Mobil Masuk Jurang
Para Pelayat Menangis Melihat Jasad M Rayhan, Tak Menyangka Kepergiannya yang Begitu Cepat
Di mata teman-temannya Rayhan dikenal sebagai sosok yang baik, meskipun agak pendiam.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- Suasana sedih meliputi permukiman warga di sebuah gang sempit Jalan Agus Salim, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat.
Isak tangis terdegar dari sebuah rumah bercat biru muda, dengan bendera kuning terpasang di pagar rumah.
Di situlah jenazah M Rayhan Putra disemayamkan pada malam ini, sebelum dimakamkan di TPU Sadamalun Karawang.
Saat Tribun Bekasi datang ke rumah duka, jenazah Rayhan dalam persiapan untuk dimandikan.
Sementara itu pelayat berdatangan ke rumah tersebut, dan banyak di antaranya adalah para pelajar SMK Karya Utama teman-teman Rayhan.
Tak sedikit pula kerabat dan tetangga yang datang untuk menyampaikan belasungkawa mereka kepada Yana Mulyana, nama ayah Rayhan, dan keluarga.
Menangis
Mereka masuk ke rumah duka bergantian, untuk melihat jenazah almarhum. Pada saat melihat jenazah anak pertama dari 3 bersaudara ini banyak pelayat yang menangis.
Salah satu teman Rayhan adalah Ramadani (17), tetangga dan teman main yang mengaku tak menyangka temannya sudah meninggal dunia.
"Engga nyangka, baru dapat kabar pas mau maghrib tadi," katanya.
Dia menilai Rayhan adalah sosok yang baik, dan sering bermain bersama teman-teman di lingkungan rumahnya.
"Baik orangnya, teman nongkrong kalau di warung depan rumah itu. Benar-benar enggak nyangka aja," ucapnya lagi.
Sapaan terakhir
Teman almarhum lainnya, Husna Fadilah (17), juga mengungkapkan hal serupa. Pasalnya, sehabis Jumatan tadi siang dia sempat bertemu dan menyapa Rayhan. Tak disangka, pertemuan singkat dan saling menyapa itu menjadi yang terakhir.
"Siang habis jumatan ketemu sebentar, nyapa gitu. Engga nyangka bakal meninggal," kata Husna.