Kisah Inspiratif
Badai Pandemi Tak Surutkan Perjuangan Dedah untuk Bangun Bisnisnya, Tetap Semangat dan Kerja Keras
"Yang penting kalo saya itu optimis pasti bisa dan semangat aja menjalani sama kerja keras lah. Sisanya kita serahkan ke Allah
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
Dengan mengikuti beberapa bazzar kala itu, bisnis hijabnya yang dinamai Amniya Wardrobe mulai dikenal masyarakat yang menjadikannya sebagai pelanggan tetap.
Bahkan Pemkot Kota Bekasi pun juga menjadi pelanggannya kala itu.
"Sampai suami saya pun akhirnya resign bekerja karena melihat bisnis saya. Saudara saya pun juga menyarankan agar pelanggan bertambah berjualanlah di di tempatnya, akhirnya saya sewa dua kios di Thamrin City Jakarta," katanya.
Seiring perjalanan waktu bisnisnya di dunia fashion hijab terus meroket, pendapatan 300 juta setiap harinya pun tidak mati saat itu.
Namun pada tahun 2019, melihat ekonomi Indonesia mengalami penurunan juga ikut berdampak pada bisnisnya, dari sinilah pendapatannya mulai menurun.
"Sejak ekonomi mengalami penurunan ya 2019 itu, pendapatan turun. Ya walau turun masih mending lah, keuntungan tetap masih jalan walau memang berbeda dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Meski bisnisnya tengah berada di puncak, Bisnis yang dijalani Dedah merosot tajam setelah diterpa badai pendemi pada tahun 2020 lalu.
Apalagi saat itu ada aturan pembatasan mobilitas masyarakat, dan paling membuat terpuruk yaitu pusat perbelanjaan ditutup.
Toko miliknya di Thamrin City Jakarta pun akhirnya tak berjalan, meski hanya mengandalkan penjualan secara online dari pelanggannya, namun pemasukan yang ada pun merosot tajam saat tahun 2020, bahkan dikatakan merugi.
"Pelanggan saya itu kebanyakan dari daerah kayak Sumatera, Lampung dan lain-lain. Tapi seiring berjalan itu lama-lama pelanggan pada ilang juga. Satu tahun pertama sih mungkin belum berasa ya karena kan punya tabungan, tapi tahun kedua ini dampaknya parah," katanya.
Untuk tetap mempertahankan bisnisnya dan biaya penyewaan toko di Thamrin City Jakarta, Dedah mengaku sempat menjual beberapa aset miliknya, beberapa diantaranya juga untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi ia dan suaminya sudah tak bekerja lagi.
Melihat kondisi yang semakin terpuruk, Dedah dan suaminya pun memutuskan untuk mencari jalan agar tetap ada pemasukan, dari sinilah Dedah mulai bangkit menghadapi pandemi Covid-19 yang nyaris menghancurkan bisnisnya.
Jualan Gudeg
Walau bisnis Fashionya terdampak pandemi, hingga tak ada lagi pemasukan, Dedah pun akhirnya memutuskan untuk mencari jalan agar tetap mendapatkan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pada Oktober 2020, lalu Dedah pun tercetus untuk memulai bisnis kuliner. Dirinya pun memutuskan untuk berjualan Gudeg makanan khas Jawa Tengah yang berbahan dasar nangka.