Rokok Jadi Penyumbang Terbesar Kedua Kemiskinan di Indonesia, Ini Kata Ekonom Senior UI Faisal Basri
Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri sebut rokok jadi penyumbang terbesar kedua pada garis kemiskinan di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Imran Agus Nurali, mengatakan konseling kesehatan dapat dikedepankan untuk mendorong perokok dewasa berhenti merokok secara langsung.
“Kita juga melayani kampanye dan klinik berhenti merokok. Mudah-mudahan ini bisa membantu untuk masyarakat yang ingin berhenti,” ujarnya.
Senada dengan Imran, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Tribowo Tuahta Ginting, menjelaskan untuk berhenti merokok bisa dilakukan secara langsung maupun dengan mengurangi konsumsinya secara bertahap.
“70 persen perokok mengatakan ingin berhenti merokok, tetapi hanya 7,9 persen yang dapat melakukannya tanpa bantuan,” katanya.
Oleh karena itu perlu adanya bantuan bagi perokok dewasa melalui konseling.
Tribowo melanjutkan bahwa konseling bisa dilakukan di mana saja, misalnya sekolah.
“Sebenarnya kita sudah mengembangkan modul untuk melakukan konseling ke guru dan nakes. Tetapi, memang modulnya akan berbeda untuk satu dan yang lain,” katanya.
Adapun alternatif lainnya bisa dengan menggunakan alternatif pengganti nikotin, seperti dalam bentuk permen karet maupun koyo nikotin.
Lalu untuk pendampingnya menggunakan obat varenicline.
Namun obat ini sudah tidak tersedia di Indonesia karena harganya cukup tinggi.
Tingkat efektivitasnya sebesar 80 persen.
Terkait produk HPTL, menurut Tribowo, perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menilai efektivitas dan keamanannya.
“Kita sejauh ini masih melihat banyak aspek, tidak hanya melihat kadar nikotinnya atau bagaimana cara pemberiannya, tapi juga melihat aspek lain yang ada dalam produk tersebut,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Faisal Basri: Rokok Jadi Penyumbang Terbesar Kedua Kemiskinan di Indonesia" dan "HPTL sebagai Solusi Atasi Ketergantungan Nikotin"