Berita Bekasi

Bendungan Titik Nol Kali CBL Kabupaten Bekasi Punya Fungsi Ganda, Apa Itu? Ini Penjelasan Kabid PSDA

dengan progres yang ada sekarang, kita optimistis pekerjaan ini akan selesai di bulan Desember

|
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Tribunbekasi/Muhammad Azzam
BENDUNGAN CBL - Kepala Bidang PSDA SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya, meninjau pembangunan Bendung BSH-0 di Kali CBL, Desa Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat, Jumat 17 Oktober 2025. Proyek ini ditargetkan rampung akhir tahun depan. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Progres pembangunan Bendung Sungai Hulu (BSH)-0 di Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) di perbatasan Desa Kalijaya Cikarang Barat dan Desa Sukajaya Kecamatan Cibitung sudah mencapai 64 persen. 

Pencapaian pembangunan bendung tersebut mencakup pekerjaan utama, yaitu pembangunan badan bendung dan retaining wall (dinding penahan) di sisi utara dan selatan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Agung Mulya mengklaim meski sempat tertunda selama dua bulan karena belum rampungnya pembongkaran bangli, namun, proses pembangunan bendung yang mencapai 64 persen ini sudah sesuai jadwal.

"Diawal kita akui ada depresi sedikit. Namun, dengan progres yang ada sekarang, kita optimistis pekerjaan ini akan selesai di bulan Desember," ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, PSDA SDABMBK sempat menghadapi sejumlah hambatan signifikan di awal pembangunan, khususnya terkait penertiban bangli dan kondisi cuaca ekstrem.

"Awalnya di sini kan banyak bangli. Itu memakan waktu hampir dua bulan untuk penertiban," jelasnya.

Baca juga: Musim Hujan, Puluhan Hektare Sawah di Cikarang Timur dan Setu Bekasi Terendam Banjir

Selain itu, tantangan juga datang dari alam, di mana lokasi proyek sempat terendam banjir besar dua bulan lalu. 

"Di sini sempat kebanjiran, sampai dua alat berat kita terendam. Akhirnya kita butuh perbaikan," tambahnya.

Lebih lanjut, Agung menuturkan Bendung BSH-0 yang memiliki delapan pintu air ini memiliki kapasitas debit air hingga ribuan kubik dan dirancang dengan fungsi ganda yang krusial bagi Kabupaten Bekasi.

Pertama Irigasi Pertanian, fungsi utamanya adalah mengairi lahan pertanian dari BSH-0 hingga BSH-34 seluas 7.000 hektar.

Kedua, penanggulangan banjir. Bendung ini juga berfungsi sebagai penanggulangan banjir di wilayah hilir (JBL) menuju Muara Gembong.

"Di titik Nol ini, saat debit air tinggi, kita akan mengatur buka-tutupnya. Mana yang bisa kita alirkan ke area pertanian, dan mana yang kita alirkan untuk penanggulangan banjir," tuturnya.

Sementara itu, mengingat skala proyek yang besar, proses pembangunan mendapatkan pendampingan ketat dari Kejaksaan Negeri (Kejari).

Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan kualitas, mutu, dan waktu pengerjaan proyek berjalan sesuai rencana.

Dalam hal desain, Pemkab Bekasi telah menjalin kerja sama (MOU) dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved