Kasus Bullying

Angga Tewas Usai Dikeroyok Teman Sekelas SMP-nya, Orang Tua dari Cianjur Pulang dengan Tangis

Angga Bagus Perwira, siswa SMP di Grobogan, tewas usai diduga dibully dan dikeroyok teman sekelas saat jam pelajaran tanpa pengawasan guru.

Editor: Mohamad Yusuf
TribunJateng
KASUS BULLYING - Ilustrasi Angga Bagus Perwira, siswa SMP di Grobogan, tewas usai diduga dibully dan dikeroyok teman sekelas saat jam pelajaran tanpa pengawasan guru. 

TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH - Suasana di halaman rumah duka di Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Kabupaten Grobogan, Minggu (12/10/2025) pagi terasa begitu pilu.

Isak tangis keluarga dan tetangga terdengar jelas saat jenazah Angga Bagus Perwira (21) diturunkan ke liang lahat.

Di antara kerumunan pelayat, kedua orang tua Angga tampak tak sanggup menahan tangis. Sang ayah, Sawendra, nyaris pingsan saat prosesi pemakaman dimulai pukul 09.40 WIB. Mereka datang jauh-jauh dari Cianjur, Jawa Barat, untuk mengantarkan putra sulungnya ke peristirahatan terakhir.

Kasus kematian Angga bermula dari sebuah ejekan. Menurut keterangan teman sekelasnya, Angga terlibat perkelahian dengan siswa berinisial EL saat jam pelajaran ketiga di SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan.

Baca juga: Kasus Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Tiga Anggota Dihukum hanya Minta Maaf ke Pimpinan

Baca juga: Kebakaran Hebat di Tambora, Pria ODGJ Tewas Terjebak Api di Dalam Kamar

Baca juga: Polisi Temukan Jejak Pelaku Teror Bom di Tiga Sekolah Internasional, Ternyata dari Luar Negeri!

“Awalnya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti. Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru,” tutur salah satu teman sekelasnya saat dimintai keterangan.

Perkelahian itu belum menjadi akhir. Sekitar pukul 11.00 WIB, Angga kembali dikeroyok dan diadu berkelahi dengan siswa lain berinisial AD.

“Kepala Angga dipukul berkali-kali oleh AD. Sempat kejang, dibawa ke UKS, tapi ternyata sudah meninggal,” tambahnya lirih.

Korban ditemukan tak bernyawa di ruang kelas VII G. Yang membuat miris, seluruh insiden itu terjadi saat jam pelajaran berlangsung tanpa pengawasan guru.

Paman korban, Suwarlan, mengaku Angga sudah lama menjadi sasaran perundungan teman sekelasnya.

“Pernah sakit karena sering dihina. Kami akhirnya datangi sekolah, baru dia mau masuk sekolah lagi,” ujarnya.

Pihak keluarga juga meminta agar jenazah Angga diautopsi karena ditemukan bagian dada dan perut yang menghitam.

Angga merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia tinggal bersama kakek dan neneknya di Grobogan, sementara kedua orang tuanya bekerja di Cianjur.

Saat peti jenazah Angga diturunkan ke liang lahat, tangis keluarga pecah. Neneknya terus memanggil nama sang cucu. Ayah dan ibunya terduduk lemas di sisi makam.

“Harapannya berlanjut seadil-adilnya. Gak ada kata maaf intinya. Soalnya ini nyawa hubungannya. Tapi hukum kami ikuti sesuai aturan,” kata Sawendra dengan suara berat.

Kasus kematian Angga kini tengah ditangani Polres Grobogan. KBO Satreskrim Polres Grobogan, Iptu Imam Siswanto, mengatakan penyidik sudah mengantongi calon tersangka.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved