Seperti diketahui, sejauh ini sudah ada tiga sosok bakal calon presiden yang berpotensi maju di pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Terhadap ketiga bacapres tersebut, Yenny Wahid pun mengaku cukup intens menjalin komunikasi.
Baca juga: Sesuai Harapan Keluarga Korban, Terdakwa Kasus Mutilasi, Ecky Listiantho Dituntut Hukuman Mati
Baca juga: Turun Rp 4.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Selasa Ini Jadi Segini, Cek Rinciannya
Namun, Yenny Wahid mengaku memiliki kedekatan khusus dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anis jadi Rektor saya jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil Master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," ujar Yenny Wahid.
Selain dekat dengan Anies Baswedan, Yenny Wahid mengatakan dirinya juga dekat dengan Ganjar Pranowo karena berada dalam satu komunitas.
"Lalu saya dengan Mas Ganjar, misalnya ya, itu dekat sebagai teman, karena komunitas kita sama. Lalu kemudian suami saya juga di UGM. Jadi temannya Mas Ganjar, sebagai juga teman kami, teman main jadinya," ucapnya.
Dengan Prabowo, Yenny Wahid pun merasa, dekat karena suaminya, Dhohir Farisi, pernah aktif di Partai Gerindra.
Baca juga: Tak Hanya Sibuk Bermusik dan Akting, Nugie juga Makin Fokus pada Masalah Lingkungan
Baca juga: Layanan Pembuatan dan Perpanjangan SIM di Kabupaten Bekasi, Selasa 8 Agustus 2023 Masih Tutup
"Lalu dengan Pak Prabowo, suami saya dulu di Gerindra. Jadi yang namanya komunikasi ya lancar dengan semua kandidat ini," tandasnya.
Penegasan PBNU
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan mewakili atau representasi warga Nahdliyin.
"Tidak ada partai atas nama NU, tidak ada," tandas Gus Yahya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Gus Yahya menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Muktamar, NU telah mengambil jarak dengan politik praktis.
"NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis," ujarnya.
Meski begitu, Gus Yahya mengakui bahwa tokoh-tokoh NU era terdahulu telah turut mendirikan PKB, namun menurutnya hal itu sifatnya hanya memfasilitasi.
Baca juga: Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini Mager di Angka Rp 1.074.000 Per Gram, Ini Detailnya
Baca juga: Bareskrim Kembali Periksa Panji Gumilang Hari Senin ini Soal Kasus TPPU, Langsung Jadi Tersangka?
"Ini kan cuma memfasilitasi saja karena ada warga NU yang pengen bikin partai difasilitasi sudah, habis itu sudah," ucap Gus Yahya.