Covid19

Omicron Terdeteksi di RS Wisma Atlet, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Tiga Orang Pekerja Kebersihan

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membenarkan virus Covid-19 omicron atau B.1.1.52 kini terdeteksi di Indonesia.

Editor: Panji Baskhara
Tribunnews.com
Ilustrasi - Virus Covid-19 omicron atau B.1.1.529 tersebut terdeteksi di Rumah Sakit (RS) Wisma Atlet, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Namun, kemudian mereka teingat bahwa dalam seminggu terakhir, ada peningkatan Covid-19 secara tajam, yang mungkin mengindikasikan adanya mutan baru.

Selain itu, Viana telah diperingatkan akan adanya keanehan dalam sampel awal bulan ini oleh seorang rekannya.

Yakni, ada salah satu mutasi yang sekarang membedakan varian baru Omicron dari virus corona dari Delta yang dominan secara global.

"Satu-satunya varian yang mirip dengan itu adalah Alpha, dan kami belum pernah melihat Alpha (di Afrika Selatan) sejak Agustus," kenang Everatt saat mereka menguji sampel.

Pada 23 November lalu, setelah melakukan 32 pengujian di sekitar Johannesburg dan Pretoria, mereka bisa memastikan itu adalah varian baru.

"Itu menakutkan," ujar Everett.

Kasus Covid-19 di Afrika Selatan Meningkat karena Varian Omicron

Akhirnya, pada hari yang sama, tim NICD memberi tahu departemen kesehatan dan laboratorium lain di seluruh Afrika Selatan untuk melakukan pengurutan, yang kemudian mulai menghasilkan hasil serupa.

Kemudian, NICD memasukkan data ke dalam basis data sains global GISAID, dan menemukan bahwa Botswana dan Hong Kong juga telah melaporkan kasus dengan urutan gen yang sama.

Pada 24 November, pejabat NICD dan departemen memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada tahap itu, kata Viana, lebih dari dua pertiga tes positif di Gauteng, provinsi Afrika Selatan yang mencakup Pretoria dan Johannesburg, menunjukkan pengurunan gen S, tanda bahwa Omicron sudah menjadi dominan.

Imbas temuan Omicron, tingkat infeksi Covid-19 harian di Afrika Selatan diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi lebih dari 10.000 pada akhir minggu ini.

Hal ini diungkap oleh aalah satu spesialis penyakit menular terkemuka di Afrika Selatan, Salim Abdool Karim, pada hari Senin.

Namun, pertanyaan penting seperti seberapa baik varian ini dalam menghindari kekebalan dari vaksin, seberapa parah gejalanya dibandingkan dengan verian sebelumnya, dan bagaimana perbedaannya di antara kelompok usia masih menjadi tanda tanya.

(Kontan.co.id/Tribunnews.com/Fitri Wulandari/Inza Maliana)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved