Berita Nasional
Apa Perbedaan Hepatitis Akut Berat dengan Hepatitis A, B, C, D, dan E?
Apa perbedaan hepatitis akut berat ini dengan hepatitis lain yang sudah ada seperti hepatitis A, B, C, D, dan E?
TRIBUNBEKASI.COM - Publik dihebohkan kemunculan penyakit hepatitis akut berat.
Kemunculan hepatitis akut berat ini pun memang langsung menyita perhatian dunia.
Meski bukan penyakit baru, hepatitis akut berat ini menjadi misterius dan terus diteliti lanjut asal muasalnya.
Lantas apa perbedaan hepatitis akut berat ini dengan hepatitis lain yang sudah ada seperti hepatitis A, B, C, D, dan E?
Baca juga: Dinkes Karawang Imbau Masyarakat Waspada Hepatitis Akut Misterius, Simak Gejala-gejalanya
Baca juga: Dinkes Karawang Imbau Warga untuk Waspada Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejala-Gejalanya
Baca juga: Tangani Penyakit Hepatitis Akut, Kemenkes Akhirnya Bentuk Komite Ahli
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan gejala yang timbulkan penyakit baru ini mirip dengan hepatitis sebelum.
Namun saat diperiksa dan dites dilaboratorium tidak ditemukan atau negatif hepatitis A, B, C, D, dan E.
"Penyakit hepatitis akut berat ini dapat membuat gagal liver yang terpaksa harus dicangkok," katanya di konferensi pers virtual, Jumat (14/5/2022).
Di Inggris misalnya, dilaporkan ada 11 pasien yang harus menjalani transplantasi hati.
Sementara di Amerika ada 14 persen dari 109 pasien.
"Jadi hampir sama ada belasan anak yg dicangkok. Jadi memang kondisi hepatitis akut berat ini kalau pas diperiksa hepatitis yang diketahui (A-E ternyata negatif)," ungkapnya.
Dokter Spesialis anak RSIA Bunda Jakarta dan Ahli Gastro Hepatologi Ariani Dewi Widodo memaparkan, dampak yang ditimbulkan dari hepatitis akut ini adalah kerusakan hati.
Apabila terjadi kerusakan hati, maka fungsi hati yang tentu sangat penting bagi tubuh ini bisa terganggu.
Contohnya pertama gangguan pembekuan darah.
Jadi bisa terjadi risiko perdarahan yang lebih tinggi.
Kedua gangguan pembentukan beberapa protein sehingga ganggu metabolisme tubuh dan hati itu mempunyai fungsi lain juga misalnya metabolisme dalam tubuh.
"Karena itu organ hati ini penting bagi tubuh kita," ucapnya.
Kemenkes Akhirnya Bentuk Komite Ahli
Melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Pemerintah telah membentuk komite ahli sebagai salah satu upaya menangani penyakit hepatitis akut misterius.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril Sp.P MPH mengatakan bahwa tim tersebut melibatkan bukan hanya personel dari Kementerian Kesehatan saja, melainkan juga profesi dan para ahli.
"Melibatkan para pakar untuk melakukan diskusi, untuk langkah-langkah untuk menangani kasus hepatitis ini," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/5/2022).
Direktur RSPI Sulianti Suroso ini mengatakan, tim bekerja untuk merumuskan setiap langkah penanganan.
Mulai dari prevention atau pencegahan, kemudian diagnosis dan juga penata laksanaan sebagai contoh penatalaksanaan.
"Saya sendiri sudah masuk dalam tim itu. Pak Menkes dengan gerakan cepatnya telah membentuk tim komite ahli ini," tutur dokter Syahril.
Ia memaparkan, sebagai contoh penatalaksanaan atau pengobatan atau perawatan pasien hepatitis ini telah dibuat pedoman oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga bersama para ahli.
"Pedoman ini yang dipakai di seluruh Indonesia termasuk bagaimana langkah-langkah di dalam pemeriksaan laboratorium dengan urutan-urutannya," tegasnya.
Hingga 11 Mei 2022, ada 18 kasus dugaan hepatitis akut yang ada di Indonesia.
Sebanyak 18 kasus itu tersebar di tujuh provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.
Gejala Hepatitis Akut
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit hepatitis akut misterius.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Karawang, dr Yayuk Sri Rahayu akui, dari perkembangan baik di dunia maupun di nasional, dilaporkan pada 5 April 2022 ini pertama di Inggris.
Kemudian pada 8 April negara-negara mulai melaporkan dan 15 April WHO menetapkan sebagai KLB atau kejadian luar biasa.
“Kalau kita lihat penyebabnya ini, kita belum mengetahui penyebabnya dari hepatitis berat, jadi bukan ditimbulkan, oleh karena penyebab hepatitis yang biasanya yakni hepatitis A, B, C, D dan E, jadi bukan karena hepatitis tersebut” ujarnya, pada Sabtu (14/5/2022).
Dia menambahkan, pada 21 April sudah ada 12 negara yang melaporkan dengan jumlah kasus 170 dan untuk di Indonesia dilaporkan sejak 16 sampai 30 April 2022.
Ada tiga dugaan kasus pasien anak hepatitis akut dengan kondisi meninggal, dan untuk di Karawang sampai saat ini tidak ada.
“Maka kita menyampaikan untuk kewaspadaan kejadian hepatitis akut yang mana belum diketahui penyebabnya."
"Untuk yang di Indonesia berdasarkan data tiga anak ini usianya 10 tahun, 8 tahun dan 1 tahun. Untuk Karawang Alhamdulillah tidak ada dan mudah-mudahan tidak pernah ada namun perlu kewaspadaan,” ucap dia.
Dikatakan Yayuk, kasus hepatitis berat atau akut yang belum diketahui penyebabnya ini bisa menyerang 1 bulan sampai 16 tahun bahkan dapat menyerang juga usia di atas 16 tahun.
"Tapi yang perlu untuk kita waspadai dan kasus yang ada ini dari usia 1 bulan sampai 16 tahun, dengan gejala yang muncul gejala awal adalah dengan adanya kondisi mual, kemudian muntah, diare berat, kemudian juga demam ringan,” imbuhnya.
Untuk gejala lanjutannya, kata dr Yayuk, air kencing berwarna agak gelap seperti teh dan juga buang air besarnya berwarna putih pucat.
Kemudian, warna mata kemudian juga kulit menguning, muncul pembekuan darah, kejang-kejang dan sampai timbul kesadaran menurun, dan lebih fatalnya bisa menyebabkan kematian dalam waktu yang cepat.
“Kemarin saya dapat info dari ahli bisa 3 atau 4 hari bisa menyebabkan kematian, gejalanya hampir sama seperti tifus dan demam berdarah,"
"Makanya ketika ada keluhan seperti ini kita benar-benar warga Karawang harus mewaspadai apalagi di bawah usia 16 tahun,"
"Kemudian harus bagaimana upayanya jangan sampai terlambat jika terjadi gejala yang lebih lanjut apalagi sampai terjadinya penurunan kesadaran yang akhirnya akan tidak tertolong,” paparnya.
Yayuk menambahkan, saat ini belum diketahui penyebabnya, namun bisa melakukan upaya-upaya mencegah anak dari hepatitis akut.
Sebab, penyakit hepatitis ini menyerang saluran pencernaannya.
Sehingga bisa melakukan upaya pencegahan melalui dua hal yaitu saluran pencernaan dan saluran pernafasan.
"Di saluran pencernaan kita melakukan pencegahannya yang pertama dengan selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,"
"jadi menularnya ini secara umum dari makanan atau minuman itu bisa masuk ke dalam pencernaan."
"Kedua pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, kemudian yang ketiga kita tidak boleh bergantian alat makan seperti sendok, piring dan gelas,” kata dia.
Dengan demikian, Yayuk mengimbau kepada semua masyarakat Karawang untuk tetap waspada dan mengenali gejala-gejala awal pada hepatitis akut seperti:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut dan
- Demam ringan
"Jika muncul gejala-gejala jangan panik dan segera bawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk peroleh pertolongan"
"dan jangan sampai menunggu gejala lanjutan muncul. Semoga Karawang tetap sehat, Insyaallah terhindar dari penyakit ini,” ujarnya.
(Tribunnews.com/TribunBekasi.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/ilustrasi-hepatitis.jpg)