Berita Bekasi
Masih Ada Siswa SMP Tak Diantar Jemput Orangtua, KPAD Bekasi: Khawatir Pulang Sekolah Kumpul-kumpul
Atas kondisi ini, KPAD Kota Bekasi mendorong pihak sekolah untuk bisa membangun komunikasi dengan orangtua siswa.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang sekolah dasar (SD) tak hanya disambut antusias bagi para pelajar, namun juga para guru sekolah hingga orang tua murid.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah dilakukan hampir dua tahun ini, rupanya memberikan rasa kerinduan tersendiri bagi para guru sekolah, hal inilah disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN Bekasi Jaya V, Tati Kartati.
Tati mengatakan sejak diberlakukan pembelajaran secara daring suasana sekolah yang dulu ramai anak-anak, kini sepi. Ia pun bersyukur pada akhirnya Senin (6/9) pagi, SDN Bekasi Jaya V mulai melaksanakan PTM terbatas.
"Jadi ya sama-sama. Anak pun juga kangen pengen ketemu gurunya. Termasuk saya kepala sekolah. Selama PJJ ini sekolah itu sepi banget kalo tidak ada anak-anak," kata Tati Kartati ditemui Tribunbekasi.com, Senin (6/9/2021).
Dengan adanya PTM yang sudah mulai di laksanakan pada Senin (6/9) ini.
Tati berharap pelaksanaan PTM terus berjalan dengan baik kedepannya, hingga seluruh siswa baik itu kelas 1 hingga kelas 6 bisa melaksanakan PTM.
"Tentunya untuk guru-guru pun mengharapkan PTM ini terus berlanjut, mudah-mudahan berjalan lancar kedepannya," ujarnya.
Tak hanya guru, para orang tua murid pun juga menyambut senang pada akhirnya anaknya bisa kembali sekolah setelah sebelumnya hanya melaksanakan kegiatan belajar secara online.
Harapannya para kegiatan PTM ini terus dilaksanakan.
"Ya kalo kita sebagai orang tua murid pengen normal lagi ya. Karena kalo belajar online itu kadang orang tua juga sulit mengontrol, kita ngak tahu anak ini paham atau enggak setelah belajar online," kata Windu (44).
Dikatakan Windu, dirinya sebagai orang tua sendiri memang sudah menunggu pelaksanaan PTM di Kota Bekasi ini, meskipun memang pelaksanaannya dilakukan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
"Kalo saya sudah nunggu dan anak pun juga sudah di izinkan. Karena kan satu kelas juga tidak terlalu banyak jadi ngak khawatir. Jadi masih aman lah," ujarnya.
Tak berbeda jauh hal serupa juga dikatakan oleh Sulastri (41), sejak melaksanakan PJJ, anaknya cenderung kurang displin, bahkan memang mengeluh bosan, sehingga ia khawatir justru hal itu akan menghambat tumbuh kembang anak dalam hal pendidikan.
Dengan adanya PTM ini setidaknya membangkitkan kembali anak-anak untuk belajar.
Apalagi anak usia dini lebih senang belajar dengan teman-temannya yang lain di sekolah. Bahkan jika materi pelajaran yang kurang paham bisa langsung ditanyakan ke guru.
.