Rivalitas Pramono Anung vs Dedi Mulyadi

Rivalitas Dedi Mulyadi Vs Pramono Anung, Ada Aroma Kompetisi Level Nasional Menuju Pilpres 2029

Penulis:
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RESPONS SOAL BANJIR - Beda respons Gubernur Pramono dan Dedi Mulyadi terkait banjir di Jakarta.

TRIBUNBEKASI.COM -- Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tampaknya sedang perang dingin.

Keduanya tak saling menyapa saat sama-sama hadir di acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Ancol, Jakarta Utara, pekan lalu. Malah, keduanya saling sindir soal macet dan banjir.

Pengamat politik Adi Prayitno mengamati aksi saling sindir Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Menurutnya, aksi saling sindir Pramono dengan Dedi Mulyadi adalah perang terbuka secara politik.

"Jadi secara tidak langsung inilah yang kita sebut sebagai balas pantun politik, sindir-menyindir dan bahkan bisa disebut sebagai perang terbuka antara dua gubernur," kata Adi di channel Youtubenya (@adiprayitnoofficial), tayang Minggu (13/7/2025) yang dikutip dari Tribun Jakarta.

Awalnya, Adi melihat sikap Pramono dan Dedi pada Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Pemberantasan Korupsi yang digelar KPK di Jakarta, Kamis (10/7/2025) lalu.

Ketika itu, Pramono Anung menyindir kemacetan di Bandung yang sudah mengalahkan Jakarta.

Kemudian, keduanya juga sempat saling bertukar pernyataan di media soal banjir Jakarta.

Ada yang menyebut itu sebagai kiriman dari Bogor, sedangkan dibalas penyebab banjir kiriman Bogor karena ulah orang Jakarta.

Sebelumnya, keduanya juga berpolemik soal banjir Jakarta yang disebut kiriman Bogor.

Terlepas dari itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini memandang rivalitas politik dua gubernur ini baik.

Keduanya bisa semakin maksimal dalam menunjukkan kebolehan masing-masing dalam memimpin daerahnya.

Baca juga: Bukannya Bertukar Sapa, Pramono dan Dedi Mulyadi Malah Saling Sindir di Acara KPK, Ada Masalah Apa?

Pada akhirnya, masyarakat yang diuntungkan jika pemimpinnya berlomba-lomba membuat kebijakan terbaik sehingga bisa tampil unggul.

"Saya kira rivalitas dalam politik itu menjadi penting. Yang paling penting adalah rivalitas ini diwujudkan dan didesain sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas kepemimpinan, sebagai upaya untuk menciptakan bagaimana kebijakan-kebijakannya itu semakin populer dan pro rakyat dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada."

Adi menyamakan rivalitas Pramono dan Dedi Mulyadi dengan persaingan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di dunia sepak bola.

Halaman
1234