Berita Nasional
Menkominfo Sebut Semangat Hari Kebangkitan Nasional Sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia
Semangat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), papar Menkominfo Johnny G Plate, sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia.
TRIBUNBEKASI.COM - Semangat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), papar Menkominfo Johnny G Plate, sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia.
Hal itu dikatakannya saat memimpin Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2022, Jumat (20/05/2022).
Upacara Harkitnas itu berlangsung secara hibrida dari halaman Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat.
"Semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk kita kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini."
Baca juga: Pandemi Masih Terjadi, Dinkes Kota Bekasi Minta Warga Bijak Saat Lepas Masker di Area Terbuka
Baca juga: Hari Kebangkitan Nasional, Menkominfo Ajak Warga Indonesia Kembali Bangkit dari Era Pandemi Covid-19
Baca juga: Sebanyak 1.818 Warga Pendatang Baru Ajukan Permohonan Pindah ke Kota Bekasi, Berikut Ini Penyebabnya
"Semangat cita-cita kebangkitan nasional tersebut sejalan dengan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang tahun ini dipimpin oleh Indonesia," ujarnya
Johnny mengajak seluruh elemen bangsa kembali memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional.
"Mari sejenak kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional," ajaknya.
Diakuinya, hari lahir perkumpulan Boedi Oetomo ditetapkan Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948 sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia.
Penetapan itu merupakan upaya pemimpin bangsa dalam mencegah ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan bangsa.
"Kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi, di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa."
"Kelahiran Boedi Oetomo mempelopori terciptanya organisasi pergerakan di masa selanjutnya seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan Muhammadiyah," jelasnya.
Johnny mengakui, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan jadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.
"Organisasi yang menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan jadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan," tandasnya.
Johnny menyatakan Boedi Oetomo yang didirikan Dr Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908, juga memiliki tujuan mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia.
"Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan."