Berita Bekasi

Perluasan 2,2 Hektar di TPA Burangkeng Diperkirakan Hanya Cukup Tampung Satu Tahun Timbulan Sampah

Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Ichwan Chasani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan saat ditemui di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/11/2022).

TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG — Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menjelaskan realisasi penambahan lahan di TPA Burangkeng seluas 2,2 hektar baru bisa dilakukan pada awal 2023.

Penambahan lahan tersebut menjadikan luas lahan TPA Burangkeng nantinya telah mencapai 11,6 hektar, sesuai dengan yang tertuang di dalam perda rencana tata ruang wilayah (RTRW).

"Karena menurut perda-nya, luas lahan yang diperbolehkan untuk TPA Burangkeng hanya 11,6 hektar saja. Lahan yang terpakai sudah 9,4 hektar. Kalau kami perluas lebih dari 2,2 hektar, malah akan melanggar perda," tutur Dani Ramdan saat ditemui di Cikarang, Rabu (9/11/2022).

Meski nantinya lahan ditambah 2,2 hektar, namun Pemkab Bekasi dikatakannya harus segera melakukan pembenahan tata kelola persampahan, termasuk membuat teknologi untuk mengolah sampah di dalam TPA.

Hal tersebut dilakukan karena jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi kini telah mencapai 3,9 juta jiwa.

Sampah yang dilayani pihaknya pun otomatis akan semakin bertambah.

BERITA VIDEO: TURUN KE KALI SADANG BANTU BERSIHKAN SAMPAH, DANI RAMDAN DIPUJI WARGA DESA WANASARI

"Sekarang penduduk sudah 3,9 juta berdasarkan data terbaru. Kalau pun nambah armada pelayanan, nantinya bisa sampai 1.000 ton per hari sampah yang masuk ke TPA Burangkeng. Sehingga tambahan 2,2 hektar enggak akan bertahan lama, paling hanya setahun sudah penuh lagi," ujarnya.

Dani Ramdan berharap bisa membahas permasalahan tersebut bersama legislatif untuk merivisi perda RTRW agar ketersediaan lahan di TPA Burangkeng bisa ditambah.

"Sehingga nampaknya kami harus merivisi perda, karema timbulan sampahnya nambah terus, meski pun ada memperbanyak bank sampah, buat TPS3R dan TPST, tetap pada akhirnya TPA harus ditambah lahannya, minimal 5 hektar lagi sehingga total jadi 16 hektar nanti," kata Dani Ramdan. 

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: Hanya Hari Ini, PT Kao Indonesia Butuh Operator Forklift

Baca juga: Kapolres Minta Jajaran Polsek di Kota Bekasi Merespon Cepat Aduan Masyarakat

Desentralisasi Pengelolaan Sampah

Sebelumnya diberitakan, penanganan permasalahan darurat sampah di Kabupaten Bekasi menjadi fokus yang tengah ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Selain maraknya TPS liar, TPA Burangkeng saat ini kondisinya juga telah lama mengalami kelebihan kapasitas alias overload.

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan diperlukan strategi untuk melakukan desentralisasi pengelolaan sampah untuk menanggulangi timbulan di Kabupaten Bekasi.

"Mind set pengelolaannya harus diubah, dari yang awalnya hanya buang di TPA Burangkeng, diganti dengan pengelolaan di tingkat paling bawah, mulai dari RT/RW, desa/kelurahan dan kecamatan," ungkap Dani Ramdan saat ditemui di Cikarang, Rabu (9/11/2022).

Di tingkat paling bawah, Dani Ramdan mengharapkan agar setiap RT dan RW memiliki bank sampah yang dikelola secara mandiri untuk memilah sampah-sampah bernilai ekonomis, seperti kardus dan botol plastik.

Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Pinkan Mambo: Pernah Jadi Simpanan Pria Kaya, Tapi Bukan Artis Berinisial G

Baca juga: Yayasan Peduli Lingkungan Hidup Ajak Masyarakat Jadikan November Bulan Menanam Pohon Secara Serentak

"Kalau bank sampah itu kan kelembagaan mandiri dalam rangka memanfaatkan kembali sampah rumah tangga agar bernilai ekonomis, sehingga implikasinya ada pendapatan tambahan, di sisi lain mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA karema sudah ada penyaringan di tingkat RT/RW sehingga hanya residunya saja yang dibuang ke TPA," ujarnya.

Oleh sebab itu, ke depannya setiap desa harus memiliki Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sebagai fasilitas menampung sampah plastik yang dikumpulkan masyarakat.

"Targetnya kami punya 187 TPS3R, karena jumlah desa ada 187, dalam waktu 4 tahun kedepan. Tentunya akan diprioritaskan bagi desa-desa yang siap sudah siap lahannya. Tidak bisa langsung jadi harus dicicil, akan kami siapkan anggarannya," ungkapnya.

Baca juga: Tersangka Penganiaya Dua Wartawan Karawang Menang Praperadilan, Kuasa Hukum Korban Geram

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Dharma Polimetal Tbk Buka Lowongan Staf Pajak, Akunting, dan Marketing

Begitu pula di tingkat kecamatan yang nantinya akan dibuat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).

Para camat dan kepala desa diminta untuk mengedukasi masyarakat agar rencana desentralisasi sampah tersebut bisa terwujud.

"Makanya saya dorong para camat, karena masalahnya ada dua. Pertama kesiapan lahan dan kesedian masyarakat. Karena image masyarakat pasti, kalau ada TPS3R atau TPST, jadinya bau dan lainnya. Ini yang harus kami beritahukan lagi. Padahal kalau dikelola dengan baik, tidak akan ada bau," kata Dani Ramdan.

Meski begitu, terdapat kriteria hingga sebuah lahan dinilai lain untuk dibangun TPS3R dan TPST. Untuk TPS3R, membutuhkan lahan 2.000-3.500 meter persegi. Sedangkan TPST butuh lahan seluas 1-2 hektar.

"Kemudian, aksesnya harus mudah, truk, baktor harus bisa masuk ke dalam. Ketiga memang sebaiknya tidak dekat dengan pemukiman warga. Tapi kalau pun lokasinya tersedia dekat, berarti disiplin teknologi dan pengelolaannya harus tinggi supaya tidak bau dan tercecer," kata Dani Ramdan.

Baca juga: Melesat Rp 11.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Rabu Ini Jadi Segini, Cek Detailnya

Baca juga: Jadwal Layanan Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi Rabu 9 November 2022, Ini Lokasi dan Syaratnya!

Kerja Sama Swasta

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Bekasi baru saja meresmikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (21/10/2022).

TPS3R tersebut dibangun oleh Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sebagai bentuk corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan kepada warga di Kabupaten Bekasi.

Acara peresmian dihadiri secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan dan perwakilan dari Hyundai.

Ridwan Kamil menjelaskan keberadaan TPS3R di Kabupaten Bekasi akan sangat membantu pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan sampah yang kerplap viral di media sosial.

"Ini menandakan Kabupaten Bekasi naik kelas, khususnya di Desa Wanajaya yang istimewa. Ini akan kami duplikasi di seluruh wilayah Jawa Barat danseluruh wilayah Kabupaten Bekasi, sehingga tidak ada viral lagi ya dari Kabupaten Bekasi sungainya, sampah, dan sebagainya," tutur pria yang akrab disapa Kang Emil itu saat ditemui di lokasi.

BERITA VIDEO: RIDWAN KAMIL BERPARTISIPASI DALAM RANGKAIAN ACARA HARI JADI KABUPATEN BEKASI KE-72

Ia juga berharap agar kabupaten/kota lainnya bisa mencontoh Pemkab Bekasi yang berhasil merangkul pihak swasta untuk membenahi wilayah, khususnya di wilayah Kabupaten Bekasi.

"Saya kira itu, kita jadikan Kabupaten Bekasi di bawah kepemimpinan Pak Dani ini, sebagai percontohan, kabupaten yang peduli lingkungannya tidak tanggung-tanggung," katanya.

Sementara itu, Dani Ramdan menjelaskan dalam sehari, masyarakat di Kabupaten Bekasi menghasilkan sampah sebanyak 2.600 ton per hari.

Baca juga: Bukan Cuma Tiga, BPOM Sebut Ada Dua Lagi Perusahaan Pelanggar Ketentuan Pembuatan Obat Sirup

Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 9 November 2022, Berikut Lokasi dan Persyaratannya

Sedangkan yang bisa dilayani oleh TPS Burangkeng hanya sebesar 600 ton per hari saja.

Alhasil, terdapat banyak TPS liar yang bermunculan.

Oleh sebab itu, ia menginginkan setiap desa memiliki bank sampah agar bisa dikelola dan bernilai ekonomis, seperti yang akan dilakukan di TPS3R.

"Memang karena keterbatasan armada, yang bisa dilayani hajya sedikit saja. Oleh sebab itu peran masyarakat dan perusahaan sangat penting untuk bersama-sama menjaga lingkungan di Kabupaten Bekasi," kata Dani.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), Yoon Seok Choi menjelaskan dibuatnya TPS3R merupakan bagian dari komitmen pihaknya dalam rangka berperan serta untuk menjaga lingkungan.

"Kami ingin agar Indonesia menjadi negara yang bersih dan bebas polusi. Untuk itu, kami memproduksi mobil listrik pertama di Indonesia, kemudian di pabrik kami juga telah menggunakan panel surya sebagai sumber listrik. Kemudian di hari ini, kami juga ikut terlihat dalam program eco-village di Desa Wanajaya," ujarnya.