Pilkada Jakarta

Pamerkan Lagi Karya Sungai di Epicentrum Kuningan, Ridwan Kamil Tuai Komentar Negatif dari Netizen

Penulis: Yolanda Putri Dewanti
Editor: Dedy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sungai Epicentrum bersih jadi perdebatan netizen

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA — Unggahan Ridwan Kamil terkait karya sungai di Epicentrum sontak mendapatkan ribuan komentar dari netizen.

Sebaliknya, netizen bukannya terpana dengan karya sungai di Epicentrum, mereka kini menagih janji Ridwan Kamil kala ingin merevitalisasi Kalimalang berupa make over seperti Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan.

Tak sesuai janji Ridwan Kamil, kenyataannya Kalimalang sekarang seperti kali pada umumnya. Tak sedikit dari postingan itu mengundang komentar bernada negatif dari warganet. 

"Kalimalang juga janjinya dulu, ah sudahlah," ujar @alwi_rialdi. 

BERITA VIDEO : REVITALISASI KALIMALANG KOTA BEKASI TAHAP 1 RAMPUNG

"Nyenengin diri biar ada yang simpatik," tulis @sandi_roy_checa17. 

"Ya banyakin janji aja dulu, udah menang mah enggak perlu realisasi," tulis @sudahjadiimam. 

Seperti diketahui, mM=aju sebagai calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK) kembali memamerkan karyanya saat mendesain sungai di Epicentrum kawasan Kuningan Rasuna Said, Jakarta Selatan. 

Baca juga: Mobilitas Masyarakat Tinggi, Jalan Inspeksi Kalimalang Perlu Perbaikan dan Penambahan Lampu

Adapun dia mengunggah karyanya itu di Instagram pribadinya pada Kamis (12/9/2024) malam. 

Karya sungai di Epicentrum diketahui didesain Ridwan Kamil semasa menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Dalam postingan terbarunya itu, Ridwan menuliskan pentingnya kolaboratif antar pihak dalam pembangunan di sebuah kota. 

RK harus berani jelaskan

Menurut Pengamat Politik Citra Institute Efriza RK harus berani menjelaskan mengapa Kalimalang, Bekasi sentimen negatif publik menganggap gagal. Ini adalah konsekuensi nyata dari RK yang pernah punya pengalaman sebagai Gubernur di Jawa Barat.

“Wajar warganet menyerbu RK dengan mempertanyakan sekaligus meminta pertanggunganjawabannya yang rencananya ingin merevitalisasi Kalimalang Bekasi tetapi tak tampak hasilnya, ini menunjukkan RK harus terbiasa dan membiasakan diri menjelaskan kepada para netizen yang ingin memperoleh pemahaman atas hasil kinerjanya, ini terjadi karena konsekuensi berikutnya ia yang senang berselanjar dengan media sosial,” ucap Efriza saat dihubungi, Sabtu (14/9/2024).

Efriza menilai, komentar netizen sebagai bentuk kritis dan sifat mengawasi dari masyarakat. Fakta ini membuktikan demokrasi Indonesia mulai terjadi pengawasan dari masyarakat akan berbagai keinginan dari pasangan calon yang banyak mengumbar janji-janji saja.

“Ini membuktikan memang RK harus punya kehati-hatian dalam menyampaikan berbagai persoalan dan solusi yang ingin ditawarkan kepada masyarakat,” ungkap dia.

Halaman
12