Berita Artis

Ifan Seventeen Ungkap Pilihan: Lebih Nyaman di Film atau Musik setelah Jadi Dirut PFN?

Ifan kini harus memprioritaskan pula industri perfilman Indonesia sebagai penghubung antara rumah produksi dan negara.

Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor: Dedy
Kompas.com/Revi C Rantung
TAK LAGI FOKUS --- Sejak ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Film Negara (PFN), Ifan Seventeen tidak lagi fokus hanya pada dunia musik. 

Ringkasan Berita:
  • Ifan Seventeen kini memimpin PFN dan tidak lagi hanya fokus pada musik, melainkan juga industri film yang perannya sebagai penghubung rumah produksi dan negara.
  • Ia menilai musik dan film memiliki prinsip kerja serupa dan sama-sama dipenuhi ketidakpastian tanpa formula pasti menuju kesuksesan.
  • Ifan menyebut irisan antara audiovisual dan musik semakin tipis, serta pentingnya original soundtrack bagi pengembangan film.

 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Sejak ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Film Negara (PFN), Ifan Seventeen tidak lagi fokus hanya pada dunia musik.

Ifan kini harus memprioritaskan pula industri perfilman Indonesia sebagai penghubung antara rumah produksi dan negara.

Langkah awalnya sebagai Dirut PFN ditandai dengan dukungan penuh pada film produksi hybrid bertajuk Pelangi di Mars, yang mengangkat kisah manusia hidup berdampingan dengan robot di Planet Mars.

Ditanya mengenai kenyamanan bekerja antara film dan musik, Ifan menegaskan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari segi prinsip kerja.

Baca juga: Finalis Puteri Indonesia Dilibatkan Dalam Anugerah LSF 2025, Banting Stir Jadi Artis Film?  

Vokalis band Seventeen tersebut menilai bahwa tantangan terbesar di kedua industri adalah soal ketidakpastian pasar.

“Sebenarnya kalau secara industri enggak jauh beda. Prinsipnya kurang lebih sama. Ini bisnis yang 100 persen tidak bisa diprediksi,” ujar Ifan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).

Pria bernama asli Riefian Fajarsyah itu menyebut baik musik maupun film adalah seni yang tidak memiliki formula pasti untuk meraih kesuksesan.

“Tidak punya teori, enggak punya formulasi. Ini bisnis yang berdasarkan rasa,” ungkapnya.

Ifan menambahkan bahwa batas antara musik dan visual kini semakin tipis. Dalam musik, elemen audiovisual seperti video klip hingga film pendek menjadi bagian dari promosi karya. Sebaliknya, film juga sangat bergantung pada musik.

“Di film juga original soundtrack menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah film,” jelasnya.

Ifan sendiri memiliki pengalaman langsung di dunia sinema, salah satunya melalui film dokumenter drama Kemarin yang mengisahkan perjalanan band Seventeen.

“Jadi sebenarnya industrinya sangat dekat dan berkaitan. Menurut saya enggak jauh beda,” tutup Ifan.

(Sumber : Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo/Ari)

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved