Info Kesehatan

Tidak Ada Pantangan, Begini Pola Makan yang Baik Bagi Pengidap Diabetes Menurut dr Martha Rosana

dokter Martha menyarankan pentingnya jadwal makan teratur mulai dari sarapan, makan siang, makan malam dan cemilan di antara jam makan utama.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dedy
Istimewa
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI, dr. Martha Rosana, SpPD, penyandang Diabetes Melitus (DM) sebenarnya mirip dengan orang tanpa DM. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Bagi para diabetesi alias penyandang diabetes melitus (DM), disarankan agar mendapatkan asupan makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan.

Meski demikian, tidak berarti ada makanan tertentu alias pantangan yang tak boleh disantap bagi mereka yang mengindap DM.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI, dr. Martha Rosana, SpPD, penyandang DM sebenarnya mirip dengan orang tanpa DM.

"Jadi tidak ada benar-benar makanan yang harus dilarang atau tidak boleh dikonsumsi para diabetasi," kata dokter Martha di acara #Hands4Diabetes2021 Online Festival, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Ini Pentingnya Gizi Seimbang bagi Si Buah Hati agar Tumbuh Sehat dan Kuat

Baca juga: Bagi Penyandang Diabetes, Olahraga Harus Disesuaikan Kondisi Fisik

Ia memaparkan, terkait pola makan, penyandang DM pada prinsipnya perlu menerapkan 3J, yakni jadwal, jumlah, dan jenis.

Untuk 'jadwal', dokter Martha menyarankan pentingnya jadwal makan teratur mulai dari sarapan, makan siang, makan malam dan camilan di antara jam makan utama.

Sedangkan 'jumlah', setiap penyandang DM, sebaiknya mendapatkan asupan makanan bergizi sesuai kebutuhan tubuhnya berdasarkan tinggi badan, berat badan, aktivitas fisik sehari-hari dan kondisi kesehatan lain yang menyertainya.

 

BERITA VIDEO : SAPA DOKTER, BAYI LAHIR LANGSUNG PUNYA GIGI, KOK BISA?

 

Berikutnya yang terakhir adalah 'jenis'. Dalam hal ini, makanan yang dibutuhkan antara lain karbohidrat baik dengan kandungan pati seperti nasi dan umbi-umbian, maupun non-pati seperti sayur dan buah, ditambah protein dan lemak.

"Jadi dalam satu piring bundar mencakup,  setengah jatah sayur dan buah, seperempat piring karbohidrat, seperempat protein, lemak atau lauk pauk misalnya daging ayam, kambing, ikan, tahu tempe," kata dokter Martha.

Di sisi lain, ada pembatasan asupan yang perlu diterapkan antara lain konsumsi harian gula tidak boleh lebih dari 25 gram gula atau setara 2 sendok makan, lalu asupan garam tidak melebihi 1 sendok teh atau 5 gram per hari (kurang dari 2 gram natrium).

Lebih lanjut dokter Martha mengatakan, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, bagi penyandang DM disarankan tetap melakukan manajemen diri atau self management di rumah.

Misalnya, seperti perawatan kaki dan anggota tubuh lainnya, tetap beraktivitas fisik misalnya berjalan cepat mengelilingi kompleks rumah sambil mengenakan masker tanpa berkontak dengan orang lain, menerapkan pola istirahat cukup serta menjaga kesehatan mental.

"Saat pandemi ini, sekarang sudah bisa dilajutkankan pengobatannya. Tapi, jangan sampai  lengah, dan juga perlu diperketat lagi," ujar dokter Martha.

Ia menambahkan, DM khusus tipe-2 , saat ini ditemukan pada kalangan usia 15-45 tahun.

"Hal ini akibat dari kurangnya penerapan gaya hidup sehat seperti kurang beraktivitas fisik, berat badan berlebih, konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan tinggi gula yang bisa setara nasi padang dua lauk," kata dokter Martha.

Dan ia pun kembali menyarankan, pengindap DM juga sebaiknya melakukan aktivitas fisik 150 menit per minggu dengan intensitas sedang, dan tidak boleh jeda lebih dari dua  hari.

Sementara itu, dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, pendiri Komunitas Sobat Diabet mengatakan, dukungan lingkungan sangat berpengaruh bagi pemulihan kondisi para diabetesi. 

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengindap DM dalam menjalankan pola hidup sehat adalah dukungan sosial, baik dari keluarga dan orang terdekat.

Pasalnya, dukungan sosial dapat bermanfaat untuk membantu mengurangi stres, meningkatkan tingkat kesadaran diri, serta mendukung perubahan gaya hidup yang kurang sehat. 

Selain itu, kondisi keluarga yang hangat, bersifat menerima, dan akrab juga membantu pengindap DM lebih semangat dalam menjaga kesehatan.

"Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mendukung anggota diabetesi antara lain menunjukkan rasa empati untuk mengatasi stres yang dapat berefek negatif terhadap kontrol gula darah," katanya.

"Selain itu, ikut menjalankan pola makan yang sehat, bersama-sama rutin beraktivitas fisik, dan hindari turut campur berlebihan yang dapat menimbulkan konflik dan berpotensi mengganggu kemampuan mandiri diabetesi dalam merawat dirinya," kata dokter Rudy lagi.

Ia menambahkan, yang tidak kalah penting dan perlu disadari oleh diabetesi dan keluarganya adalah komitmen dan semangat untuk

hidup lebih sehat, dan salah satunya adalah dengan menjaga asupan gula dan kalori.

(Sumber : Wartakotalive.com/Ign Agung Nugroho/ign).

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved