Berita Bekasi

Pembangunan Dapur MBG di Bekasi Utara Dikeluhkan Warga dan Pihak Sekolah, Ini Alasannya

pembangunan lokasi dapur MBG yang berdekatan dengan sekolah juga dikhawatirkan berdampak pada kenyamanan dan lingkungan sekitar.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
(Dok/Dandi).
KELUHKAN PEMBANGUNAN DAPUR MBG --- Sejumlah orangtua murid hingga pengelola SD Sagalife School, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi mengeluhkan rencana pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri persis di samping area sekolah. 

Ringkasan Berita:
  • Warga dan pihak sekolah di Teluk Pucung Bekasi Utara Kota Bekasi mengeluhkan dibangunnya dapur makan bergizi gratis (MBG)
  • Ini dampak yang dikhawatirkan warga dan pihak sekolah terkait pembangunan dapur MBG
  • Anggota DPRD Kota Bekasi sebut pentingnya pengawasan program MBG agar tidak menyusahkan masyarakat

 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI UTARA --- Sejumlah orangtua murid hingga pengelola SD Sagalife School, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi mengeluhkan rencana pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri persis di samping area sekolah.

Humas SD Sagalife, Dandi, mengatakan keluhan muncul karena pembangunan dapur MBG dilakukan tanpa koordinasi dengan pihak sekolah.

Berkaitan hal itu, pembangunan lokasi dapur MBG yang berdekatan dengan sekolah juga dikhawatirkan berdampak pada kenyamanan dan lingkungan sekitar.

“Yang paling banyak mengeluh justru wali murid, karena anak-anak mereka sekolah di sini dan tahu kondisi lingkungannya,” kata Dandi, Selasa (4/11/2025).

Baca juga: Warga Bojong Menteng Bekasi Minta Kubangan Limbah MBG Ditutup, Ketua RW: Kalau Belum, Kami Tegur!

Dandi menjelaskan kawasan tersebut terkategori rawan banjir dan memiliki sistem saluran air yang belum jelas pembuangannya.

Ia pun khawatir, keberadaan dapur yang beroperasi setiap hari justru memperparah kondisi lingkungan.

“Lingkungan di sini rawan banjir, dan kami belum tahu saluran air dari dapur itu ke mana pembuangannya. Kami sudah beberapa kali ajukan perbaikan drainase,” jelasnya.

Dandi menuturkan, perizinan pembangunan SPPG juga diduga belum berkoordinasi dengan perangkat RT maupun RW setempat.

“Saya sudah coba kroscek ke RT dan RW, tapi mereka bilang belum ada pemberitahuan dari pihak dapur MBG. Bahkan RT RW juga tidak tahu kalau di situ akan dibangun dapur,” tuturnya.

Dandi menyampaikan kekhawatiran tidak hanya mengenai persoalan saluran air, namun pihak sekolah juga memikirkan dampak ventilasi udara SPPG yang mengarah langsung ke bangunan sekolah.

“Ventilasi udaranya itu menghadap ke sekolah. Kami khawatir nanti aroma dari dapur mengganggu kegiatan belajar. Kalau soal bau sih masih perkiraan, tapi yang jelas pembuangan airnya harus diperhatikan,” ucapnya.

Penting pengawasan

Berkaitan hal tersebut anggota DPRD Kota Bekasi, Samuel Sitompul, menegaskan pentingnya pengawasan dalam pelaksanaan program MBG.

Sehingga dapat berlangsung sesuai standar, terkhusus mengenai pengelolaan limbah, perizinan, dan pemerataan distribusi makanan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved