Berita Bekasi
Sebelum Kecelakaan di Papua, Kopilot Rimbun Air Sempat Ungkapkan Rindu dengan Anak
Nasib naas dialami kopilot Rimbun Air, M Fajar Dwi Saputra (26), yang teas akibat kecelakaan pesawat di Papua.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Kecelakaan pesawat Rimbun Air di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua menewaskan tiga orang termasuk salah satunya Kopilot Rimbun Air, M. Fajar Dwi Saputra (26).
Tewasnya penumpang Rimbun Air ini pun juga meninggalkan duka yang mendalam termasuk keluarga dari Almarhum Fajar.
Bahkan kini para keluarga tengah menunggu kedatangan Jenazah dari Bandara Soekarno Hatta yang selanjutnya akan dibawa ke rumah duka di Kelurahan Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi.
Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksinasi Covid-19 Gratis Tahun 2022? Simak Syaratnya Menurut Sri Mulyani
Pantauan Tribunbekasi.com sejumlah karangan bunga pun juga sudah mulai berdatangan bahkan menghiasi di sekitar rumah Almarhum Kopilot Rimbun Air, Fajar.
Tak hanya itu, beberapa kerabat dan kolega pun juga mulai berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa.
Meski masih di selimut rasa duka yang mendalam, Sri Purwati (54) ibu almarhum menyampaikan telah mengikhlaskan kepergian anak keduanya itu untuk selamanya, meski diakui sebelum peristiwa kecelakaan, Fajar sempat melakukan video call dengan istrinya.
"Terakhir komunikasi dengan istrinya, kalo waktu di Jakarta itu jam 3 pagi. Dia mau berangkat terbang itu dia komunikasi video call dengan istrinya," kata Sri ditemui Tribunbekasi.com, Kamis (16/9/2021)
Diakui Sri, biasanya Fajar memang kerap kali melakukan panggilan atau video call kepada istrinya.
Tak lain yang diungkapkannya yaitu kerinduannya kepada anaknya yang masih berusia 10 bulan.
"Dia memang tidak pernah menceritakan masalah pekerjaan, jadi dia hanya kangen anaknya aja. Jadi selalu setiap saat komunikasi, karena dia baru punya anak kecil lagi lucu-lucunya," katanya.
Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka, Simak Cara Membuat Akun Kartu Prakerja Terverifikasi
Pihak keluarga sendiri diakui telah mengikhlaskan atas kepergian anaknya itu.
Sri mengaku juga masih akan mengurus pemakaman anaknya, sehingga terkait kecelakaan akan membicarakan lebih lanjut kepada managemen Rimbun Air.
"Kalau keluarga besar harus menerima, karena ini sudah ketentuan Allah. Jadi kita menerima tetapi yang terkait dengan pekerjaan anak saya maupun lain-lain kita akan bicarakan dengan Rimbun Air," ujarnya.
Sri Purwati mengatakan pihaknya juga telah bertemu dengan manajemen PT Rimbun Air terkait pemulangan jenazah, meski diakui Sri rencananya jenazah tiba di Bekasi pada Jumat (17/9) sore besok.
"Kemarin pihak management rimbun air sudah datang ke sini tapi kita engga mau membahas itu, tujuan utama keluarga itu adalah memulangkan jenazah secepatnya ke Jakarta, Bekasi," kata Sri ditemui Tribunbekasi.com, Kamis (16/9/2021).
Baca juga: Kasus Mural dan Poster Berisi Kritik Pemerintah, Jokowi Tegur Kapolri: Jangan Berlebihan, Biasa Saja
Atas pertemuan dengan pihak managemen PT. Rimbun Air dengan keluarga akhirnya disepakati, terkait pemulangan jenazah akan dipercepat.
Pihak keluarga pun juga meminta bantuan dari beberapa kolega terkait pemulangan jenazah.
"Kami pihak keluarga tidak mau anak saya terlalu lama, akhirnya pihak keluarga juga mencari bantuan lewat kolega, lewat sodara, lewat teman yang ada di Jayapura, yang ada di Timika, ada Nabire, akhirnya kita dapat pertolongan untuk bisa dapat dibawa ke Jakarta," katanya.
Pihak keluarga berencana akan memakamkan almarhum pada Kamis (16/9) malam ini.
Pihak keluarga pun saat ini juga tengah berangkat ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang untuk menjemput jenazah yang nantinya akan langsung dibawa ke rumah duka.
Baca juga: PDAM Tirta Bhagasasi Optimistis Capai Target 300 Ribu Pelanggan Hingga Akhir Tahun, Ini Faktanya
"Kami rencananya akan langsung memakamkan jenazah pada malam ini,” ujarnya.
“Kemungkinan nanti jam 8 sampai jam 9 tiba di sini (rumah duka) langsung, nanti kita makamkan di pemakaman tak jauh dari sini," imbuhnya.
Sebelumnya, pesawat jenis twin otter PK-OTW Rimbun Air jatuh di hutan belantara Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.
Pesawat rute Nabire-Sugapa tersebut dipiloti HA Mirza dengan copilot Fajar dan engineering Iswahyudi. Pesawat bermuatan cargo (bahan bangunan) itu ditemukan tim SAR terjatuh pada koordinat 3.44.45 S - 136.59.59 E.
Berdasarkan laporan Kantor SAR Timika, informasi jatuhnya pesawat tersebut bermula dari laporan dari pemilik pesawat Rimbun Air pada pukul 08.15 WIT bahwa pesawat mengalami lost contact.
Sekitar 30 menit survey, tim SAR berhasil menemukan pesawat dalam keadaan hancur di hutan yang dalam dan curam. Tim SAR berhasil mencapai lokasi dan mendapati ketiga korban dalam keadaan meninggal dunia.