Gandeng ODGJ awalnya berdiri di Madiun Raya. Risha dan para relawan lainnya sering melakukan kunjungan ke panti rehabilitasi Kemesos di Madiun.
"Seiring berjalannya waktu, kami merasa kayaknya harus membuat sesuatu yang unik, tidak sekedar kunjungan," imbuhnya.
Risha dan dua temannya memutuskan membuat Gandeng ODGJ.
"Selama ini ODGJ selalu dipandang sebelah mata. Kami kasih pemberdayaannlepada mereka agar bisa mandiri usai keluar dari pantai rehabilitas," paparnya.
Dalam perjalanan waktu, Risha pun berpisah dengan dua sahabatnya karena pergi ke tempat kuliah masing-masing.
"Satu teman ke Kediri, satu tetap di Madiun dan saya di Jakarta," tuturnya.
Kondisi ini membuat Risha dan kawan-kawannya sempat bingung.
Mereka dihadapkan pada dua pilihan apakah mau melanjutkan gerakan ini atau berhenti saja.
"Kami akhirnya putuskan untuk jalan terus tetapi sendiri-sendiri di kota tempat kuliah sehingga ada Gandeng ODGJ Jabodetabek, Madiun Raya dan Kediri Raya," bebernya.
Setelah itu, Gandeng ODGJ memperluas jangkauan ke Jember dan Bondowoso serta area Surabaya.
"Gandeng ODGJ di kota-kota ini dibuat oleh teman-teman yang tidak ikut mencanangkan tetapi kami percaya mereka bisa membantu," ujarnya.
Baca juga: Keren, Mobil Listrik Buatan Mahasiswa Unsika Tampil di Event Formula E Jakarta Eprix 2023
Saat ini total relawan Gandeng ODGJ berjumlah sekitar 160-180 dengan berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga pekerja.
Para relawan ini memberikan berbagai pelatihan kepada ODGJ di panti-panti rehabilitasi sosial.
Sebut saja pelatihan budidaya ikan dalam ember, budidaya sayur dan buah, serta pembagian alat PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
"Sejauh ini perkembangannya memang belum terlalu signifikan. Tetapi yang bikin kami senang adalah sejumlah ODGJ sudah mulai mandiri seperti bisa petik buah, jual puding dan ada juga yang mengabdikan diri di panti dia dirawat," jelas Risha.