Ponpes Terbakar

Kerinduan Zaki, Santri Korban Kebakaran Ponpes: Biar Jadi Anak Soleh, bisa Bawa Orangtua ke Surga

Ada satu hal yang membuatnya terharu sekaligus merinding, yaitu disaat memandikan jenazah Zaki, tidak ada bau menyengat layaknya tubuh orang terbakar.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Bupati Cellica didampingi Kapolres Karawang Aldi Subartono dan Dandim 0604 Karawang Letkol (Kav) Makhdum Habiburrahman menjenguk kedua orang tua almarhum Rizaki Reahan Bakri (11) korban meninggal kebakaran Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Duka menyelimuti keluarga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.

Salah satunya ialah keluarga santri bernama Rizaki Reahan Bakri (11).

Almarhum menjadi jasad terakhir yang teridentifikasi pihak Forensik RSUD Karawang dan Kepolisian Polres Karawang.

Zaki sapaannya merupakan anak terakhir dari lima bersaudara putra pasangan Bakri dan Rani yang tinggal di Perumahan Palumbon Tessa, Palumbonsari Kecamatan Karawang Timur.

Baca juga: Kisah Petugas Damkar Cium Wangi Harum saat Evakuasi Jasad Santri Korban Kebakaran Ponpes di Karawang

Baca juga: Sempat Kesulitan, Satu Santri Korban Kebakaran Ponpes Karawang Akhirnya Terindentifikasi dari Gigi

Bakri ayah Zaki bercerita almarhum sudah genap empat tahun mengenyam pendidikan di Ponpes tersebut.

Keputusanya menjadi santri bukan atas dasar desakan kedua orang tuanya, melainkan dari keinginanya sendiri.

"Zaki masuk pesantren keinginan sendiri, ingin mondok katanya biar jadi anak soleh. Biar bisa bawa orang tua ke Surga," ujar Bakri.

Saat mendengar kabar kejadian terbakarnya Ponpes Miftahul Khoirot dirinya tengah berada di Jakarta.

Ia mengaku sempat kaget dan langsung menyuruh kakak tertua Zaki menuju lokasi pondok sekadar memastikan bagaimana kondisi Zaki.

BERITA VIDEO  MORENO SEJAK PAUD INGIN JADI HAFIZ QURAN

"Tapi kata orang pondok kalau tidak ketemu di area pondok. Keluarga diminta untuk datang ke RSUD. Tapi orang pondok engga kasih tau anak saya meninggal bilangnya hanya luka bakar saja," terangnya.

Ia juga mengaku tidak punya firasat apapun mengenai kepergian Zaki.

Namun, menurut cerita anak ke-empatnya, yakni kakak Zaki, beberapa hari sebelum kejadian itu sering merengek minta uang jajan.

"Jadi anak saya yang mondok di Ponpes itu ada 2, yakni Zaki dan tetehnya. Nah katanya si Zaki ini kok tumben sering minta uang jajan. Zaki bilang katanya untuk yang terakhir kali saja. Besok tidak minta lagi," katanya.

Ia menyatakan keluarga telah ikhlas menerima peristiwa yang menimpa Zaki. Semua yang terjadi ia percaya karena takdir Allah SWT.

Baca juga: Moreno Aditya Jadi Korban Kebakaran Ponpes di Karawang, Keluarga: Ingin Jadi Hafiz Quran Sejak PAUD

Baca juga: Pasca Kebakaran Ponpes di Karawang, Wagub Jabar: Masyarakat Jangan Takut Masukkan Anak ke Pesantren

Ada satu hal yang membuatnya terharu sekaligus merinding, yaitu disaat memandikan jenazah Zaki, tidak ada bau menyengat layaknya tubuh orang terbakar.

"Saya sama kakaknya sempat memandikan jenazah Zaki engga ada bau bekas kebakar," ucapnya.

Selain itu juga, setelah dimakamkan pada Selasa 22 Februari 2022 pagi. Saat malam harinya tercium wangi harum bunga. Padahal di rumah tidak ada yang menaruh bunga waupun memakai wangi-wangian.

"Selasa pagi kami makamkan, tapi malam harinya di dalam rumah kami ada bau wangi banget. Padahal tidak ada yang menaruh bunga engga ada yang pakai minyak wangi," terang dia.

BERITA VIDEO : TIM PUSLABFOR MABES POLRI AMBIL BEBERAPA SAMPEL

Sementara itu Bupati Cellica didampingi Kapolres Karawang Aldi Subartono dan Dandim 0604 Karawang Letkol (Kav) Makhdum Habiburrahman berkesempatan menjenguk kedua orang tua almarhum Zaki sekaligus menyampaikan duka cita dan memberikan bantuan.

Selain ke rumah Zaki, Cellica bersama Kapolres dan Dandim juga ke rumah duka lainnya korban kebakaran Ponpes Miftahul Khoirot.

Kabar duka untuk dunia pesantren, delapan orang santri  Pondok Pesantren Hafizd Miftahul Khoirot Karawang meninggal dan tiga luka-luka, pada Senin, 21 Februari 2022 kemarin.

Delapan orang santri yang meninggal ini sebelumnya tidak bisa menyelamatkan diri dari lahapan si jago merah saat mereka tidur siang di lantai dua gedung pesantren.

Diduga penyebab kebakaran karena percikan api dari kipas angin yang mengalami korsleting lalu mengenai kasur di asrama lantai 2 tersebut. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved