Pantauan di lokasi, diketahui pemantauan hilal dilakukan di lantai dua Masjid Raya KH Hasyim Asyari sekira pukul 17.00 WIB sampai matahari tenggelam.
Sejumlah alat pantau, mulai dari manual hingga digital pun nampak sudah disiapkan mengarah ke ufuk barat, tempat terbenamnya matahari.
Alat pantau hilal tersebut, diantaranya adalah dua buah teleskop digital, rubbu mujayyab, dan satu buah theodolite.
Keempat alat tersebut sudah dijajarkan di dekat pagar pembatas teras lantai dua sejak pukul 15.00 WIB.
Sementara pemantauan hilal dilakukan sekira pukul 17.00 WIB hingga matahari terbenam.
Sepanjang waktu tersebut, sejumlah pengurus PWNU dan DKM Masjid Hasyim Asyari mengumandangkan salawat serta zikir bersamaan dengan pemantauan hilal.
Sejumlah jemaah yang hadir juga mulai mengerumuni pagar pembatas area pemantauan hilal untuk melihat prosesi sakral tersebut.
Baca juga: Kepergok Pemilik saat Hendak Mencuri, Pelaku Curanmor Todongkan Senpi
Baca juga: Dorong Pendidikan Politik, Timnas AMIN: Buktikan Kecurangan Pemilu 2024, Semua Cara Perlu Ditempuh
Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta Abdul Kholik Soleh menyebut jika pemantauan hilal ini terbuka secara umum.
"Sehingga seluruh peserta juga mengetahui akan kondisi hilal dan kami sebagai pelaku, perukyat juga menggunakan landasan dasar yang sudah ada di data hisab yang kami miliki," kata dia.
Abdul Kholik Soleh menyampaikan, keputusan 1 Ramadan jatuh pada tanggal berapa, bergantung pada keputusan sidang isbat di Kementerian Agama (Kemenag).
Hanya saja, keputusan itu dijatuhkan apabila perukyat di berbagai wilayah di Indonesia, bisa melihat hilal pada ketinggian 3 derajat.
Kendati demikian, Abdul Kholik Soleh menyampaikan jika sore ini hilal masih berada di ketinggian 0 derajat 47 menit.
Baca juga: Kakorlantas Polri Resmikan Ruang Khusus Berteknologi Modern untuk Analisis Kecelakaan Lalin
Baca juga: Kabau Sirah Siap Terima Sanksi Komdis PSSI Usai Rusuh Penonton di Final Leg Kedua Liga 2 2023/24
"Jadi masih jauh dari ketentuan IRNU (Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama), masih jauh dari ketentuan yang 3 derajat," ungkap Abdul Kholik Soleh.
Akan tetapi, lanjut dia, kegiatan ini tetap dilaksanakan sebagai ikhtiar menentukan 1 Ramadan 1445 sesuai ketentuan Rasulullah SAW.
"Kami menggunakan perintah Rasul. Berpuasalah kalian karena melihat bulan, berbukalah kalian karena melihat bulan," pungkasnya.