Berita Bekasi
Masih Ada Siswa SMP Tak Diantar Jemput Orangtua, KPAD Bekasi: Khawatir Pulang Sekolah Kumpul-kumpul
Atas kondisi ini, KPAD Kota Bekasi mendorong pihak sekolah untuk bisa membangun komunikasi dengan orangtua siswa.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN --- Pihak Komisi Perlindungan Anak Kota Daerah (KPAD) Kota Bekasi memberikan catatan terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang SMP yang mulai dilaksanakan di Kota Bekasi.
Adapun catatan tersebut didapat setelah KPAD meninjau dua sekolah di Kota Bekasi yang sudah melaksanakan PTM terbatas.
Hanya saja secara keseluruhan, pelaksanaan PTM disambut baik.
Ketua KPAD Kota Bekasi, Aris, mengatakan pihaknya masih menyoroti mengenai kewajiban orang tua siswa yang melakukan antar jemput ke sekolah, sebab masih ada beberapa siswa yang tidak di antar jemput karena dekat dengan sekolah.
Baca juga: SDN Bekasi Jaya V Gelar PTM Perdana, Kepsek: Mudah-mudahan Anak-anak Kembali Dekat dengan Guru
"Pokoknya masukan dari kita terkait penjemputan saja. Karena sistem zonasi itu banyak yang anak-anak jalan kaki atau lainnya, kalo jauh dikit di antar oleh orangtuanya, nah yang jalan kaki ini agar tidak kongkow atau kumpul ini, harus jadi perhatian juga," kata Aris dikonfirmasi TribunBekasi.com, Senin (6/9/2021).
Atas kondisi ini, KPAD Kota Bekasi mendorong pihak sekolah untuk bisa membangun komunikasi dengan orangtua siswa.
Hal ini bertujuan agar siswa tersebut benar-benar pulang ke rumah dan tidak nongkrong maupun kumpul-kumpul dengan teman-temannya.
"Ibaratkan kalo anak dari rumah udah safe, tapi anak anak terpapar tapi terpaparnya dari dia nongkrong itu yang kita khawatir kan. Sehingga yang perlu diperhatikan anak-anak ini bisa sampai rumah dengan selamat dan sehat," katanya.
Menurut Aris, dari beberapa sekolah yang melaksanakan PTM terbatas, hampir semuanya sudah berjalan dengan baik.
Bahkan beberapa sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan pun juga telah diterapkan dengan baik.
"Tadi juga ada kayak di UKS itu ada ketersediaan oksigen. Jadi mereka ini mempersiapkan kalo dalam proses belajar mengajar ini ada yang terindikasi terpapar Covid-19, bisa langsung di evakuasi ke UKS dan sudah ada oksigen," katanya.
Selain itu, dikatakan Aris hampir 98 persen tenaga pendidik hingga staf sekolah pun juga seluruhnya sudah menjalani vaksinasi covid-19.
Sehingga hal ini menjadi bagian penting untuk memberikan rasa aman bagi para orang tua murid, bahkan para siswa SMP pun juga sudah tervaksin.
"Jadi berdasarkan monitoring kami di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), kita katakan sudah sesuai. Ini kan baru penjajakan, sehingga pasti ada perbaikan lagi. Insyaallah besok kita akan ke sekolah dasar (SD)," ucapnya.
Disambut antusias