Berita Karawang
Kampung Boneka di Cikampek Utara Terpukul Pandemi Virus Corona, saat Jaya Beromset Miliaran Rupiah
Pandemi virus corona menghempas semua sektor, mulai ekonomi, kesehatan hingga sosial. Seperti Kampung Boneka di Desa Cikampek Utara, kini lesu.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Valentino Verry
"Segitu data terakhir ya, mungkin bisa lebih banyak lagi datanya," kata Bayu saat ditemui di Kantor Desa Cikampek Utara, Selasa (7/9/2021).
Bayu menyebut perajin boneka awalnya muncul di Dusun Mekarjaya pada tahun 1980.
Baca juga: Ariza Tersanjung Target Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Ditingkatkan Menjadi 11,4 Juta Dosis
Berawal dari sejumlah warga yang mengikuti pelatihan perajin boneka di Bandung, Jawa Barat.
Selepas pelatihan, warga itu kemudian memproduksi boneka kecil-kecilan untuk dijual atau dipasarkan di stasiun, terminal hingga dijual secara asongan di atas kereta api atau KRD Cikampek-Jakarta.
"Dulu juga produksinya dijahit pakai tangan engga pakai mesin, bahannya juga pakai bahan emen bentuk bonekanya juga sederhana dijual di stasiun, terminal sama asongan aja di kereta," ungkapnya.
Hingga akhrinya, terus berkembang pesat para perajin bermunculan sehingga dapat memproduksi lebih banyak dengan menggunakan teknologi.
Mulai tahun 2000, para perajin itu memiliki pasar sendiri untuk dikirimkan ke sejumlah daerah di pulau Jawa bahkan ke luar pulau Jawa.
Tak tanggung-tanggung, dari home industri itu dapat mempekerjakan banyak sekali karyawan.
Baca juga: Pemprov DKI Perluas Jangkauan Vaksinasi Covid-19 Merek Moderna dan Pfizer
Tentu kondisi itu mempengaruhi perkembangan ekonomi di wilayah Desa Cikampek Utara.
"Dulu mah wilayahnya kumuh ya, sekarang sudah luar biasa maju perkembangannya dengan adanya perajin produksi boneka itu,” ucapnya.
“Sampai omsetnya itu miliaran per bulan. Kalau sekarang ya mungkin engga segitu karena pandemi Covid-19 ini," imbuhnya.
Sementara Kepala Dusun Mekarjaya, Carno Sukarno mengungkapkan 90 persen warganya merupakan perajin boneka.
Dirinya juga merupakan perajin boneka, meneruskan dari kiprah sang ayah sebagai perajin boneka.
Bahkan sang ayah bernama Sukadis merupakan pelopor hadirnya Kampung Boneka tersebut.
Baca juga: Harga Emas Batangan Antam Hari Ini Turun Lagi Rp2.000 per Gram Jadi Rp940.000
"Tahun 1980 itu pelopornya itu ayah saya, Sukadis Ketua RW 11. Sama Tasrifan, Tarjono sebagai yang memulai jadi perajin boneka juga Pak Udi Kurdila pemilik koperasi yang memberikan permodalan," ungkap Carno.
Carno menjelaskan ayahnya Sukadis selaku Ketua RW 11 Desa Cikampek Utara, dengan jaringan yang dimiliki mengirimkan sejumlah warga untuk diberikan pelatihan sebagai perajin boneka melalui program Dinas Koperasi dan Perindustrian di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Warga yang telah mengikuti pelatihan itu akhirnya mulai mencoba memproduksi boneka secara manual.
Dahulu produksi boneka hanya dijahit pakai tangan, lalu pemasarannya dilakukan di sekitar wilayah Cikampek saja seperti Stasiun Cikampek, Terminal Cikampek hingga diasongkan di perjalanan kereta KRD Cikampek- Jakarta.
"Lama-lama semakin berkembang, karena banyak yang maju usaha bonekanya. Warga lainnya banyak yang ikutan juga, karena pasarnya sekarang ini ke seluruh Indonesia," tandasnya.