Berita Nasional

BNPT Pindahkan 33 Napiter dari Rutan Polda Metro Jaya dan Cikeas ke Sejumlah Lapas

Setelah menjalani deradikalisasi, BNPT akhirnya mengirim 33 napi teroris (napiter) ke lapas lain sebagai masa adaptasi dan sosialisasi.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
BNPT mengirim 33 napiter ke sejumlah lapas setelah menjalani masa deradikalisasi. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memindahkan 33 narapidana teroris (napiter) dari Rumah Tahanan Polda Metro Jaya dan Rutan Cikeas ke Lapas Gunung Sindur, Lapas Cipinang.

Pemindahan tersebut dilakukan usai ke-33 napiter telah menjalani sidang dan sudah divonis sesuai hukumannya masing-masing.

Atas keputusan hukum yang inkrah, para napiter akan menjalani program pemasyarakatan di sejumlah rutan tersebut.

Baca juga: Ramalan Shio Kambing 13 September 2021, Asmara dan Karier Alami Guncangan saat Pandemi Virus Corona

"Hari ini melaksanakan pemindahan terhadap 33 napiter yang ada di rutan Polda Metro Jaya dan rutan Cikeas," ujar Dirjen Penegakan Hukum BNPT, Brigjen Pol Eddy Hartono dikutip dari YouTube Humas BNPT, Minggu (12/9/2021).

"Di mana ke-33 ini sudah mendapatkan inkrah dari pengadilan sehingga mereka harus dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan, diantaranya adalah Cipinang, Salemba, Karawang, Gunung Sindur, kemudian di Tasikmalaya dan Bekasi," lanjutnya.

Dalam pemindahan tersebut, para napiter telah melewati rangkain proses dan penilaian yang ditetapkan BNPT.

Diantaranya adalah tahapan untuk melakukan sumpah setia terhadap NKRI hasilnya terbagi dalam dua kategori.

"Ke-33 memang sudah melalui tahapan penilaian, mereka dikategorikan napiter yang sudah dinyatakan setia kepada NKRI, sehingga mereka dalam kategori medium dan gloris," lanjutnya.

Eddy menyebut para napiter telah menjalani serangkaian tes kesehatan termasuk bebas Covid-19.

Tes itu dilakukan agar kondisi 33 napiter sehat seperti saat di rutan sebelumnya.

Baca juga: HM Sampoerna Nilai Segmen SKT di Semester I 2021 Mulai Membaik dan Perlu Diproteksi

"Tentunya napiter ini sebelum berangkat melakukan cek kesehatan, cek rapid tes, kemudian diberikan makan dan minum sehingga mereka diharapkan ketika mereka sampai di lapas itu dalam keadaan sehat kembali seperti ketika berangkatnya," katanya.

Barang-barang napiter turut pengecekan dicek agar tidak ada barang yang terlarang saat pemindahan ke lapas.

Mereka dilarang membawa senjata tajam hingga obat-obatan terlarang.

"Di dalam pelaksanaan pemindahan napiter ini kami melakukan prosedur, selain diperiksa kesehatannya juga dilakukan cek barang-barang bawaannya, mana yang boleh mana yang tidak boleh," katanya.

"Yang jelas mereka tidak boleh membawa senjata tajam dan barang-barang yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain," imbuhnya.

Program pemindahan napiter ini adalah salah satu program deradikalisasi dari BNPT.

Baca juga: Kelompok Pembantai 4 Anggota TNI AD di Maybrat Papua Dikabarkan Ditangkap di Kawasan Hutan

Nantinya, mereka akan menjalani program deradikalisasi sehingga akan setia kembali kepada NKRI.

"Sehingga deintifikasi dan penilaian kemudian rehabilitasi, reedukasi hingga sampai nantinya ketika di lapas mereka akan dikenakan tahapan deradikalisasi adalah reintegrasi sosial, di mana mereka akan kembali ke masyarakat dan diterima di masyarakat. Sehingga Insyaallah kami berkeyakinan bahwa mereka akan bisa jadi baik dan kembali ke pangkuan NKRI," katanya.

Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk membenarkan jika salah satu karyawannya sempat diamankan Tim Densus 88 Antiteror di Bekasi Utara pada Jumat (10/9) beberapa hari lalu.

Saat ini karyawan tersebut telah dijatuhi sanksi.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. Verdi Budidarmo.

Ia mengatakan salah satu terduga teroris dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) berinisial S yang diamankan Densus 88 adalah karyawannya.

"Dari hasil penelurusan, salah satu terduga berinisial S merupakan karyawan Kimia Farma," kata Verdi dalam keterangannya, Minggu (12/9/2021).

Pihaknya mengaku tidak mentoleransi aksi radikalisme dan terorisme dalam bentuk apapun.

Termasuk di internal perusahaan sehingga mendukung aparat dalam memerangi tindakan tidak terpuji tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan langsung melakukan penelurusan untuk memastikan informasi tersebut.

Dari hasil penelurusan, jika memang salah satu terduga teroris tersebut merupakan karyawan Kimia Farma.

Baca juga: Raih Penghargaan Festival Film Locarno, Ratu Felisha Tak Mau Sombong

"Karyawan yang ditangkap tersebut, saat ini perusahaan sudah memberlakukan skorsing dan pembebasan tugas sementara waktu selama menjalani pemeriksaan oleh pihak yang berwajib terhitung sejak 10 September," katanya.

Menurutnya, apabila karyawan tersebut terbukti bersalah secara hukum maka akan dikenakan sanksi pelanggaran berat sesuai peraturan perusahaan yang berlaku.

Berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan tidak hormat dan otomatis sudah tidak menjadi bagian dari perusahaan. 

Jika yang bersangkutan tidak terbukti bersalah atas dugaan terlibat dalam  jaringan terorisme, perusahaan akan melakukan tindakan mendukung pemulihan nama baiknya.

“Kimia Farma sangat mendukung sepenuhnya upaya seluruh aparat penegak hukum guna memerangi terorisme di seluruh lingkungan perusahaan dan mendukung upaya aparat penegak hukum untuk memproses secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh oknum karyawan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku," ucapnya.

Sering pimpin salat

Baca juga: Di Single Perdana bertajuk Cinta Tanpa Batasan, Hud Filbert Baper dengan Elina Joerg

Terduga teroris berinisial MEK yang diamankan Densus 88 pada Jumat (10/9) pagi tadi dikenal oleh warga sekitar sebagai pribadi yang baik dan cenderung bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Bahkan dalam Kesehariannya, MEK dikenal sebagai imam salah di Masjid yang dekat dengan rumahnya. Sehingga dengan penangkapan ini pun, banyak warga yang justru kaget.

"Beliau ini luar biasa subhanallah, yang bersangkutan sosialnya tinggi, dan kegiatan agamanya bagus, sering ceramah, sering jadi imam," kata Pengurus RW 05, Tohroni, Jumat (10/9/2021).

Tak hanya aktif di lingkungan keagamaan, dikatakan Tohroni jika MEK juga sering aktif dalam kegiatan sosial.

Sudah banyak warga yang terbantu atas kepribadian yang terbilang dermawan. Atas kejadian ini, banyak warga yang cukup kaget.

"Alhamdulillah, beliau terutama sosialnya luar biasa, warga merasa terbantu dengan kehadirannya," katanya.

Ketika pengrebekan terjadi, Tohroni selaku pengurus RW 05 mengungkapkan saat itu dirinya tiba-tiba didatangi dua orang.

Baca juga: Harga Buyback Emas Antam Belum Berubah di Level Rp 819 Ribu/Gram, Berikut Daftar Harga Selengkapnya

Saat itu ia berfikir dua orang tersebut tenaga mengurus administrasi, rupanya kedua orang tersebut mengaku sebagai polisi.

"Saya kira mau minta stempel gitu untuk administrasi warga ternyata warga tersebut dari pihak Kepolisian," kata Tohroni.

Kedua orang tersebut juga langsung memastikan dengan memperlihatkan sebuah surat.

Kendati demikian Tohroni tidak begitu mencermati surat tersebut, yang ia ingat dalam surat tersebut ada logo Polri. Di saat itu keduanya pun meminta izin.

"Intinya adalah meminta izin ke lembaga rw untuk menemani ke rumah yang bersangkutan, setelah itu saya ganti pakaian, karena saya ganti pakai baju pendek," katanya.

Setelah itu, dirinya hanya bisa menemani beberapa petugas polisi yang masuk ke dalam rumah terduga teroris tersebut. Ia mengaku tak ikut melihat pengeledahan, sebab saat itu sudah didampingi oleh Pak RT. 

"Di situ ada pak rt juga, beberapa saat setelah itu turun, polisi mengatakan pak nanti kalau ada apa-apa nanti dikasih tau," katanya.

Baca juga: Senin Pagi Ini, Harga Emas Batangan Antam Masih Bertahan Rp929.000 per Gram

Meski tak melihat pengeledahan berlangsung, Tohroni mengatakan sempat melihat beberapa barang-barang terduga pelaku yang diamankan.

Seperti poster, spanduk hingga beberapa kotak kecil yang tidak diketahui apa isinya.

"Saya hanya melihat poster, spanduk, lainnya ada kotak kecil ya, saya nggak tahu itu apa, saya juga nggak nanya sita apa sita apa. Spanduknya sudah terlipat dibawa di dalam plastik," ujarnya. (Tribunnews/Fandi Permana)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved