Kondisi emakin memprihatinkan akibat pencemaran yang terus berulang. Air sungai yang dulunya jernih kini berubah menjadi hitam, berbusa, dan mengeluarkan bau tak sedap.
Bahkan menurut warga, bau menyengat itu bisa tercium hingga ke permukiman yang jauh dari aliran kali.
“Udah sering kayak gini, paling kalau hujan turun aja airnya agak bening. Tapi kalau enggak hujan, ya hitam terus, malah lebih parah. Semoga Kang Dedi Mulyadi bisa tangani," kata Oles (55), warga setempat.
BERITA VIDEO : AIR KALI CILEMAHABANG MENGHITAM LAGI
Menurut Oles, pencemaran kali bukan persoalan baru. Warga sudah berulang kali menyampaikan keluhan ke pihak terkait, bahkan sempat melakukan aksi unjuk rasa di lokasi. Namun sampai saat ini belum ada respons yang berarti.
“Sudah sering disuarakan, malah sempat demo juga. Tapi ya apa boleh buat, enggak ada tanggapan. Mungkin kalau yang ngomong orang penting baru ditanggapi. Kita mah cuma warga biasa,” katanya.
Warga mengaku pasrah, meskipun dalam hati masih menyimpan harapan agar sungai bisa kembali bersih seperti dulu.
Oles mengenang masa ketika Kali Cilemahabang masih menjadi sumber kehidupan warga.
“Dulu mah asri, airnya jernih, banyak ikan. Kita bisa cari makan dari kali. Sekarang, boro-boro cari makan, mandi aja susah. Airnya bau dan kotor,” ujar Oles.
Pencemaran juga berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar. Ia menyebutkan, warga kerap mengalami gangguan kulit seperti gatal-gatal akibat air yang tercemar.
“Iya, ngaruh ke badan. Airnya kotor, sampah banyak, jadi sering gatal-gatal,” tuturnya. (maz)