaskan alur kolaborasi antara Pemprov DKI, Kadin Indonesia dan UNHCR terkait penyelenggaraan vaksinasi untuk WNA pengungsi dan pencari suaka.
Di mana pada Juli lalu Anies telah bersurat ke Menteri Kesehatan terkait vaksinasi untuk WNA pengungsi dan pencari suaka,surat tersebut berbalas diikuti dukungan penuh dari Kadin Indonesia serta UNHCR.
"Karenanya bulan Juli kita sudah usulkan untuk WNA pengungsi dan pencari suaka, menghadapi itu kita ketemu jalan keluar, dan Kadin Indonesia pun merespon untuk turun tangan menyiapkan vaksin gotong royong," katanya.
"Sedangkan, kami di Pemprov DKI siapkan regulasi dan vaksinnya, lalu ada pihak swasta SpeedLab yang menyediakan tenaga kesehatan dan UNHCR yang memobilisasi data WNA pengungsi dan pencari suaka," ucapnya.
Baca juga: Anies Enggan Diwawancara Media Internasional karena Dianggap tak Memahami Isu Detil Ibu Kota
Orang nomor satu di Ibu Kota ini juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program kolaborasi tersebut.
"Ini kerja luar biasa, ini pekerjaan rumit, maka dari itu kami apresiasi kepada semua pihak yang terlibat. Saya ingin garis bawahi ini adalah tugas kemanusian," ujarnya.
"Sehingga kita tak akan terlindungi bila tidak setiap dari kita terlindungi. Dan kami warga Jakarta patut bersyukur karena kita bisa mengayomi serta membantu memberikan rasa aman saudara kita beda bangsa terkait vaksinasi ini," jelasnya.
Terpisah, Ketua Kadin DKI Jakarta, Diana Dewi mengungkapkan, kegiatan ini diinisiasi atas pesan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sebelumnya mengungkapkan bahwa setiap orang yang berdomisili di wilayah Jakarta memiliki hak yang sama dalam mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca juga: Menpora Zainudin Amali Bergerak Cepat Perihal Munculnya Kasus Covid-19 di PON XX Papua
Tidak terkecuali para WNA pengungsi dan pencari suaka. Oleh karena itu, mereka juga berhak mendapatkan vaksin, untuk mengejar target vaksinasi 100 persen di Jakarta.
UNHCR mencatat bahwa terdapat sekitar 4.942 pengungsi dan pencari suaka yang berusia 12 tahun ke atas yang tinggal di Jabodetabek, namun mereka kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19 karena keterbatasan akses dan informasi, serta tidak adanya Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan prasyarat utama mendapatkan vaksinasi.
"Melalui program kolaborasi ini, sebanyak kurang lebih 600 WNA pengungsi dan pencari suaka diberikan fasilitas untuk melakukan vaksinasi tahap pertama dengan Vaksin Gotong Royong," katanya.
"Akan dilakukan program vaksinasi lanjutan guna memastikan seluruh pengungsi dan pencari suaka yang berdomisili di Jabodetabek mendapatkan fasilitas vaksinasi," tandas Anies.