Berita Bekasi

Jadi Sumber Aroma Tak Sedap, Warga Bojong Menteng Bekasi Desak Kubangan Limbah MBG Ditutup

Komunikasi mencari solusi dari dampak limbah MBG tersebut sebelumnya sudah dilakukan pada Jumat (31/10/2025)

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
Tribunbekasi/Rendy Rutama Putra
LIMBAH MBG --- Selokan di kawasan Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi, diduga dialiri limbah MBG yang menimbulkan bau menyengat, Kamis (30/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Polemik bau tak sedap diduga dari limbah pengolahan makan bergizi gratis (MBG) sudah dikomunikasikan antara warga Bojong Menteng Rawalumbu Bekasi dengan pihak SPPG
  • Warga mendesak kubangan tempat pembuangan limbah MBG segera ditutup
  • Ini upaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi telusuri dugaan limbah MBG

 

TRIBUNBEKASI.COM, RAWALUMBU --- Polemik munculnya aroma tak sedap yang diduga dari kubangan kawasan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kawasan RT 5 RW 4 Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi terus berlanjut.

Saat ini, Ketua RW 4, Hasan Kanung, mengatakan, polemik tersebut sudah dikomunikasikan dengan pihak SPPG, warga yang mengaku terdampak limbah MBG, dan pengelola lahan.

Komunikasi mencari solusi dari dampak limbah MBG tersebut sebelumnya sudah dilakukan pada Jumat (31/10/2025) dan sudah menemukan solusi.

"Warga meminta kolam (kubangan) harus ditutup, dari SPPG pun sudah siap akan menutup kubangan atau kolam itu agar tidak lagi bau, ditutup dengan diuruk," kata Hasan, dikutip Minggu (2/11/2025).

Baca juga: Tercemar Limbah MBG, Air Sumur di Rawalumbu Jadi Bau, Warga Alami Gatal-gatal

Hasan menjelaskan penutupan kubangan akan dilakukan segera hanya saja ia belum dapat memastikan kapan waktunya.

Untuk itu pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi guna memastikan kubangan tersebut sudah ditutup atau belum.

"Saya sih pengen secepatnya ditutup, kalau belum ada tindakan ya pasti kami akan lakukan teguran," jelasnya.

Hasan menuturkan terkait dugaan pencemaran air yang berasal dari limbah olahan Makan Bergizi Gratis (MBG), pihaknya masih menunggu jawaban dari Dinas Lingkungah Hidup (DLH) Kota Bekasi.

"Beberapa dinas terkait sebelumnya sudah terjun langsung untuk mengecek air yang mengalir itu diduga pencemaran hingga air hitam dan  gatal gatal, sudah diambil samplenya cuma belum tahu hasilnya bagaimana," tuturnya.

Warga geram

Sejumlah warga di kawasan RT 5 RW 4 Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi mengkeluhkan keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam membuang sisa olahan atau limbah Makan Bergizi Gratis (MBG).

Seorang warga, Subur (35), mengatakan, dirinya pernah melihat adanya aktivitas pembuangan diduga limbah MBG di SPPG tersebut ke aliran selokan kawasan rumah warga.

Ia mengaku melihat proses pembuangan limbah MBG oleh SPPG itu usai mencium aroma tidak sedap dan mencari sumbernya.

"Saya iseng-iseng aja cari sumber bau, ternyata lagi disedot, dibuang ke sini (selokan warga--red). Saya videoin, saya kirim ke RT. Pak RT langsung merespon, langsung ke sini," kata Subur, Jumat (31/10/2025).

Warga lainnya, Zaenab (44), yang setiap hari memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari mengaku khawatir.

Meski hingga saat ini, ia mengaku belum terdampak terkait dugaan pencemaran limbah tersebut, namun Zaenab khawatir air sumurnya sudah tercemar.

Zaenab dan Subur pun berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi maupun pihak Badan Gizi Nasional (BGN) dapat mencari solusi agar mengatur pembuangan limbah MBG.

"Takutnya tercemar, tapi sekarang belum kena. Mudah-mudahan jangan, khawatirnya itu doang," jelas Zaenab.

Kekhawatiran Zaenab bertambah usai dirinya menuturkan ada dua warga yang diduga sudah terdampak pencemaran tersebut.

Diduga warga yang terdampak itu sempat mengalami gatal karena air sumur berubah warna menjadi keruh akibat pencemaran limbah.

"Ada dua orang yang udah kedampak, gatal-gatal badannya," tuturnya.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi pun menanggapi pengaduan warga terkait dugaan pencemaran lingkungan di kawasan Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kota Bekasi, Kiswatiningsih, mengatakan, dalam pengaduan yang disampaikan di media online itu, warga mengeluhkan dugaan pencemaran lingkungan dimana saluran drainase mengeluarkan bau tak sedap hingga berdampak terhadap air sumur.

Tak ayal, dampak dari pencemaran lingkungan itu beberapa warga mengalami gatal-gatal pada kulit diduga akibat air limbah kegiatan dapur yang mengolah makan bergizi gratis (MBG).

"Ketika diverifikasi di lapangan diketahui bahwa air limbah domestik yang bersumber dari cucian peralatan masak dan makan ditampung ke dalam biotank yang sudah kedap air, selanjutnya air limbah yang sudah ditampung dilakukan penyedotan dengan menggunakan jasa penyedotan air limbah," kata Kiswatiningsih, Jumat (31/10/2025).

 Upaya Dinas LH

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kota Bekasi, Kiswatiningsih, menjelaskan sebagai tindak lanjut pihaknya bersama UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup (LAB LH) mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel di sejumlah titik.

Titik itu meliputi saluran pembuangan air limbah yang bersumber dari cucian peralatan masak dan makan serta sumber air baku yang berasal dari air tanah (jet pump).

Upaya itu dilakukan sebagai bentuk nyata pihak DLH Kota Bekasi secara transparan dan akuntabel serta mengedepankan kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kualitas lingkungan di Kota Bekasi.

"Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sumber pencemaran dan menilai tingkat kualitas air guna menentukan langkah penanganan lebih lanjut," jelasnya.  (m37)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved