Teror Bom

Polisi Duga Pelaku Teror Bom Tiga Sekolah Internasional di Tangsel dan Jakut Adalah Orang yang Sama

Polisi mengimbau pelaku teror bom untuk menghentikan aksinya lantaran dianggap mengganggu ketertiban umum dan meresahkan

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Istimewa
TEROR BOM –-- Petugas kepolisian dan Tim Gegana menyisir area North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Selasa (7/10/2025) malam. Ancaman bom diterima lewat pesan singkat ke nomor marketing sekolah. 

TRIBUNBEKASI.COM, SEMANGGI --- Siapa pelaku teror bom yang mengancam tiga sekolah internasional di wilayah hukum Tangerang Selatan dan Jakarta Utara, mulai terungkap.

“Masih dilakukan pendalaman. Diduga pelaku ancaman bom di tiga sekolah ini adalah orang yang sama, dengan motif dan identitas pengirim yang serupa,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi, dikutip Jumat (10/10/2025).  

Polisi, kata Ade Ary, telah mengantongi identitas pelaku teror bom yang ditujukan ke tiga sekolah internasional tersebut.

Adapun pelaku teror bom diduga merupakan orang yang sama dan berada di luar negeri. 

Baca juga: Teror Bom Terulang, Pesawat Saudi yang Bawa 376 Jemaah Haji Surabaya Mendarat Darurat di Medan

Dugaan ini kata Brigjen Ade Ary, berdasarkan motif serta pola ancaman yang dikirim pelaku teror bom ke tiga sekolah itu serupa.

Tiga sekolah yang menerima ancaman adalah Jakarta Nanyang School di Kabupaten Tangerang, Mentari Intercultural School di Tangerang Selatan, serta North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Jakarta Utara.

Menurut Ade Ary, pihak kepolisian telah melacak lokasi pengirim dan mendapati bahwa pelaku berada di luar negeri. 

Meski begitu, ia belum dapat memastikan dari negara mana pelaku berasal.

“Sementara ini teridentifikasi pelaku berada di luar negeri. Kami masih terus melakukan pendalaman,” katanya.

Polisi juga mengimbau pelaku teror bom untuk menghentikan aksinya.

Hal ini lantaran dianggap mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat.

“Kami mengimbau kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab agar menghentikan aksinya, karena dapat merugikan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum,” tegas Ade Ary.

Minta tebusan Rp 497 juta

Suasana tenang di lingkungan North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara, mendadak mencekam pada Selasa (7/10/2025) pagi.

Saat sebagian besar warga baru bersiap memulai aktivitas, sebuah SMS misterius berisi ancaman bom masuk ke ponsel tim marketing sekolah.

Pesan itu datang begitu saja, dingin dan mengancam. Pagi yang seharusnya tenang, berubah jadi penuh kecemasan.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengungkapkan, ancaman itu diterima sekitar pukul 05.09 WIB oleh seorang staf marketing bernama Dewi. Nomor pengirim tercatat berasal dari luar negeri, +2349165620857.

“Pesan itu dikirim langsung ke nomor marketing sekolah NJIS. Isinya ancaman bom dan permintaan tebusan,” ujar Seto saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).

Isi pesan tersebut berbahasa Inggris. Dalam terjemahan bebas, isinya sangat menakutkan:

“Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami di bawah ini.”

Pesan itu bahkan menambahkan peringatan keras:

“Jika kamu tidak mengirim uangnya, kami akan segera meledakkan bomnya. Hubungi polisi, kami akan meledakkan bomnya di tempat.”

 
Gegana bergerak

Sekitar pukul 21.30 WIB, Manajer Operasional Sekolah, Tio, langsung menghubungi Koordinator Lapangan Sekuriti, Deden. Keduanya segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Selanjutnya saudara Deden mendatangi Mako Polsek Kelapa Gading untuk melaporkan peristiwa tersebut,” jelas Seto.

Tak ingin mengambil risiko, aparat kepolisian bersama Tim Gegana Polda Metro Jaya segera menyisir seluruh area sekolah. Petugas dengan rompi pelindung dan anjing pelacak menyisir halaman depan, ruang kelas, hingga area parkir.

Beberapa orang tua murid yang mendengar kabar ini memilih menjemput anaknya lebih awal. “Kami panik, tapi juga percaya polisi bergerak cepat,” kata salah satu orang tua murid yang enggan disebut namanya.

Kasus NJIS ini bukan yang pertama. Sebelumnya, dua sekolah internasional di Tangerang Selatan juga menerima ancaman serupa. Modusnya pun sama, SMS ancaman bom disertai permintaan tebusan senilai 30.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 497 juta.

Polisi menduga ada pola terorganisir dalam kasus teror ini. Tim siber pun ikut dilibatkan untuk melacak sumber pesan.

“Kami masih menyelidiki. Untuk sementara, situasi di lokasi sudah aman. Tidak ada temuan benda mencurigakan,” kata Seto.

Rabu pagi, pagar NJIS tampak dijaga ketat petugas keamanan. Sejumlah orang tua murid tampak berdiri di luar pagar, sesekali menatap ke arah sekolah dengan ekspresi cemas.

Aktivitas belajar mengajar sempat dihentikan sementara, namun pihak sekolah memastikan situasi kembali normal setelah kepolisian memastikan tidak ada bom.

“Kami ikut deg-degan, apalagi anak kami sekolah di sini,” ujar Nina, salah satu orang tua murid.

Polisi mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpancing kabar hoaks. Penyidikan terhadap nomor pengirim SMS ancaman masih berlangsung. (m31)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 


 
 
 
 
 
 
 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved