Berita Nasional
Glory Oyong Sebut Peran Ibu Menjadi Kunci Keberhasilan Mewujudkan Generasi Emas pada 2045
Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Glory Oyong, mengatakan peran seorang ibu luar biasa besar dalam mewujudkan karier seorang anak.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Menyongsong 100 tahun usia kemerdekaan Indonesia pada 2045, peran seluruh pihak sangat dibutuhkan.
Terutama kaum ibu atau perempuan yang menjadi kunci terbentuknya generasi emas pada masa kini dan masa depan.
Baca juga: Vaksinasi Kepada WNA Pengungsi dan Pencari Suaka, Anies: Semua Harus Diperlakukan Sama
“Perempuan berperan penting dalam SDM yang andal karena kodratnya hamil dan menyusui,” ujar Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Glory Oyong dalam Peluncuran Buku ‘Indonesia Menuju 2045’ di Lemhannas RI, Rabu (6/10/2021).
Ahli Universitas of Washington meneliti bahwa dominasi kecerdasan yang diturunkan kepada anak berasal dari ibu.
Hal ini disebabkan kecerdasan terletak di kromosom X dan perempuan memiliki dua kromosom X.
“Meskipun tidak semua, ya, tentu ada lagi pengaruh lingkungan dan lain sebagainya,” lanjut Glory.
Baca juga: Kuasa Hukum Anggia Novita Ungkap Ferry Irawan tak Bertanggung Jawab selama Menikah
Glory menambahkan bahwa kondisi gizi dari para ibu tentu harus diperhatikan.
Seribu hari pertama, ujar Glory, merupakan masa keemasan yang sangat penting.
“Tidak hanya kesehatan bayi atau balita saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga gizi para calon ibu,” katanya.
Selain itu, generasi emas akan lahir dari perempuan-perempuan yang diberikan kesetaraan.
Baik dalam akses pendidikan, kesehatan, dan akses untuk membesarkan anak-anak periode emas.
Baca juga: Saham Facebook hingga Samsung Anjlok, Pertanda Era Teknologi Berakhir?
“Kecemasan saya jika hal ini tak diberikan dalam periode waktu ini, kesetaraan terhadap perempuan, akses pendidikan dan kesehatan, tentu generasi emas tak terbentuk maksimal,” ujarnya.
Tahun 2030 atau 2035 merupakan puncak jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan usia yang tidak produktif, sehingga mampu mencapai bonus demografi yang menguntungkan.
Glory menambahkan, salah satu syarat bonus demografi adalah sumber daya manusia (SDM) yang mampu berinovasi dan berdaya saing.
“Tetapi, apabila kaum ibu, perempuan, dan generasi emas tidak mendapatkan kesetaraan dalam akses kesehatan dan pendidikan, maka puncak usia produktif tersebut justru akan menjadi beban demografi bagi Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Anies Enggan Diwawancara Media Internasional karena Dianggap tak Memahami Isu Detil Ibu Kota
Glory berharap peran dari berbagai stakeholders dalam hal ini pemerintah dalam membuka kesempatan kesetaraan bagi perempuan menjadi kunci dalam terbentuknya generasi emas.