Berita Nasional
Siapkan Destinasi Berkualitas untuk Even Dunia, Menparekraf Sambangi Desa Wisata Pariangan
Nagari Pariangan atau Desa Wisata Pariangan itu pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terindah dalam artikel World Sixteen Most Futures Village.
TRIBUNBEKASI.COM — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi Desa Wisata Pariangan di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini.
Kunjungan Menparekraf itu terkait Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 sekaligus mendorong penyiapan destinasi berkualitas demi menyambut sejumlah even besar dunia yang bakal digelar di objek wisata Nagari Pariangan itu.
Sandiaga meminta agar jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama-sama pemerintah pusat untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah event besar Visit Sumatera Barat 2023.
”Kita merangkaikan beberapa kegiatan kita di sini dalam rangka mendukung Visit Sumatera Barat 2023. Dan salah satu even besarnya adalah muktamar ulama sedunia dan juga World Islamic Economic Trade Forum 2023 dengan topik pariwisata halal," ungkap Menparekraf Sandiaga Uno dalam pernyataan resminya.
"Nah, untuk kesiapan bagi even yang sangat besar itu kita harus siapkan juga destinasi-destinasi berkualitas dan berkelanjutan," sambungnya.
Baca juga: Pengemudi Avanza Diduga Mengantuk, Tabrak Kendaraan Lain Hingga Mobilnya Ringsek
Baca juga: Gara-gara Disiram Air Keras Ayahnya, Kelopak Mata Balita Ini Tak Bisa Ditutup, Hari Ini Dioperasi
Sandiaga juga menyatakan bahwa Kemenparekraf bersama Astra akan mengembangkan nagari-nagari, desa-desa wisata di Kabupaten/kota di Sumatera Barat.
Sandi menyebut bahwa obyek wisata Nagari Pariangan atau Desa Wisata Pariangan itu pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terindah dalam artikel World Sixteen Most Futures Village.
Bahkan, media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget, menetapkan Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia, seperti Niagara on The Lake di Kanada, Cresky Krumlov di Republik Ceko, Wengen di Swiss, Shirakawa-go di Jepang, dan Eze di Prancis pada 2012.
Nagari Pariangan merupakan satu dari 50 Desa Terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit program ADWI 2022.
Desa tersebut akan diberikan pembinaan dan pengembangan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) selama satu tahun.
Baca juga: Makin Turun, Harga Emas Batangan Antam Selasa Ini Jadi Rp 966.000 Per Gram, Simak Daftarnya
Baca juga: Bareskrim Bakal Periksa Kembali Dua Petinggi ACT untuk Ketiga Kalinya Hari Selasa Ini
Sandi menerangkan, salah satu cara membumikan Nagari Tuo Pariangan adalah melalui konsep community base tourism atau pariwisata berbasis masyarakat.
”Bahwa masyarakatlah yang akan mengelola, masyarakatlah yang akan membina, masyarakatlah yang akan membimbing, masyarakat Nagari Tu Pariangan lah yang akan membawa peluang ekonomi, sehingga terciptalah lapangan kerja. Kami di pemerintah, kabupaten, provinsi, dan pusat memfasilitasi. Dan dengan begitu sangat membumi, sangat mengakar. Karena siapa pelakunya. Pelakunya adalah masyarakat sendiri,” ungkap Sandi.
Untuk menjaga keberlanjutan desa wisata, Kemenparekraf/Baparekraf dan dewan juri menguji pengelola desa wisata, salah satunya kelembagaan.
Langkah berikutnya, kata Sandi, adalah dengan menggandeng Astra, karena sebagai pihak swasta Astra ini tidak ikut siklus politik.
"Astra ini akan terus membina masyarakat karena kepentingannya adalah bagaimana ini menjadi Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra. Itu KPI -nya. Jadi kami merangkul mereka," kata Sandi.
Baca juga: Tas Isi Rp 10 Juta Milik Penumpang Tertinggal, Sopir Taksi Online Ini Malah Gunakan untuk Foya-Foya
Baca juga: Produksi Film Ivanna, Manoj Punjabi Nyaris Habiskan Dana Rp 12 Miliar
"Saya enggak ingin Desa Wisata Pariangan ini tidak berkelanjutan, tidak berkualitas. Nah, gimana caranya ini juga bisa bermanfaat bagi masyarakat. Karena ujungnya itu adalah lapangan pekerjaan, peluang usaha, kesejahteraan masyarakat. Dan kita ingin mengukur pariwisata itu berdampak ekonomi masyarakat semakin meningkat,” tandas Sandi.
Potensi wisata Pariangan
Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan.
Lokasinya sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi.
Nagari Pariangan yang memiliki luas 17,97 kilometer persegi berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang.
Tak hanya juara karena keindahannya, berada di ketinggian sekitar 500 – 700 meter di atas permukaan laut membuat udara di Nagari Pariangan begitu sejuk.
Baca juga: Diduga Lecehkan dan Todong Pistol Istri Kadiv Propam, Brigadir Nopryansah Tewas Didor Rekan
Baca juga: Catlin Halderman Kisahkan Sulitnya Jadi Gadis Separuh Tunanetra di Film Terbarunya
Secara geografis, Gunung Marapi masih aktif hingga saat ini. Gunung tersebut terakhir meletus pada 2014.
Berada di wilayah pegunungan membuat panorama alam di Nagari Pariangan begitu luar biasa.
Beberapa paket wisata alam dan buatan yang ditawarkan di Pariangan di antaranya; Rice Fields Walk, trekking air terjun, dan berkemah di Puncak Aro.
Dalam ranah seni dan budaya, Pariangan memiliki alat musik Talempong Pacik.
Pacik dalam bahasa Indonesia berarti pegang. Jadi Talempong pacik adalah alat musik yang dibunyikan dengan cara dipegang dan dipukul.
Baca juga: Diperiksa Nyaris 13 Jam, Mantan Presiden ACT Ahyudin Tegaskan Santunan Boeing Bukan Bentuk Uang
Baca juga: Belasan Kamera CCTV Dipasang, Selain Kriminalitas Awasi Pembuang Sampah Sembarang dan Tawuran Remaja
Talempong pacik dimainkan dengan cara dijinjing dengan tangan kiri dan dipukul dengan stik menggunakan tangan kanan.
Lalu ada Tari Piriang, yaitu tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring.
Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari tangan.
Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau silek.
Sementara untuk suguhan kulinernya, wisatawan dapat mencicipi Dakak Dakak dan Kopi Kawa Daun.
Baca juga: Buktikan Laporan Palsu Medina Zein, Marissya Icha Posting Rekaman CCTV: Didorong dan Dilecehkan
Baca juga: Tujuh Jemaah Haji Asal Jawa Barat Meninggal di Tanah Suci, Bagaimana dengan Kota Bekasi?
Sebagai buah tangan, wisatawan bisa membawa Batik Ampas Kopi, alat musik saluang dan bansi serta kerajinan rajutan.
Untuk kebutuhan penginapan, wisatawan dapat bermalam di homestay.
Ada tujuh bangunan yang meliputi tiga bangunan berupa bangunan Rumah Gadang dan empat bangunan beton.
Itu semua telah lengkap dengan fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan wisatawan untuk bermalam.