Dua Strategi Utama Jadi Andalan BRI Pertahankan Kinerja di Tengah Pandemi

Sejauh ini strategi tersebut terbukti berhasil, tercermin dari kinerja perseroan yang mampu mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal II-2021.

Editor: Ichwan Chasani
Kontan/Cheppy A. Muchlis
Direktur Utama BRI, Sunarso. 

TRIBUNBEKASI.COM — Dua strategi utama menjadi andalan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mempertahankan kinerja di tengah hantaman pandemi Covid-19.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa dua strategi tersebut akan terus dijalankan untuk menjaga kinerja positif dan berkelanjutan di masa depan.

Mengingat, saat ini ketidakpastian bisnis masih terlihat seiring belum tuntasnya penanganan penyebaran virus Covid-19.

“Pertama, BRI aktif melakukan review terhadap infrastruktur baik dari protokol kesehatan, kebijakan penyaluran dan restrukturisasi kredit, serta mengembangkan produk dan layanan yang adaptif terhadap perubahan perilaku masyarakat,” ucap Sunarso, Jumat (10/9/2021).

“Kedua, disiplin membentuk pencadangan kredit yang memadai untuk memitigasi dampak pandemi pada kualitas kredit,” sambungnya.

Menurut Sunarso, sejauh ini strategi tersebut terbukti berhasil.

Keberhasilan yang dimaksud telah tercermin dari kinerja perseroan yang mampu mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal II-2021, baik dari sisi Balance Sheet maupun Profitabilitas.

Secara bank only, total aset BRI mencapai Rp1.411,6 triliun atau tumbuh 7,8 persen (year on year/yoy) dan penyaluran kredit mencapai Rp912,1 triliun atau meningkat 5,0 persen (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan industri perbankan nasional yang sebesar 0,6 persen.

“Pertumbuhan kredit BRI tersebut didorong segmen mikro yang tumbuh 17,0 persen (yoy), disumbang oleh penyaluran KUR mikro yang mencapai Rp87 Triliun sepanjang 2021, sehingga komposisi kredit mikro naik menjadi 40,2 persen dari kuartal II-2020 sebesar 36,1 persen,” papar Sunarso.

Sementara itu, profitabilitas BRI sampai dengan kuartal II-2021 mampu tumbuh positif, dimana laba bersih BRI tumbuh sebesar 22 persen (yoy) menjadi Rp12,45 triliun dan Net Interest Income (NII) tercatat sebesar Rp46,35 triliun atau tumbuh 34,2 persen (yoy).

Sunarso mengungkapkan optimismenya di tengah kondisi yang menantang ini, dan yakin mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable di masa yang akan datang.

“Inisiatif utama kami dalam menjaga pertumbuhan  yang  sustainable  tersebut dengan melakukan pembentukan ekosistem ultra mikro,” urai Sunarso.

Melalui ekosistem ultra mikro, BRI bersama dengan Pegadaian dan PNM memiliki tujuan untuk menciptakan integrated journey bagi pengusaha ultra mikro, yang juga akan menjadi embrio pertumbuhan di segmen Mikro dan Kecil.

Nantinya, PNM melalui model bisnis Group Lending-nya memberikan program pemberdayaan kepada nasabah yang unfeasible dan unbanked untuk menjadi pengusaha ultra mikro yang lebih independen.

Selanjutnya, saat nasabah PNM sudah menjadi feasible dengan kapasitas bisnis yang meningkat, dapat ditawarkan produk Ultra Mikro BRI dan Pegadaian.

Tujuan akhir dari ekosistem ultra mikro ini adalah nasabah ultra mikro dapat berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas.

“Melalui seluruh strategi dan inisiatif tersebut serta didukung pengelolaan modal yang optimal, kami yakin BRI mampu mencapai visi untuk menjadi The Most Valuable Banking Group di Asia Tenggara dan Champion of Financial Inclusion di tahun 2025,” pungkas Sunarso. (Tribunnews.com/Ismoyo)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved