TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang meminta warga memisahkan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik berasal dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, hewan, atau tumbuhan.
Sedangkan sampah anorganik berasal dari organisme tidak hidup, seperti botol, kaca, plastik.
"Jadi memang kami minta agar warga dari sampah rumah tangga dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik," kata Kepala DLH Karawang, Wawan Setiawan pada Senin (15/8/2022).
Wawan menjelaskan, dengan dilakukannya pemilahan sampah dari titik awal di rumah tangga sangat membantu dalam upaya pengurangan sampah.
Sebab, sampah-sampah yang bisa dimanfaatkan itu dapat membantu para pengelola sampah, khususnya di TPS3R.
Baca juga: Setiap Harinya Masyarakat Karawang Hasilkan 1.200 Ton Sampah
Baca juga: Siasati TPA Jalupang Karawang Makin Kelebihan Kapasitas, Dinas LH Karawang Ajak Warga Olah Sampah
"Jelas tanpa melibatkan masyarakat TPS3R ini tugasnya sangat berat dan perlu cost dan waktu dalam pemilahan. Maka jika bisa berdamai maka masyarakat perlu mana sampah organik dan anorganik itu memudahkan saat masuk ke TPS3R," jelas dia.
Wawan menambahkan, volume sampah di Karawang mencapai 1.200 ton sampah per hari. Dari jumlah itu hanya terangkut 47 persen saja ke TPA (tempat pembuangan akhir), karena terbatasan armada truk pengangkut sampah.
Sisa sampah itu dikurangi dengan cara dilakukan pengolahan melalui bank sampah, TPS3R dan TPST.
"Artinya peran semua masyarakat sangat penting dalam upaya pengurangan volume sampah di Karawang," tandasnya.
Mengintip aktivitas TPS3R Sahabat Lingkungan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang, Wawan Setiawan menyebut kehadiran Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) KSM Sahabat Lingkungan di Karawang, Jawa Barat membawa dampak positif.
Tak hanya membantu pemerintah dalam pengurangan volume sampah, juga dapat memberdayakan masyarakat setempat.
"Dapat satu tahun juga hasilkan pendapatan sebesar Rp 80 juta," kata Wawan pada Senin (15/8/2022).
Dia menjelaskan, Dinas Lingkungan Hidup Karawang hanya dapat mengangkut 47 persen dari total volume sampah sebanyak 1.200 ton ke TPA (tempat pembuangan akhir).
Artinya, kehadiran TPS3R dapat mengurangi volume sampah setiap harinya, dengan memanfaatkan sampah yang dapat bisa diolah serta masih memiliki nilai ekonomi.
"Jadi Karawang ada beberapa pola penanganan sampah, jadi tugas Dinas dari TPS ke TPA karena armada kita belum mempuni maka ada teori pengangkutan dengan pengurangan. Ada beberapa tahapan, mulai bank sampah, TPS3R, dan TPST ini, nah di Karawang TPS3R yang sudah berjalan yakni TPS3R Sahabat Lingkungan," ungkap dia.
Wawan menjelaskan, TPS3R mengelola sampah rumah tangga dari 4.000 kepala keluarga (KK) di Perumahan Perumnas Desa Sukaluyu, Telukjambe Timur.
Adanya TPS3R itu mampu mengurangi volume sampah sampai 30 persen. Di TPS3R Sahabat Lingkungan juga mampu menghasilkan produk baik itu semacam pelat kayu dari bahan-bahan sampah, pupuk, dan barang-barang yg masih memiliki ekonomi.
"Bahkan informasi yang kami dapat bisa menghasilkan 80 juta rupiah setahun. Tentu ini juga harus diterapkan di sejumlah TPS3R lainnya di Karawang," katanya.
Wawan menambahkan, pihaknya memiliki 91 bank sampah tapi yang betul-betul aktif hanya 24. Untuk TPS3R total 20 dan 3 TPST.
"Artinya peran semua masyarakat sangat penting dalam upaya pengurangan volume sampah di Karawang," tandasnya.
Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) menjadi solusi dalam penanganan sampah di Karawang, Jawa Barat.
Salah satunya pantauan Wartakotalive.com di TPS3R KSM Sahabat Lingkungan di Perumnas Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, terlihat sejumlah petugas tengah melakukan pemilihan sampah dari bak truk sampah menggunakan mesin berjalan.
Sampah-sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dipisahkan ke sejumlah bak-bak kecil maupun karung-karung besar di sampingnya.
Nanti, sampah-sampah yang dipisahkan itu diolah menjadi bahan kerajinan tangan, pupuk, maupun dijual ke penampungan.
Tak hanya itu, di lokasi TPS3R Sahabat Lingkungan ada alat press untuk membuat sampah-sampah plastik menjadi papan hingga kayu tebal.