Berita Bekasi
Cerita Kasum Selamatkan Istri Anak saat Tanggul Sungai Citarum Longsor: Rasakan Getaran Mengerikan
"Pas keluar ternyata tetangga kanan dan kiri saya rumahnya juga hancur, sama mereka juga menyelametin diri keluar rumah," ungkap Kasum
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
Sebanyak 55.000 jiwa penduduk Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi terancam bencana banjir setelah tanah penopang tanggul mengalami longsor pada Senin (2/1/2022 ) lalu.
Camat Cabangbungin, Asep Buchori, menjelaskan sebenarnya pemasangan bronjong akan dilakukan di titik tersebut, namun sebelum selesai, tanah penopang malahan amblas sepanjang 300 meter.
"Penurapan dilakukan sejak sebulan yang lalu, dilakukan tindakan kegawatdaruratan. Nah amblasnya itu mulai jam 4 sore hari Minggu kemarin, tapi cuma sedikit. Nah parah-parahnya pas hari Senin, makin panjang. Jadi untuk sementara pengerjaan penurapan dihentikan, khawatir semakin amblas," ungkap Asep saat dikonfirmasi, Rabu (5/1/2022).
Kontur tanah penopang tanggul yang labil diduga menjadi alasan utama longsornya tanggul.
Baca juga: Warga Pinggiran Sungai Citarum Was-was, Tanah Penopang Tanggul Amblas Akibat Longsor Belum Ditangani
Baca juga: Hadapi Potensi Bencana Banjir dan Longsor, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi Siaga 24 Jam
Tanggul kritis yang ambles tersebut diakui Asep rawan jebol jika terjadi hujan terus menerus dan debet air meningkat dari hulu Sungai Citarum.
Terlebih lagi, titik kritis terjadi tepat dibelokan Sungai Citarum sehingga struktur tanah semakin tergerus ketika dihantam derasnya aliran air.
"Kalau intensitas hujan terus menerus selama 20 hari, kemudian air meluap dari hulu maka bisa jebol (tanggul yang amblas). Apa lagi ini tanggul yang amblas posisinya di belokan, hantaman air keras maka bisa jebol tanggulnya," ucapnya.
Ia menambahkan sebelum longsor, sejumlah langkah sebetulnya sudah dilakukan.
BERITA VIDEO : ANCOL BANJIR, WARUNG MILIK IAN TERENDAM AIR
Namun menurut Asep, upaya tersebut belum bisa menyelesaikan persoalan.
"Kemarin sudah memasang turap pakai bambu, beronjong, tapi itu bukan menyelesaikan masalah. Karena memang harusnya dilakukan perbaikan permanen tanggulnya. Perbaikan tanggul permanen tidak bisa dalam waktu dekat, tapi harus dalam waktu dekat. Tidak bisa singkat tapi harus segera dilaksanakan perbaikan secara permanen," katanya.
Titik tanggul kritis Sungai Citarum di Kecamatan Cabangbungin, lanjut Asep, harus segera diperbaiki secara permanen.
Sebab jika jebol, maka luapan air Citarum bisa merendam hingga empat kecamatan.
"Tiga sampai empat kecamatan dan delapan desa di Cabangbungin bisa terendam hingga ketinggian air dua meter kalau tanggul kritis yang amblas itu jebol. Di sini ada 55 ribu penduduk dan 30 ribu hektare area pertanian, kalau terjadi bencana (tanggul jebol) maka akan lebih sulit lagi pemulihan ekonominya," tutur Asep.
Untuk mengantisipasinya, pihak Muspika Cabangbungin sudah menyiapkan lokasi evakuasi warga di kantor kecamatan jika tanggul jebol.
"Kami dengan BPBD, Linmas, Polsek dan Koramil sudah membuka posko di pinggir Citarum, kami juga sudah bikin petunjuk evakuasi. Untuk warga yang dievakuasi, kami sudah membuka tenda di kantor kecamatan," katanya.