Lebaran 2023

MTI Ungkap 2.557 Kecelakaan dan 329 Orang Meninggal saat Mudik, Menurun Dibandingkan Tahun Lalu

Penulis: Fitriyandi Al Fajri
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana mudik lebaran Idulfitri 1444 H atau 2023 pada April 2023 lalu. MTI mengungkap, ada 2.557 kasus kecelakaan saat mudik lebaran Idulfitri 1444 H, yang mengakibatkan 329 nyawa pemudik melayang atau meninggal dunia.

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ----- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkap, ada 2.557 kasus kecelakaan saat mudik lebaran Idulfitri 1444 H atau 2023.

Kecelakaan itu mengakibatkan ratusan nyawa pemudik melayang atau dinyatakan meninggal dunia.

Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Willayah pada MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, kasus kecelakaan tersebut sebetulnya turun 33 persen dibanding periode sebelumnya.

Angka ini berdasarkan data Korps Lalu Lintas di Posko Angkutan Lebaran Terpadu per 15-23 April atau H-7 sampai H+1 lebaran.

“Selama puncak arus mudik, jumlah kecelakaan yang terjadi mencapai 2.557 kasus, dengan korban meninggal mencapai 329 orang,” ujar Djoko kepada Warta Kota pada Senin (1/5/2023).

Djoko mengatakan, jumlah ini menurun dari periode yang sama pada tahun 2022, yaitu 3.799 kejadian atau 33 persen.

Jumlah korban meninggal juga turun 61 persen, yaitu 329 orang dari 873 jiwa.

Berdasarkan yang ditulis Kompas.id, kata dia, nilai kerugian material ditaksir mencapai Rp 5,5 miliar. Angka ini turun 20 persen dari periode lalu, yaitu Rp 6,99 miliar.

Sementara itu jumlah kecelakaan berdasarkan laporan polisi tahun 2023 ada 2.676 kejadian, atau turun 25,60 persen dibanding tahun 2022 mencapai 3.597 kejadian.

Adapun jumlah korban kecelakaan total tahun 2023 sebanyak 5.337 orang atau turun 24 persen dibanding tahun 2022 sebesar 6.982 orang.

“Jumlah korban meninggal dunia terjamin sebanyak 612 orang di tahun 2023 atau penurunan 38 persen, dibandingkan tahun 2022 sebanyak 993 orang,” katanya.

“Jumlah korban luka-luka terjamin tahun 2023 sebesar 4.268 orang, ada penurunan sembilan persen dibandingkan tahun 2022 sebesar 4.704 orang. Kejadian kecelakaan lalu lintas tertinggi di Provinsi Jawa Timur dan terendah di Provinsi Maluku,” lanjutnya.

Baca juga: Stasiun Tanah Abang Bakal Direvitalisasi, Daya Tampung Penumpang Bertambah Tiga Kali Lipat

Baca juga: Layanan Paripurna! Tak Hanya Titip Motor Gratis di Polres Karawang, Bahkan Diantar Kembali ke Rumah

Menurut dia, fatalitas dalam kecelakaan lalu lintas bukan sekadar persoalan statistik atau angka-angka.

Dampaknya begitu besar dalam kelangsungan hidup keluarga korban, sehingga kematian satu jiwa akibat kecelakaan tetap ironi dan duka mandalam.

“Bagaimana masa depan istri dan anak-anak yang ditinggal tulang punggung keluarga karena tewas akibat kecelakaan? Selain itu, korban yang terluka berpotensi mengalami penurunan daya atau kemampuan fisik yang dapat membatasi perkembangan dan aktivitas hidupnya,” ungkapnya.

Halaman
12