Berita Jakarta

Bertahun-tahun Tinggal di Sekitar Kali Mampang, Warga: Semoga Kalau Sudah Dikeruk Nggak Banjir Lagi

Asmari tak menampik bahwa pengerukan guna mengatasi banjir pernah dilakukan pada awal tahun 2022, tetapi tiba-tiba berhenti.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Warta Kota
Warga sekitar saat melihat Kali Mampang di Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (20/2/2022) siang. (Ramadhan L Q) 

"Semoga kalau sudah dikeruk, nggak banjir lah. Kan pengerukan buat mengurangi banjir. Ini kan belum semua dikeruk," tutur Asmari.

Baca juga: Kali Ciliwung Meluap, Sebanyak 28 RT di DKI Jakarta Terendam Banjir

Sementara itu, Casiati (37) warga lainnya yang sudah 10 tahun tinggal di sekitar Kali Mampang mengaku kerap dilanda banjir apabila kali tersebut meluap akibat hujan besar.

"Pokoknya kalau hujan gede, pasti banjir. Yang hari-hari biasa kalau banjir kecil paling dikit, semata kaki. Kalau banjir gede mah, penuh. Sepinggang," ujarnya.

"Terakhir banjir pas seminggu lalu, tapi nggak masuk ke dalam rumah, cuman di jalanan luar aja. Banjir terparah pas tahun 2021, gede banget itu. Sedada," tambah dia.

Warga Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ceritakan sejarah pengerukan Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022) (Desy Selviany)
 
Warga Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ceritakan sejarah pengerukan Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022) (Desy Selviany)   (Warta Kota)

Diketahui, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan bakal melakukan pengerukan sedalam dua meter.

Pengerukan dimulai dari Jembatan Pondok Jaya 10 sampai Jalan Pondok Jaya Raya.

Yuli (54), warga lainnya di RT 10 RW 06 mengatakan pengerukan terakhir dilakukan saat perbaikan jembatan di Jalan Pondok Jaya, saat itu Ahok masih menjadi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2017 lalu.

"Terakhir saat jembatan diperbaiki itu tahun 2017 ya era Ahok. Habis itu enggak pernah ada lagi pengerukan," ujar Yuli ditemui di dekat Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022).

Yuli mengatakan meski dikeruk, kawasan itu memang kerap terendam banjir tahunan karena dikeliling tiga kali besar sekaligus.

Selain itu, kawasan itu juga merupakan cekungan sehingga air tumpah ke wilayah tersebut.

Maka dari itu, saat itu Ahok memutuskan untuk melakukan normalisasi kali dan melakukan pelebaran terhadap Kali Mampang.

Saat itu sejumlah rumah sudah terkena titik penggusuran. Namun ketika berganti pemimpin hal tersebut batal terealisasi.

Yuli sendiri tidak tahu kenapa normalisasi kali belum kunjung terealisasi. Tapi ia sudah merasa sedikit lega akhirnya Kali Mampang dikeruk Pemprov DKI Jakarta hasil dari gugatan di PTUN.

"Karena ini sudah lima tahun tidak dikeruk. Saya juga enggak tahu kenapa pengerukan enggak sampai sini, makanya warga menggugat ke PTUN," jelas Yuli.

Diharapkan kata Yuli, pengerukan Kali Mampang tidak hanya menjadi simbolisasi semata atas putusan PTUN.

Halaman
123
Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved