Berita Edukasi
Dorong Percepatan Transformasi, Konsorsium iHiLead Gelar Pelatihan Pimpinan Perguruan Tinggi
Salah satu penyebab tingginya TPT dari perguruan tinggi adalah kualitas lulusan yang kurang sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Dalam pelaksanaannya di Indonesia, konsorsium ini berada di bawah supervisi Ditjen Dikti Ristek.
Konsorsium iHiLead bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia melalui reformasi pemimpin dan kepemimpinan perguruan tinggi.
Sasaran akhir konsorsium adalah agar kualitas lulusan perguruan tinggi semakin mampu menjawab kebutuhan DUDI.
Untuk melaksanakan program-programnya, konsorsium iHiLead mendapat dukungan dari Education, Audiovisual and Culture Executive Agency (EACEA), sebuah badan di bawah Eramus+ dari Uni Eropa.
Erasmus+ adalah komisi di Uni Eropa yang mendukung berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan, pelatihan, kepemudaan dan olahraga di berbagai negara di dunia.
Selain mendorong terjadinya kerja sama antarlembaga pendidikan tinggi, papar Paristiyanti, pemerintah juga mendorong transformasi pendidikan tinggi melalui program Kampus Merdeka.
Delapan KPI
Ada delapan Key Performance Indicators dari program transformasi pendidikan tinggi yang mencakup lulusan mendapat pekerjaan yang layak, program studi mendapat akreditasi internasional, adanya kelas-kelas kolaboratif dan partisipatif, program studi menjalin kerja sama dengan mitra berkelas dunia, dosen mendapat rekognisi internasional, adanya praktisi yang mengajar di kampus, dosen-dosen juga aktif di luar kampusnya (bisa di industri atau kampus lain), dan mahasiswa diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman di luar kampus baik melalui program magang, melakukan riset, berwirausaha atau ikut dalam program pertukaran mahasiswa.
“Melalui transformasi tersebut, pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan SDM yang unggul, sehingga Indonesia bisa tumbuh menjadi negara maju,” tegas Paristiyanti saat memberikan sambutan kunci pada pembukaan ajang Train the Trainers untuk fasilitator Indonesia Higher Education Leadership (iHiLead), Senin (13/12/2021).
Untuk mendukung tercapainya target tersebut, ungkap Paristiyanti, Kemendikbud Ristek menyiapkan anggaran yang tidak sedikit. Misalnya, selama tahun 2022, Kemendikbud Ristek mengalokasikan anggaran senilai Rp3 triliun yang dialokasikan untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selain itu, lanjut Paristiyanti, Kemendikbud Ristek juga mendukung kolaborasi pendidikan tinggi di Indonesia dengan lembaga-lembaga internasional, seperti yang dilakukan konsorsium iHiLead.
Agar bisa menghasilkan lulusan yang mampu menjawab kebutuhan DUDI, perguruan tinggi juga perlu melakukan transformasi—sebagaimana dicanangkan Kemendikbud Ristek melalui program Kampus Merdeka. Agar transformasi bergulir, peningkatan kapasitas pemimpin dan kepemimpinan menjadi faktor kunci. Itulah yang ingin dicapai melalui program Train the Trainers.
Dalam sambutan selamat datangnya kepada peserta program Train the Trainers, Rektor PresUniv Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto menekankan pentingnya transformasi pemimpin dan kepemimpinan di perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Melalui program ini diharapkan kapasitas pemimpin dan kepemimpinan di perguruan tinggi akan meningkat. Dengan adanya peningkatan kapasitas tersebut, perguruan tinggi diharapkan lebih mampu menghasilkan lulusan yang akan menjadi pemimpin masa depan,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini Jony juga berharap para pemimpin perguruan tinggi mampu menggali berbagai informasi dan menimba banyak pengetahuan, sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang sedang dan akan dilakukan.