Bencana Alam

Kronologi Gunung Semeru Meletus yang Bikin Warga Histeris dan Panik Berhamburan, Ini Penjelasan BNPB

Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB beberkan kronologi peningkatan aktifitas Gunung Semeru.

Penulis: Panji Baskhara | Editor: Panji Baskhara
Instagram @mountnesia
Insiden Gunung Semeru meletus membuat warga Lumajang, Jawa Timur langsung panik berlarian, Sabtu (4/12/2021). 

TRIBUNBEKASI.COM - Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, beberkan kronologi peningkatan aktifitas Gunung Semeru.

Melalui pesan singkatnya diterima redaksi TribunBekasi.com, menurut Abdul Muhari, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktifitas vulkanik.

Aktifitas vulkanik Gunung Semeru yang ditunjukkan tersebut yakni terjadinya guguran awan panas.

Awan panas tersebut mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Trending di Twitter, Fiersa Besari: Bismillah, Stay Safe Kawan-kawan Semeru

Baca juga: Gunung Semeru Meletus Bikin Warga Panik Berlarian Hingga Dua Kecamatan di Lumajang Kini Gelap Gulita

Baca juga: BREAKING NEWS: Video Gunung Semeru Meletus Viral di Medsos, Muntahkan Asap Tebal, Warga Panik

Ia mengatakan, kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas.

Getaran banjir lahar atau guguran awan panas itu tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas.

Hal itu angat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter, dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Respon Cepat

Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang.

Imbauan tersebut agar tidak dulu beraktifitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo.

Hal itu untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved