Berita Bekasi

Bencana Banjir di Kecamatan Babelan Sulit Dituntaskan, Mengapa? Ternyata Ini Faktor Penyebabnya

beberapa titik yang diprediksi rawan bajir di wilayahnya terdapat di Kelurahan Kebalen, Kelurahan Bahagia, Desa Babelan Kota, dan Desa Bunibakti.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Sejumlah kawasan di Kecamatan Babelan dilanda banjir akibat dilanda hujan deras pada belakangan ini. Letak geografis Kecamatan Babelan yang merupakan daerah rendah membuat wilayah di Utara Kabupaten Bekasi itu sering menjadi langganan banjir. 

TRIBUNBEKASI.COM, BABELAN --- Sejumlah kawasan di Kecamatan Babelan dilanda bencana banjir akibat dilanda hujan deras pada minggu belakangan ini.

Letak geografis Kecamatan Babelan yang merupakan daerah rendah membuat wilayah di Utara Kabupaten Bekasi itu sering menjadi langganan banjir. 

Sekretaris Kecamatan Babelan, Beny Yusnandar, mengakui bahwa banjir yang terjadi di kawasannya sangat sulit dituntaskan.

"Banjir di sini hampir bisa dikatakan sulit dihindari. Karena kita memang posisinya rendah. Bahkan tahun 2014 pun tidak ada hujan, mengalami banjir juga karena kiriman dari Bogor," kata Beny saat dikonfirmasi, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Dilanda Banjir Hampir 1 Meter, Warga Perumahan Puri Nirwana Residence Pilih Bertahan di Rumah

Baca juga: Begini Kondisi Tanah Jakarta Hingga Banjir yang Merendam Ratusan RT Tak Kunjung Surut dalam 6 Jam

Pada musim hujan tahun ini, Beny menyebutkan beberapa titik yang diprediksi rawan bajir di wilayahnya terdapat di Kelurahan Kebalen, Kelurahan Bahagia, Desa Babelan Kota, dan Desa Bunibakti.

Namun demikian, Pemerintah Kecamatan Babelan, pada tahun 2021 lalu sudah melakukan upaya pencegahan dengan menormalisasi sungai yang ada di daerah rawan banjir.

"Sampai sekarang, normalisasi Kali Busa masih dilaksanakan di Bahagia, kemudian kemarin juga di Kebalen," jelasnya.

BERITA VIDEO : POLISI EVAKUASI LANSIA SAKIT DAN BAYI SAAT BANJIR DI PURI NIRWANA RESIDENCE

Beny mengatakan, normalisasi sungai akan terus berlanjut di titik yang lain seperti di Desa Babelan Kota dan Desa Kedungjaya, termasuk pengangkatan eceng gondok di Desa Bunibakti.

"Kita juga sudah canangkan normalisasi Kali Bekasi, mulai dari Desa Babelan Kota sampai dengan Desa Kedungpengawas, yang akan dimulai awal tahun 2022 ini," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah menginstruksikan ke semua desa dan kelurahan agar melakukan gerakan bersih-bersih saluran air yang dapat menyebabkan banjir di musim hujan.

"Melalui para kades dan lurah, kita sudah sampaikan, makanya di akhir tahun kemarin, desa-desa sudah melakukan normalisasi di saluran sekitar warga, jadi upaya kita minimal mengurangi dampak terjadinya banjir," ucap Beny.

Dalam tiga pekan terjadi 34 bencana, mayoritas musibah banjir

Hujan lebat disertai angin kencang cukup sering terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi pada Januari ini. Kondisi tersebut, bahkan menyebabkan bencana banjir, pohon tumbang, longsor dan angin puting beliung.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mengatakan menerima sebanyak 34 laporan kejadian bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem, bahkan 22 di antaranya adalah bencana banjir.

"Total terdapat 34 laporan kejadian bencana. Banjir masih jadi mayoritas laporan terbanyak yang kami terima, yakni sebanyak 22 kejadian. Kemudian delapan kejadian pohon tumbang, dua kejadian longsor dan puting beliung," ujar Henri saat dikonfirmasi, Kamis (20/1/2022).

Henri merinci, Kecamatan Babelan tercatat menjadi wilayah dengan kejadian bencana terbanyak, yakni sebanyak enam kali kebanjiran.

Banjir di Perumahan Nirwana Residence, Desa Sukaraya, Kecamatan Cikarang Selatan, Rabu (19/1/2022).
Banjir di Perumahan Nirwana Residence, Desa Sukaraya, Kecamatan Cikarang Selatan, Rabu (19/1/2022). (TribunBekasi.com/Rangga Baskoro)

Menyusul Kecamatan Cabangbungin dengan lima kali kejadian, yakni dua kejadian banjir dan tanah longsor, lalu sekali pohon tumbang.

Kemudian Kecamatan Sukawangi dengan catatan empat kejadian, yakni tiga laporan banjir dan sekali pohon tumbang.

"Lalu, Kecamatan Muaragembong dengan tiga kali kejadian, rinciannya dua kali banjir dan sekali puting beliung. Kecamatan Cikarang Utara tiga kali kejadian banjir," tuturnya.

Di Kecamatan Tarumajaya dan Cikarang Timur terdapat dua laporan kejadian, yakni sekali banjir dan pohon tumbang. Kemudian, Kecamatan Cikarang Selatan dengan laporan dua kali pohon tumbang.

Lalu, di Kecamatan Cibitung, Sukakarya, Tambun Utara, Karangbahagia dan Cikarang Barat tercatat sekali mengalami kejadian banjir. Sedangkan Kecamatan Tambun Selatan dan Pebayuran sekali mengalami pohon tumbang. Kecamatan Setu sekali puting beliung.

"Ada tujugmh kecamatan yang hingga kini tercatat belum mengalami kejadi bencana, yaitu Kedungwaringin, Cikarang Pusat, Tambelang, Sukatani, Serang Baru, Cibarusah dan Bojongmangu," kata Henri.

Dari 34 kejadian itu, sebanyak 1.183 KK terdampak dengan total 4.422 jiwa. Tidak ada laporan adanya korban jiwa maupun luka-luka.

Bencana juga mengakibatkan enam rumah dan satu fasilitas umum mengalami kerusakan. Belum ada laporan adanta fasilitas sosial dan jembatan yang rusak.

"Laporan kejadian tersebut diperbarui pada tanggal 19 Januari kemarin. Tentu akan kami rekapitulasi kembali di setiap harinya mana kala terdapat kejadian lain," ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved