Kisah Inspiratif

Memulai Bisnis Bermodalkan Rp 100 Ribu, Pendiri Rumah Makan Dapur Solo Kini Punya 42 Cabang Restoran

Ia memulai bisnisnya dari garasi rumah hanya dengan modal sebesar Rp 100.000 dan menghadirkan menu makanan khas Solo dan Jawa Tengah

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dedy
Istimewa
Karina Rosalin Kumarga alias Nyonya Swan, pendiri rumah makan Dapur Solo. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Bisnis kuliner salah satu peluang usaha yang menjanjikan.

Nah, situasi pandemi Covid-19 saat ini menghadirkan berbagai tantangan bagi banyak orang.

Guna mendapatkan penghasilan lebih, tidak sedikit anggota masyarakat yang mengambil inisiatif untuk memulai usaha kuliner sendiri dari rumah, dan menawarkan berbagai menu khas Indonesia yang tergolong mudah dibuat di rumah. 

Bagi Anda yang ingin mengawali  bisnis kuliner dari rumah, Karina Rosalin Kumarga, atau karib disapa Nyonya Swan - pendiri rumah makan Dapur Solo - membagikan 5 kunci sukses bagi mereka yang ingin membangun usaha kuliner di tengah situasi pandemi ini.

Nyonya Swan merintis usaha kuliner pada 1988 silam. 

Ia memulai bisnisnya dari garasi rumah hanya dengan modal sebesar Rp 100.000 dan menghadirkan menu makanan khas Solo dan Jawa Tengah yang akrab di lidah pelanggan. 

Setelah 33 tahun, semangat dan kerja kerasnya berhasil menumbuhkan bisnis rumahannya hingga menjadi rumah makan terkenal yang kini memiliki 42 cabang restoran di Jakarta dan sekitarnya. 

Kini nama Dapur Solo sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia dan identik dengan menu kuliner khas Solo dan Jawa Tengah, serta menu kuliner Nusantara lainnya. 

Garang Asem Ayam, Lontong Solo, dan Asem-asem Iga telah menjadi spesialisasi Dapur Solo yang dicintai masyarakat sejak dulu. 

Menurut Nyonya Swan, ada lima kunci sukses yang ia pegang teguh dalam membangun dan mengembangkan Dapur Solo.

1. Bersikap optimis dan penuh semangat.

Menurut Nyonya Swan, keberhasilan seorang pengusaha bergantung kepada keuletannya dalam memecahkan masalah dan menghadapi tantangan yang pasti akan datang ketika terjun ke dunia bisnis. 

Maka dari itu,  seorang pengusaha wajib bersikap optimis dan bersemangat tinggi. 

"Menjadi pengusaha harus passionate atau bersemangat dalam membangun bisnis. Semangat adalah hal yang akan membuat seseorang menjadi ulet dalam bekerja dan semangat itu juga yang akan menimbulkan rasa pantang menyerah yang sangat dibutuhkan dalam berbisnis," kata Nyonya Swan saat menjadi narasumber di acara kampanye tanggal cantik ShopeePay yang berlangsung secara virtual, akhir pekan lalu.

2. Pandai berpromosi.
Satu kepastian yang akan datang ketika berbisnis adalah naik turunnya jumlah omzet dan karyawan. 

Namun, pengusaha yang pasti berhasil, menurut Ny. Swan, adalah pengusaha yang pandai mencari ide untuk berpromosi.

Dan ketika omzet menurun, kita harus pandai berpromosi dan memanfaatkan banyaknya media sosial yang bisa digunakan. 

Sedangkan pada masanya merintis usaha, yang dilakukan Ny. Swan adalah membuat brosur dan menyebarkannya sambil mengantarkan pesanan pelanggan dari rumah ke rumah menggunakan sepeda.

"Di zaman modern sekarang ini yang serba mudah, justru kita harus kreatif dan memanfaatkan internet untuk mengembangkan bisnis kita,” katanya.

3. Pandai bergaul dan berteman dengan siapapun.
Selama 33 tahun membangun Dapur Solo, Nyonya Swan selalu menganggap bahwa pelanggan yang datang adalah teman, dan hal ini mendorongnya untuk bersikap ramah kepada siapapun. 

“Sejak awal saat saya baru memiliki satu cabang di Sunter, saya selalu berusaha melayani setiap pelanggan layaknya seorang teman dengan sering menyapa dan mengajak mereka bercengkrama," katanya. 

"Hal ini menimbulkan rasa kekeluargaan bagi pelanggan yang datang ke Dapur Solo dan bisa menimbulkan kesetiaan. Selain rasa makanannya yang enak, rasa kekeluargaan juga bisa membuat pelanggan datang kembali ke bisnis kita,"  kata Nyonya Swan lagi.

4. Manfaatkan momen dan kesempatan bekerjasama.
Nyonya Swan menjelaskan bahwa setidaknya anggaran dana marketing untuk suatu bisnis adalah sebesar 1-3 persen dari omzet yang masuk. 

Namun di luar itu, pemilik bisnis juga bisa menumbuhkan penjualan melalui keikutsertaan dengan program kampanye dari penyedia layanan pembayaran digital, salah satunya seperti ShopeePay. 

"Di masa pandemi, penjualan dine-in Dapur Solo mengalami penurunan. Namun, dengan adanya kampanye tanggal cantik ShopeePay, jumlah transaksi menggunakan ShopeePay bisa meningkat hingga 120 persen," kata Nyonya Swan.

Ia pun mengaku bahwa di situasi pandemi, bisnisnya sangat terbantu dengan adanya layanan pesan antar seperti ShopeeFood yang turut menghadirkan beragam promo menarik. 

5. Anggap pekerjaan sebagai hobi.
Tidak ada pekerjaan yang tidak menimbulkan tekanan. Namun, Nyonya Swan memiliki satu prinsip untuk mengatasi hal tersebut.

"Kita harus menganggap bahwa pekerjaan itu hobi. Dengan demikian, tidak akan terasa ada tekanan ketika kita bekerja," katanya.

Hal itu terapkannya selama membangun Dapur Solo. Ia juga terbiasa bekerja selama 14 jam per harinya dan saya menganggapnya sebagai hobi.

"Setiap hari saya tidur jam 10 malam dan bangun jam 4 pagi demi bekerja dan mengembangkan Dapur Solo. Jika kita ulet dalam bekerja, pasti kesuksesan akan datang menghampiri kita," kata Nyonya Swan. 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved