Wawancara Ekslusif

RE Menjawab: Kejar Kekebalan Kelompok, Gelar Vaksinasi Covid-19 Secara Door to Door di 1.018 RW

Jadi ada 1.018 RW kami tetapkan untuk menjadi pusat, door to door, jemput bola untuk vaksin masyarakat.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menjelaskan, dalam sepekan atau seminggu ini, sudah tidak ada kasus kematian. Meski demikian warga Kota Bekasi harus tetap waspada. Persoalannya bukan pada kasus aktif, tapi persoalan pada antisipasi berkenaan pada vaksin. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami penurunan termasuk di wilayah aglomerasi seperti Kota Bekasi.

Hal ini tak luput dari kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.

Bagaimana perkembangan kasus Covid-19 dan cakupan vaksinasi di wilayah tersebut? Warta Kota Network (TribunBekasi.com) berkesempatan mewawancara secara eksklusif Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (RE) dalam Program "RE Menjawab". 

Baca juga: RE Menjawab: Tetap Waspada Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19

Baca juga: Pemkot Bekasi Gandeng Tokoh Agama untuk Kejar Herd Immunity 

Berikut hasil wawancara tim Warta Kota dengan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat belum lama ini:

Apa yang dilakukan Pemkot Bekasi untuk mengejar herd immunity?

Kalau kemarin kami terjunkan di 560 titik dengan rincian satu kelurahan 10 titik, sekarang setiap RW.

Jadi ada 1.018 RW kami tetapkan untuk menjadi pusat, door to door, jemput bola untuk vaksin masyarakat.

Memang kendalanya saat ini yang sangat spesifik itu adalah keengganan terhadap manfaat vaksin.

Kedua masih ada asumsi bahwa vaksin itu ya seperti yang diragukan awal-awal.

Tapi kami terus bangun, door to door melalui mobil, pasar, kalau mal sih sudah tersedia sentra vaksin.

Saya juga kemarin memerintahkan seluruh stakeholders dan komponen masyarakat yang ada untuk meminta warga masyarakat untuk didorong supaya melaksanakan vaksinasi.

 

 

Beberapa waktu lalu Pemkot Bekasi sempat mengumpulkan para camat dan lurah se-Kota Bekasi, apakah itu dalam rangka mendorong cakupan vaksinasi?

Ya, namanya empat pilar, ini luar biasa dan mungkin tidak ada di daerah lain.

Kami punya Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kapus, Lurah, mereka kami panggil di kelurahan. Turun dari situ kami juga punya Pamor.

Nah turun dari punya Pamor lagi, kami punya lagi jaringan untuk memperketat bahkan terakhir kami sudah stikerisasi (menempel stiker), di rumah yang sudah divaksin dan yang belum.

Kalau tidak distikerisasi, besok lupa. Nah ini (kalau sudah ditempel stiker) kan kelihatan mana yang sudah divaksin.

 

Apa yang diharapkan Pemkot Bekasi terkait protokol kesehatan (prokes) di masyarakat?

Prokes itu tidak boleh kendor. Kita khawatir nanti, gelombang ketiga, atau gelombang selanjutnya lah, karena pada saat gelombang selanjutnya kemampuan kita sudah sangat terbatas.

Oleh karena itu saya imbau kepada seluruh masyarakat Kota Bekasi di mana pun Anda berada, tentunya di wilayah Kota Bekasi, bahwa prokes apa yang sudah dinilai oleh BNPB, pada saat itu kami hampir 90 persen terus kami patuhi, menggunakan masker, menyediakan fasilitas untuk cuci tangan, terus jaga jarak, dan membatasi jumlah dalam satu kegiatan di ruang tertutup.

Kalau di ruang terbuka menurut saya tidak masalah, jangan sampai ada nanti klaster-klaster baru seperti pembelajaran tatap muka (PTM). Kami juga tidak mendapatkan laporan kegiatan tersebut jadi klaster.

Karena memang Alhamdulillah apa yang kami inginkan, imbau, dorong, minta ini, termasuk saya menetapkan QR code (Kode QR) di tempat fasilitas umum, saya bilang ini bukan sebagai syarat terhadap proses layanan tapi ini proses kewajiban. Jadi kewajibannya mesti diselesaikan baru minta haknya. (jos/eko)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved